URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 64 users
Total Pengunjung: 6224166 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MENGENAL SUNAN GIRI - 1 
Penulis: Pejuang Islam [ 6/9/2016 ]
 
MENGENAL SUNAN GIRI - 1

 Luthfi Bashori


 (dinukil dari buku Kisah Walisongo, karangan Baidlowi Syamsuri)

JAKA SAMUDRA

Sore hari ketika matahari hendak tenggelam nampak bersinar kuning keemasan menambah indahnya pemandangan alam. Sementara di laut Selat Bali sibuk dengan gelombangnya membawa apa saja yang terapung di permukaannya ke arah yang tidak menentu.

Demikian juga halnya peti yang berisi bayi anak Dewi Sekar Dadu nampak timbul tenggelam dipermainkan gelombang laut. Bagi siapa saja yang melihat dan tahu peti itu berisi bayi, pasti merasa sedih dan takut, karena menurut perhitungan manusia, tentulah peti itu akan tenggelam dan matilah bayi yang didalamnya itu.

Tetapi perhitungan manusia tidak selamanya akan menjadi kenyataan. Allah Maha Mengetahui lagi Bijaksana, sekalipun rencana Patih Bajul Sengara itu dilakukan dengan seksama, namun rencana Allahlah yang lebih baik dari semua itu.

Maka dengan kehendak Allah jua, ketika hari telah malam ada sebuah kapal dagang dari Gresik melintas di Selat Bali dan menubruk peti itu. Sungguh aneh sekali, tiba-tiba kapal itu macet, tidak dapat bergerak untuk maju atau mundur.

Nahkoda memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa apa yang telah terjadi. Dua orang turun ke laut untuk menelitinya, ternyata kapal itu tidak menubruk, kecuali hanya peti kecil yang berukir indah. Nahkoda pun memerintahkan untuk membawa peti itu ke atas kapal.

Mereka kagum melihat peti dengan ukiran melambangkan milik kaum bangsawan tempat penyimpanan barang-barang berharga. Maka mereka ingin segera tahu barang berharga apa saja yang ada di dalamnya. Dengan hati berdebar-debar dibukanya peti itu, tiba-tiba mereka menjadi terkejut keheranan setelah ternyata isi peti itu adalah seorang bayi lelaki yang tampan.

``Benar-benar terkutuk orang yang membuang bayi ini`` Ujar nahkoda. Di samping itu juga mmerasa gembira karena dapat menyelamatkan jiwa seorang bayi dari ancaman keganasan gelombang laut.

Kemudian mereka meneruskan pelayarannya menuju ke Pulau Bali. Tetapi terjadi keanehan lagi, ketika kapal digerakkan maju, kapal itu tetap tidak bergerak, seolah-olah kapal itu tidak mau diajak meneruskan perjalanannya ke Bali.

Setelah berulang-ulang dicobanya tetap tidak dapat maju, tetapi ketika diputar membalik ke arah Gresik, kapal itu pun melaju dengan kecepatannya. ``Aneh sekali...`` Pikir nahkoda kapal itu.

Maka nahkoda itu berkata kepada anak buahnya: Biar saja kita kembali pulang dan melaporkan apa adanya kepada nahkoda kita. Tanpa halangan suatu apa pun, dengan lebih cepat dari biasanya kapal itu melaju, sehingga mereka cepat pula tiba di Pelabuhan Gresik.

Nahkoda kapal yang bernama Abu Hurairah bergegas menemui majikannya yang bernama Nyai Ageng Pinatih seorang janda kaya raya di Gresik. Mula-mula Nyai Ageng Pinatih marah sekali, setelah melihat Abu Hurairah tidak jadi berdagang ke Bali lagi.

Abu Hurairah hanya membisu saja seraya menyerahkan sebuah peti kepada Nyai Ageng Pinatih. ``Peti apa yang kau berikan padaku ini?`` tanya Nyai Ageng Pinatih. ``Persilahkan Nyai membuka sendiri`` sahut Abu Hurairah.

Hai..., bayi siapa yang kau bawa ini...? Tanya Nyai Ageng Pinatih setelah membuka peti itu. Kemudian Abu Hurairah menceritakan semua kejadian yang tak pernah dialami sebelumnya.

Ketika mengangkat bayi itu, tiba-tiba Nyai Ageng Pinatih tertarik dan sangat menyukainya. Lagi pula karena Nyai Ageng Pinatih yang tidak mempunyai seorang anak pun, telah lama merindukan seorang anak tempat bergantung masa tuanya.

``Kemudian apa maksudmu`` tanya Nyai Ageng Pinatih lagi kepada Abu Hurairah. Maka Abu Hurairah menjawab: Sebenarnya banyak diantara kami yang ingin mengambil bayi ini sebagai anak. Tetapi setelah kami ingat bahwa Nyai tidak mempunyai anak seorang pun, maka lebih baik lagi kalau Nyai berkenan memelihara dan mendidik bayi ini.

Mendengar ucapan Abu Hurairah itu, bukan main girangngnya Nyai Ageng Pinatih. Ia berkata di dalam hati: Kini aku telah mendapat seorang putra yang tampan lagi beribawa kiranya. Seketika itu Nyai Ageng Pinatih memberi hadiah kepada Abu Hurairah beserta anak buahnya.

Karena bayi itu ditemukan di tengah Samudra, maka oleh Nyai Ageng Pinatih diberi nama ``Jaka Samudra``. Demikian Jaka Samudra yang kemudian dipelihara dan dibesarkan Nyai Ageng Pinatih dengan penuh kasih sayang, sebagaimana kasih sayang seorang ibu kandung.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam