URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 310 users
Total Pengunjung: 6224431 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BAPAK HARAM INDONESIA 
Penulis: Pejuang Islam [ 9/9/2016 ]
 
BAPAK HARAM INDONESIA

 Luthfi Bashori


 Aneh-aneh saja masyarakat di kampungku, yang sedikit mempunyai kebiasaan `latah` dan sukanya ikut-ikutan.

Karena Pak Karno mendapat gelar Bapak Proklamator Indonesia dan Pak Harto mendapatkan gelar Bapak Pembangunan Indonesia, maka muncullah istilah aneh-aneh di kampungku.

Ada seorang bernama Cak Di, yang rajin buang sampah, dan tidak pernah telat membersikan sampah dari rumahnya, sekaligus ikut rajin memindahkan isi tong sampah ke tempat pengangkutan, maka warga kampungku secara kompak menjulukinya sebagai Bapak Sampah Indonesia.

Waktu Bu RT melaksanakan hajatan keluarga, ternyata Bu RT menyuguhkan kuwe lumpur yang rasanya super enak, dengan bentuknya yang jumbo, maka dalam pembicaraan masyarakat tercipta predikat baru bagi Bu RT, yaitu Ibu Lumpur Indonesia.

Predikat demi predikat dan gelar demi gelar menjadi semakin hari semakin marak di kampungku dan semakin variatif, ada Bapak Gudang Indonesia, karena tiap hari menjaga gudang, ada Bapak Tahlil Indonesia, Bapak Gali Kubur Indonesia, dan lain sebagainya.

Seminggu ini ada istilah yang baru muncul di kampungku, yaitu Bapak Haram Indonesia. Pasalnya, ada penduduk baru yang nge-kost di salah satu rumah warga yang berada di ujung kampung. Saat ia minta izin Pak RT, ia menunjukkan KTP Islam, dan memasang tulisan kaligrafi Arab di ruang tamunya. Tapi aneh, pada awal bulan berikutnya mulai berdatangan para tamu dari sahabat-sahabatnya yang mengenakan pakaian beridentitas non muslim, dari beberapa agama. Bahkan ada juga yang menggunakan identitas tidak jelas, dan ternyata adalah pengikut aliran sesat yang kian marak berkembang di Indonesia.

Tentu saja orang-orang kampungku yang kebetulan 100 persen muslim taat, menjadi gerah oleh perilaku pendatang baru itu.

Cak Mun : Loh, penghuni baru itu namanya siapa sih ?

Pak Sani : Kata Pak RT, namanya Amang.

Cak Mun : Apa benar dia muslim ?

Subroto : Ngakunya sih Islam, tapi penganut Pluralisme

Pak Sani : Maksudnya apa Pluralisme itu ?

Subroto : Paham baru yang mengatakan bahwa semua agama itu sama-sama benar, jadi menurut mereka nggak ada seorangpun dari penganut agama yang masuk neraka, tetapi semuanya akan masuk sorga.

Buyung : Looh, kok aneh, jadi mereka itu menyamakan antara orang Islam dengan orang kafir doong ... ! Itu sih pemahaman ngawuur bin ngacau...

Cak Mun : Jauh-jauh hari, saya sudah pernah dengar kalau Pluralisme itu sudah diharamkan oleh MUI dalam 11 Fatwanya yang dikeluarkan dulu.

Subroto : Wah, coba deh kita cari copy-annya Fatwa MUI itu, kalau memang sudah pernah dilarang, yaa mending kita cegah saja lewat Pak RT, agar perilaku haram dan kemungkaran aqidah itu nggak dikembangkan oleh Amang di kampung kita ini.

Pak Sani : Berarti pantas juga loh, kalau Amang ini kita panggil Bapak Haram Indonesia, gimana teman-teman, setuju nggaak ?

Warga : Setujuuuu ... ! Berati mulai hari ini Amang kita panggil : BAPAK HARAM INDONESIA.


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Abdullah  - Kota: kudus
Tanggal: 19/1/2010
 
Setuju ... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah. Tidak salah MUI mengeluarkan 11 Fatwa-nya.

2.
Pengirim: Abu Hanief  - Kota: Malang
Tanggal: 27/1/2010
 
Subhanallah sebuah cerita yg cukup mewakili kegusaran kita terhadap opini masyarakat yg semakin "mengidolakan" aktor subhat dalam agama ini., semoga Allah memudahkan urusan antum gus.Jazakallah khoiron katsir. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan dapat memotivasi kesadaran umat Islam Indonesia

3.
Pengirim: abdan  - Kota: Malang
Tanggal: 28/1/2010
 
saya juga setuuuujuuuuuuu...! 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Seluruh musibah di dunia ini nilainya sangatlah kecil dibanding musibah yang menimpa aqidah umat Islam.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam