BERPAKAIAN GLAMOR BUKAN AJARAN NABI
Luthfi Bashori
Untuk menjadi seorang muslim itu terpandang di hadapan Allah itu, bukan tergantung dari tata cara berpakaiannya, namun bagaimana cara ia menjalin hubungannya dengan Allah lewat kualitas ibadah yang diamalkannya.
Terkadang ada orang yang hanya mengandalkan tampilan pakaian luar untuk menampakkan kemuliaan dirinya di hadapan khalayak, sekalipun hatinya jauh dari Allah sang Pencipta. Ada pula orang yang selalu mengejar kedudukan dan jabatan di tengah masyarakat, namun ia lupa bahwa kehormatan dan ketinggian derajat seorang muslim itu justru seberapa mulianya ia di sisi Alah.
Sy. Abi Umamah bin Tsa’labah mengutarakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya pakaian sederhana itu termasuk iman. Sesungguhnya pakaian sederhana itu termasuk iman.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Pakaian sederhana itu bukan berarti berbaju kotor, degil dan lusuh, tapi disunnahkan untuk memakai baju bersih, suci dan rapi, hingga tampak indah dipandang mata, namun bukan berpakaian yang terkesan glamor dan bermewah-mewahan.
Sy. Abu Burdah RA menceritakan bahwa suatu saat ia berkunjung ke rumah St. Aisyah RA. Ketika St. Aisyah menemui para shahabat, beliau membawa gamis bertambal dan kain sarung yang tebal lagi kasar buatan negeri Yaman. Lalu beliau bersumpah bahwa ketika Rasulullah SAW wafat, kedua pakaian ini melekat pada tubuh Rasulullah SAW. (HR. Al-Bukhari).
Di saat ada orang yang mampu membeli pakaian serba mahal, mewah, berkelas dan keren, sebut saja jenis baju batik tulis yang berkualitas super, maka tentu harganya bisa mencapai jutaan rupiah, tapi ia lebih memilih beli baju putih tak bermotif dengan bahan yang sederhana dan ekonomis, namun tetap menjaga tampilan indah dan rapi, ternyata pengobanan atas rasa gengsi yang dimiliki setiap orang seperti itu, akan mendorong dirinya untuk mendapatkan pangkat yang tingi di akhirat nanti.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Sy. Sahl bin Mu’adz bin Anas, beliau mendengar dari bapaknya, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan pakaian yang mahal karena ingin menundukkan dirinya kepada Allah, padahal ia sanggup membelinya, maka kelak Allah akan memanggilnya dari atas puncak-puncak kepala manusia. Lalu kepadanya diberi pilihan untuk menegaskan perhiasan-perhiasan iman yang ia sukai.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Yang terbaik bagi setiap muslim adalah meniru bentuk, jenis dan tata cara Rasululah SAW berpakaian, sedangkan bagi para muslimat hendaklah meniru penampilan para istri Rasulullah SAW yang rata-rata memilih hidup sederhana termasuk tata cara berpakaian.
St. Ummu Salamah RA menuturkan, “Pakaian yang paling disenangi oleh Rasulullah SAW adalah gamis.”(HR. Tiga Ahli Hadist, dan disahkan oleh At-Tirmidzi).
Jadi, jika ada seoranmg muslim yang lebih memilih bergamis atau berjubah sebagai pakaian sehari-hari bagi dirinya, maka sesungguhnya ia telah mengikuti salah satu sunnah tata cara berpakaian yang islami ala Rasululah SAW.