URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 197 users
Total Pengunjung: 6224309 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
JIWA-JIWA YANG BERPENYAKITAN  
Penulis: Pejuang Islam [ 9/9/2016 ]
 
JIWA-JIWA YANG BERPENYAKITAN

 Luthfi Bashori

 Banyak orang Indonesia yang sedang sakit, namun tidak banyak dokter yang mampu menyembuhkannya secara tuntas. Baik itu penyakit ringan maupun penyakit kronis, terutama penyakit jiwa dan aqidah yang sedang marak menggerogoti bangsa Indonesia.

Teringat fenomena Ponari. Dalam kasus Ponari, kita tidak akan menyoroti figur sang dukun kecil Ponari, bahkan dari sisi tinjauan agama sekalipun. Namun yang ingin kita cermati, justru kedatangan ribuan manusia berpenyakitan yang menyerbu kediaman Ponari.

Dikatakan bangsa Indonesia ini berpenyakitan, karena yang datang kepada Ponari saat itu hampir dari segala pelosok negeri. Andaikata saja aparat tidak sigap menutup parktek Ponari, tentu para manusia berpenyakitan akan semakin membludak. Alhamdulillah, berkat kesigapan aparat, maka bangsa Indonesia rupanya mulai sadar, bahwa hakikatnya kesaktian Ponari hanyalah berkat bollow-up semu dari media massa, sehingga sedikit demi sedikit mereka tinggalkan fenomena Ponari, dan mereka mulai hidup normal seperti hari-hari sebelumnya.

Kini yang perlu diwaspadai dan dicegah, adalah timbulnya Ponari-Ponari berikutnya yang dapat `menyihir` masyarakat yang sehat menjadi bangsa yang berpenyakitan. Seperti kesalahan sebagian masyarakat yang meyakini tanah kuburan seorang tokoh idola untuk obat penyakit, hingga mereka berebut mengambilnya.

Jika hal ini dibiarkan, apalagi dibollow-up oleh media massa, bisa-bisa penyakit bangsa Indonesia yang sudah berangsur sembuh akan timbul lagi, dan akan berjibun kembali manusia-manusia berpenyakitan yang tampil ke permukaan.

Tapi, bagaimanapun juga bangsa Indonesia ini, memang bisa dikatakan sedang sakit jiwa, karena mereka tidak lagi takut terhadap segala macam ancaman, termasuk ancaman Allah akan pedihnya siksa neraka bagi ahi maksiat.

Bahkan kini bermacam-macam kemaksiatan semakin merejalela saja di negeri yang berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Bangsa Indonesia juga tampaknya sedang diserang penyakit krisis kepercayaan hingga krisis kepemimpinan yang adil dan beradab.

Para pemimpin di negeri ini sudah tidak malu lagi melakukan tindak pidana semacam korupsi dan lainnya.

Bisa juga bangsa ini dikatakan sakit aqidah. Karena sudah banyak orang yang tidak tahu batas-batas mana yang diperbolehkan oleh agama dan mana yang tidak.

Kini upaya pengaburan batasan agama semakin marak, dan upaya pencampuradukan ajaran-ajaran dari agama-agama yang berbeda semakin vulgar.

Seorang muslim ada juga yang dengan senang hati menghadiri ritual agama lain atas nama kemanusiaan, sebut saja menghadiri ritual natalan. Sebaliknya karena hubungan persaudaraan antar manusia tanpa batas agama, mengharuskan ada muslim pluralis yang mati, maka para pelayatnya justru datang juga dari kalangan non muslim, mereka ikut mendoakan si muslim, tentunya dengan bahasa agama mereka masing-masing, yaitu dengan memohon kepada tuhannya masing-masing.

Tentu saja malaikat Mungkar dan Nakir akan semakin marah terhadap si mayyit tatkala mendengar kesyirikan dan kekafiran doa non muslim yang dilantunkan di atas tanah makam si muslim peganut pluralisme itu.

Tatkala Mungkar dan Nakir bertanya kepada mayyit: man rabbuka / siapa Tuhanmu ? Maka silih berganti para pelayat mendikte si mayyit dengan jawaban : Allah Tuahnku..., Yesus Tuhanku..., Sidharta Gautama Tuhanku..., Wisnu Tuhanku...., Shiwa Tuhanku... dst.

La haula walaa quwwata illaa billaah...

Jiwa-jiwa yang berpenyakitan...


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Abdul  - Kota: Jakarta
Tanggal: 6/1/2010
 
Assallammualaikum wr wb,

Pak Kyai yg sy hormati, sy mau bertanya bagaimana seandainya kita melayat teman sekantor yg berbeda agama. atau sebaliknya ada seorang muslim meninggal dunia, lalu teman2 kantornya melayat ke rumah duka atau ikut mengantar pemakaman. Kalau hal itu dilarang Apa yg seharusnya kita lakukan?Sebelumnya terima kasih pak Kyai. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sarankan agar keluarga/orang-orang dekat si mayit tidak mengikutkan non muslim pergi ke kuburan saat pemakaman, cukuplah ketemu keluarga mayyit di rumah duka dan mengatakan ikut berbela sungkawa. Yg terpenting lagi saat bergaul di tempat kerjaan dg non muslim yg memang diperbolehkan oleh syariat, tapi dg catatan tidak berlebihan menampakkan keakraban dan kasih sayang. Cukup dg saling menghormati. Istilahnya : pandai-pandailah menjaga jarak dengan non muslim, agar tidak menyesal saat meninggal dunia nanti.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam