URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 197 users
Total Pengunjung: 6224309 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HARI PERTAMA MASUK KOTA MADINAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 16/11/2018 ]
 
HARI PERTAMA MASUK KOTA MADINAH

Luthfi Bashori

Kami sampai di bandara Madinah pada waktu Maghrib menjelang Isya`.

Saat Hb. Zen Ba`abud mengambil koper di bagasi, saya pun keluar pintu gerbang, karena merasa tidak sabar memendam rasa kerinduan kepada kota Madinah.

Tiba-tiba ada seorang habib yang menyapa, "Assalamu alaikum.. apa antum Ust. Luthfi Bashori, ahlan wa sahlan..?"
(sambi merangkul saya).

Saya jawab, `Wa alaikum salam... afwan, antum siapa yaa.?"

"Ana Salim Alkaaf..!" Kata beliau. "Mana Hb. Zen Ba`bud ... ?"

"Itu .. Bib.. masih ambil tas di bagasi " Jawab saya.

Setelah mereka berdua bertemu, barulah saya tahu, ternyata yang memberitahu kedatangan kami berdua adalah H. Bakar, Johor Malaysia yang rumahnya itu, adalah tempat mangkal kami berdua jika sedang Safari Dakwah di Johor.

Maka kami bertiga pun naik taksi menuju Syuqqah, yang di sana sudah ditunggu oleh Akh Najiyullah, kawan yang bantu membookingkannya untuk kami.

Herannya, kata Akh. Najiyullah bahwa sewa syuqqahnya perhari hanya 60 Real. Padahal ada 5 rangjang yang tersedia dalam satu kamar. Juga terdapat kulkas, kamar mandi air hangat dan WC.

Menurut kami, tempat penginapan ini super murah dengan fasilitas yang sangat cukup bagi kebutuhan kami berdua. Apalagi saya pribadi ingin bernostalgia menjadi mukimin seperti saat dulu selama 3 tahun hidup mukim di kota Madinah (1983-1985).

Menurut info yang saya dengar, hotel tempat penginapan jamaah Umrah di Madinah itu satu kamar harganya minimal 200 real, itupun tidak mudah mencarinya.

Setelah kami bersiap-siap ke Masjid Nabawi malam itu juga, maka Hb. Salim Alkaaf dan Akh. Najiyullah pamitan pulang.

Kami pun berangngkat berdua. Di dalam masjid Nabawi kami berjalan mengikuti arus kaum muslimin lainnya, masuk dari Babus Salam menuju ke arah Raudhah untuk antri bergiliran masuk Raudhah.

Begitu masuk Raudhah, maka kami berdua melaksanakan jamaah shalat Maghrib dan Isyak dengan jama` qashar. Setelah itu, barulah kami melaksanakan shalat sunnah masing-masing, tentunya dengan niat i`tikaf di Raudhah. Betapa nikmatnya dapat berlama-lama sujud kepada Allah di tempat yang sangat mulia itu.

Hingga sampailah waktunya para petugas Masjid untuk mempersilahkan kami keluar dari Raudhah, karena tempatnya harus bergantian dengan jamaah masjid lainnya.

Maka kami pun berjalan menuju tempat Muwajahah untuk berziarah kepada Baginda Rasulullah SAW, Sy. Abu Bakar Asshiddiq dan Sy. Umar bin Khatthab.

Alhamdulillah kondisi Muwajahah saat itu tidak terlalu padat pengunjung, hingga kami dapat berlama-lama meluapkan kerinduan kepada manusia tercinta nan mulia, baginda Rasulullah SAW.

Air mata pun tak terasa mengalir deras, tanpa dapat dibendung. Maka kami mengambil posisi berdiri yang agak belakang, untuk menghindari teguran penjaga masjid, agar dapat melampiaskan kerinduan dengan sepuas-puasnya kepada Nabi junjungan ummat, Sayyidina Muhammad SAW.

Karena, biasanya tak jarang para penjaga masjid itu sengaja menghardik para penziarah makam Baginda Rasulullah SAW.

"Maafkan kami ... Ya Habibi Ya Rasulallah SAW, kami sangat rindu kepada-mu, wahai kekasih hati... !"

ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم جاؤوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيما

"Bahwa sesungguhnya, apabila orang-orang itu berbuat dzalim pada dirinya sendiri (dengan bermaksiat), lantas mereka mendatangimu dan memohon ampun kepada Allah SWT dan Rasululullah pun memintakan ampun kepada Allah bagi mereka, niscaya mereka mendapatkan bahwa Allah itu maha pengampun dan penyayang"

Setelah puas melepaskan rindu dan memohon syafaat kepada Rasulullah SAW, kami keluar masjid untuk menuju pemakaman Baqi`, namun sayang di malam hari, pintu gerbang Baqi` ditutup, jadi kami hanya dapat berziarah dari luar pagar.

Sekitar pukul 23.30 kami kembali ke penginapan untuk istirahat setelah melakukan perjalanan panjang dari Surabaya jam 06.00 pagi, transit di Kuala Lumpur, dan berangkat lagi dari Kuala Lumpur pukul 15.00 waktu setempat, hingga menempuh perjalanan sekitar 9 jam untuk sampai di bandara Madinah.

BERSAMBUNG
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam