|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 6 users |
Total Hari Ini: 197 users |
Total Pengunjung: 6224309 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
HARI PERTAMA MASUK KOTA MADINAH |
Penulis: Pejuang Islam [ 16/11/2018 ] |
|
|
HARI PERTAMA MASUK KOTA MADINAH
Luthfi Bashori
Kami sampai di bandara Madinah pada waktu Maghrib menjelang Isya`.
Saat Hb. Zen Ba`abud mengambil koper di bagasi, saya pun keluar pintu gerbang, karena merasa tidak sabar memendam rasa kerinduan kepada kota Madinah.
Tiba-tiba ada seorang habib yang menyapa, "Assalamu alaikum.. apa antum Ust. Luthfi Bashori, ahlan wa sahlan..?"
(sambi merangkul saya).
Saya jawab, `Wa alaikum salam... afwan, antum siapa yaa.?"
"Ana Salim Alkaaf..!" Kata beliau. "Mana Hb. Zen Ba`bud ... ?"
"Itu .. Bib.. masih ambil tas di bagasi " Jawab saya.
Setelah mereka berdua bertemu, barulah saya tahu, ternyata yang memberitahu kedatangan kami berdua adalah H. Bakar, Johor Malaysia yang rumahnya itu, adalah tempat mangkal kami berdua jika sedang Safari Dakwah di Johor.
Maka kami bertiga pun naik taksi menuju Syuqqah, yang di sana sudah ditunggu oleh Akh Najiyullah, kawan yang bantu membookingkannya untuk kami.
Herannya, kata Akh. Najiyullah bahwa sewa syuqqahnya perhari hanya 60 Real. Padahal ada 5 rangjang yang tersedia dalam satu kamar. Juga terdapat kulkas, kamar mandi air hangat dan WC.
Menurut kami, tempat penginapan ini super murah dengan fasilitas yang sangat cukup bagi kebutuhan kami berdua. Apalagi saya pribadi ingin bernostalgia menjadi mukimin seperti saat dulu selama 3 tahun hidup mukim di kota Madinah (1983-1985).
Menurut info yang saya dengar, hotel tempat penginapan jamaah Umrah di Madinah itu satu kamar harganya minimal 200 real, itupun tidak mudah mencarinya.
Setelah kami bersiap-siap ke Masjid Nabawi malam itu juga, maka Hb. Salim Alkaaf dan Akh. Najiyullah pamitan pulang.
Kami pun berangngkat berdua. Di dalam masjid Nabawi kami berjalan mengikuti arus kaum muslimin lainnya, masuk dari Babus Salam menuju ke arah Raudhah untuk antri bergiliran masuk Raudhah.
Begitu masuk Raudhah, maka kami berdua melaksanakan jamaah shalat Maghrib dan Isyak dengan jama` qashar. Setelah itu, barulah kami melaksanakan shalat sunnah masing-masing, tentunya dengan niat i`tikaf di Raudhah. Betapa nikmatnya dapat berlama-lama sujud kepada Allah di tempat yang sangat mulia itu.
Hingga sampailah waktunya para petugas Masjid untuk mempersilahkan kami keluar dari Raudhah, karena tempatnya harus bergantian dengan jamaah masjid lainnya.
Maka kami pun berjalan menuju tempat Muwajahah untuk berziarah kepada Baginda Rasulullah SAW, Sy. Abu Bakar Asshiddiq dan Sy. Umar bin Khatthab.
Alhamdulillah kondisi Muwajahah saat itu tidak terlalu padat pengunjung, hingga kami dapat berlama-lama meluapkan kerinduan kepada manusia tercinta nan mulia, baginda Rasulullah SAW.
Air mata pun tak terasa mengalir deras, tanpa dapat dibendung. Maka kami mengambil posisi berdiri yang agak belakang, untuk menghindari teguran penjaga masjid, agar dapat melampiaskan kerinduan dengan sepuas-puasnya kepada Nabi junjungan ummat, Sayyidina Muhammad SAW.
Karena, biasanya tak jarang para penjaga masjid itu sengaja menghardik para penziarah makam Baginda Rasulullah SAW.
"Maafkan kami ... Ya Habibi Ya Rasulallah SAW, kami sangat rindu kepada-mu, wahai kekasih hati... !"
ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم جاؤوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيما
"Bahwa sesungguhnya, apabila orang-orang itu berbuat dzalim pada dirinya sendiri (dengan bermaksiat), lantas mereka mendatangimu dan memohon ampun kepada Allah SWT dan Rasululullah pun memintakan ampun kepada Allah bagi mereka, niscaya mereka mendapatkan bahwa Allah itu maha pengampun dan penyayang"
Setelah puas melepaskan rindu dan memohon syafaat kepada Rasulullah SAW, kami keluar masjid untuk menuju pemakaman Baqi`, namun sayang di malam hari, pintu gerbang Baqi` ditutup, jadi kami hanya dapat berziarah dari luar pagar.
Sekitar pukul 23.30 kami kembali ke penginapan untuk istirahat setelah melakukan perjalanan panjang dari Surabaya jam 06.00 pagi, transit di Kuala Lumpur, dan berangkat lagi dari Kuala Lumpur pukul 15.00 waktu setempat, hingga menempuh perjalanan sekitar 9 jam untuk sampai di bandara Madinah.
BERSAMBUNG
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|