TALQIN UNTUK MUSLIM LINTAS AGAMA
Luthfi Bashori
Masyarakat muslim Indonesia telah mentradisikan salah satu ajaran salaf berupa talqin bagi mayyit yang baru dimakamkan. Tuntunan bacaan talqin pun ada beberapa versi, namun jika dicermati hanyalah mengarah pada satu bacaan talqin yaitu :
* Man rabbuka? Allahu rabbi (siapa Tuhanmu? Allah Tuhanku)
* Man nabiyyuka? Muhammadun nabiyyi (siapa nabimu? Muhammad nabiku)
* Maa diinuka? Al-islaamu diini (Apa agamamu? Islam agamaku)
* Maa qiblatuka? Alka`batu qiblati (apa qiblatmu? Ka`bah qiblatku)
* Maa imaamuka? Al-quran imaami (Apa peganganmu? alquran peganganku)
* Man ikhwaanuka? Almuslimuuna wal mukminuun ikhwaani (siapa teman-temanmu? Orang muslim dan orang mukmin adalah temanku)
Yang jadi masalah adalah membaca talqin untuk muslim pengikut komunitas lintas agama, pada kata-kata: Man ikhwaanuka? (Siapa teman-temanmu?) Maka jawaban yang paling tepat adalah : Almuslimuuna wal mukminuuna wal yahuudiyyuun wan nashraniyyuuna wal budhiyyuuna wal hunuud wal khong hucu wa ghairuha minal adyaani ikhwaani. (orang-orang muslim dan orang-orang mukmin, dan orang-orang Yahudi, Nashrani, Budha, Hindu, Khong hucu, penganut agama-agama lainnya adalah teman-temanku).
Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh malaikat Munkar dan Nakir terhadap orang tersebut?
Para sesepuh salaf banyak berwasiat, jika dirinya meninggal dunia agar dimakamkan berdekatan dengan orang-orang shalih. Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar juga minta dimakamkan di dekat Rasulullah SAW demi mengharapkan syafaat dan barakah.
Bagaimana jika para pengikut komunitas lintas agama kelak pemakamannya dijadikan satu berdempet-dempetan agar persaudaraan mereka tetap terjalin baik dunia mapun di alam kubur, sehingga suka dan duka dapat mereka rasakan bersama?