SHAHABAT MUAWIYAH, RAJA PERTAMA DALAM ISLAM
Luthfi Bashori
Shahabat Muawiyah RA mengemukakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya, “Wahai Muawiyah, jika suatu saat kamu menjadi raja, berbuat baiklah.” (HR. Ath-Thabarani).
Hadits ini tentu berkaitan dengan sabda beliau SAW yang lainnya tentang urusan pemerintahan dalam Islam, antara lain:
Sabda Nabi Muhammad SAW: “Khilafah itu berlangsung tiga puluh tahun.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)
Menurut para ulama, hitungan tiga puluh tahun itu adalah di masa kekhalifahan Sy. Abu Bakar, Sy. Umar, Sy. Utsman, Sy. Ali dan Sy. Hasan bin Ali RA.
Humaid bin Zanjawaih berkata, maksudnya bahwa khilafah yang sebenarnya hanya terjadi bagi orang-orang yang sesuai dengan nama ini dengan tindakan dan perbuatan, dan mereka berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah SAW sesudahnya. Apabila mereka telah menyalahi sunnah dan mengganti perjalanan hidupnya, maka mereka disebut para raja, meskipun nama mereka disebut khalifah. Boleh memberi nama orang yang menjadi penguasa kaum Muslimin dengan nama amirul mukminin dan khalifah, meskipun ia menyalahi perjalanan hidup para pemimpin yang adil, karena ia menguasai urusan kaum beriman dan mereka pun tunduk kepadanya”. (Muhyissunnah al-Husain bin Mas`ud al-Baghawi, Syarh al-Sunnah, (Beirut, al-Maktab al-Islami, 1983), juz 14, hal. 75, (edisi Syu`aib al-Arauth).
Oleh karena itu, para ulama menganggap bahwa Khalifah Muawiyah dianggap sebagai raja pertama dalam Islam, walaupun oleh masyarakat saat itu dipanggil dengan sebutan khalifah. Sebagai seorang manusia, tentu Shahabat Muawiyah banyak melakukan kesalahan, termasuk saat menyatakan perang melawan Sy. Ali bin Abi Thalib karena menginginkan jabatan kekhalifahan.
Namun, bagaimanapun juga Shahabat Muawiyah juga memiliki kelebihan, sebagaimana diriwayatkan oleh Sy. Abdurrahman bin Umairah RA yang menyatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berdoa untuk Shahabat Muawiyah, “Wahai Allah, jadikanlah dia orang yang memperoleh petunjuk, dan memberi petunjuk.” (HR. At-Tirmidzi).
Jika Nabi Muhammad SAW berdoa kepada Allah untuk Shahabat Muawiyah bin Abi Shufyan agar diberi petunjuk bahkan dapat membimbing orang lain agar dapat petunjuk dari Allah, tentu doa kebaikan dari Nabi Muhammad SAW itu tidak ditolak oleh Allah.
Dalam keterangan lain, bahwa Sy. Mirbadh bin Sariyah RA mengemukakan, pernah juga Nabi Muhammad SAW bersabda, “Wahai Allah, ajarilah Muawiyah Al-Quran dan ilmu hisab, serta lindungilah dia dari azab-Mu.” (HR. Ahmad).
Jadi, pada saat Shahabat Muamiyah menjabat sebagai Raja Pertama yang memimpin umat Islam, tentu telah banyak kebaikan dan kelebihan yang telah dicapainya sesuai dengan doa dari Nabi Muhammad SAW, di samping tentunya banyak pula kekurangan dan kesalahan yang beliau lakukan sebagai seorang manusia yang tidak memiliki sifat kesempurnaan.
Wallahu a’lam.