URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 305 users
Total Pengunjung: 6224425 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DZANBAK `ALA JANBAK 
Penulis: Pejuang Islam [ 4/9/2016 ]
 
DZANBAK `ALA JANBAK

 Luthfi Bashori


 Dosamu menempel pada dirimu, itulah terjemahan dari mutiara judul di atas. Adapun yang menjadi kebiasaan masyarakat Makkah, mereka menggunakan mutiara dzanbak `ala janbak untuk menegor orang yang tidak mau mendengarkan nasehat yang baik.

Kita sering pula mendengar orang mengatakan : Masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Pribahasa ini digunakan untuk menyifati orang yang berkepribadian bandel, dan tidak mau mendengarkan nasehat maupun teguran baik dari orang lain.

Masyarakat Makkah yang kehidupannya sangat agamis, mengategorikan kebandelan itu adalah sebuah dosa. Karena itu mereka mengatakan dzanbak `ala janbak, dosamu selalu menguntitmu, kemana saja engkau pergi selalu saja dikelilingi dosa atas perbuatannya yang cuek itu.

Terlepas dari konotasi dosa sebagai pelanggaran agama, maka bisa saja arti dosa dalam hal ini adalah kebandelan yang melanggar norma kemasyarakatan.

Adakalanya dosa kemasyarakatan itu merangkap sebagai dosa agama, misalnya adanya pemabuk jalanan, penjambret kampung, penggoda para muslimah. Tetapi adakalanya yang murni sebagai dosa kemasyarakatan dan tidak dapat dikategorikan melanggar norma agama.

Contohnya, jika ada kesepakatan bahwa seluruh warga RT harus datang di satu gedung untuk membicarakan lomba kebersihan antar RT, lantas ada seorang warga yang malas, dan tidak ikut berkumpul tetapi malah tidur di rumahnya, maka pelanggaran semacam ini adalah murni sebagai dosa kemasyarakatan bukan pelanggaran agama.

Kembali ke akar masalah, bahwa orang yang bandel itu, diibaratkan sebagai orang yang telah menumpuk-numpuk dosa, sehingga pintu hidayat semakin menjauh dari dirinya. Karena itu sangat tepatlah jika disindir dengan pribahasa dzanbak `ala janbak.

Repotnya, jika si bandel itu meninggal dunia, dan masyarakat diminta kesaksian atas kepribadian si mayyit, misalnya seorang ulama yang berta`ziah melaksanakan hadits Nabi SAW dengan mengumumkan:

`Bapak-bapak dan ibu-ibu, bagaimana pribadi almarhum si Fulan ini selama bergaul dengan masyarakat, apakah kepribadiannya baik atau bagaimana ?

Lantas masyarakat sepakat menjawab : `Bandeeeel ...!`.

Kemudian sang ulama melanjutkan lafadz hadits : `Antum syuhaadaullahi fil ardl (kalian adalah saksi Allah di muka bumi)`

Nah, kira-kira bagaimana malaikat Raqib dan Atid mencatatnya untuk dilaporkan kepada Allah. Tentu si bandel tidak akan dikumpukkan bersama para Nabiyyin, para Shiddiqin, para Syuhada, dan para shalihin.

Tetapi ada kemungkinan kuat si mayyit akan dikumpulkan bersama para bandeliin lainnya. Baik bandel lantaran melanggar norma agama, maupun melanggar norma kemasyarakatan.
Wallahu a`lam.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: KRIS  - Kota: MLG
Tanggal: 25/12/2009
 
IYA EMANGLAH SI KUAT MAYAT BANDEL ABIS JUGA BUNDA YA JUGA BANDEL ABIS... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Lebih baik kita saja yang intropeksi diri deh, nggak nyalahin Bunda/ortu kita. Syukran.

2.
Pengirim: kris  - Kota: Mlg
Tanggal: 26/12/2009
 
lha, seharian bunda marah marah apa ndak seperti mayat juga khan marahnya bunda juga cilakanya anak..... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah2an bunda diampuni oleh Allah, dan kita diberi kesabaran. Nabi Muhammad SAW menggambarkan bahwa orang paling wajib ditaati adalah bunda.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam