MASA DEPAN ADALAH KUBURAN
Mu’min Badri
Semua orang pasti sudah mengetahuinya, bahwa tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang akan hidup dan menetap dengan abadi tanpa terkecuali pasti akan mengalami suatu proses kematian. Setiap manusia yang sudah melalui proses tersebut pasti akan menuju ke surga atau neraka. Alhamdulillah, pada zaman dahulu Nabi Muhammad SAW sudah memberi kabar kepada umatnya, mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Saya akan mengambil satu hadits dari ribuan hadits beliau, yang mana hadits ini dapat kita jadikan sebagai pedoman hidup sehari-hari agar kelak kita nanti dijadikan oleh Allah SWT termasuk golongan ahli surga dan tidak termasuk calon – calon ahli neraka.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda yang artinya :”Akan datang suatu zaman pada umatku yang mana mereka mencintai 5 perkara dan melupakan 5 perkara ” yaitu:
1. Mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat : Mereka menyibukan dirinya dengan perkara - perkara dunia dan melupakan perkara-perkara tentang ahirat, adapun perkara ini sudah nyata (nampak) pada zaman saat ini, banyak sekali mereka yang menjual perkara akhiratnya kepada perkara dunia. Demi mendapatkanya, mereka rela meninggalkan urusan akhirat dan mereka ini termasuk dalam ayat Al quran yang berbunyi : “Mereka adalah orang–orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidaklah di ringankan bagi mereka adzab (siksaan ) dan tidaklah mereka ditolong”. (Al baqoroh 86).
2. Mereka mencintai rumah dan melupakan kubur : Mereka menghiasi rumah-rumah mereka dengan berbagai hiasan dunia, padahal kuburlah seharusnya yang dihiasi dengan berbagai hiasan, dengan cara apa? banyak sekali caranya, salah satunya adalah manghubungi para ulama’. Sebab ulama’lah yang tahu mana jalan yang benar dan yang mana jalan yang salah. Mereka adalah pewaris para nabi yang bisa menunjukan jalan menuju ‘rumah’ yang sebenarnya.
Ketika Sayyidatina Fatimah Azzahro\` meninggal dunia, jenazah beliau di bawah oleh Sayyidina Hasan ra, Khusain ra, Sayyidina Ali ra dan sahabat Abu Dzar ra serta para penziarah yang lainnya, ketika sampai di pemakaman, jenazah beliau hendak dimasukan ke liang lahat, sahabat Abu dzar Alghifari ra, berdiri seraya mengatakan ; “ Wahai kubur, apakah engkau mengetahui siapa yang datang ini ? ini adalah Sayyidatina Fathimah binti Muhammad SAW., istri sayyidina Ali ra, ibu dari Sayyidina Hasan ra dan Husain ra ”. Maka spontan, bumi langsung menjawab : “ Saya bukan tempatnya orang yang punya nasab atau kemuliyaan, saya adalah tempatnya orang yang banyak amal kebaikan, tidaklah selamat dariku kecuali orang yang punya nasab dan kemuliyaan, apabila manusia yang beramal sholeh maka mereka akan selamat dariku, dan yang melakukan kema’siatan tidaklah selamat dariku “. Adapun jawaban dari bumi ini di dengar oleh para penziarah.
3. Mereka mencinta harta dan melupakan hisab : Mereka menyibukkan dirinya untuk mencari harta benda sehingga mereka lupa bahwa semua itu akan di hisab dan apabila yang mereka cari itu barang haram maka barang tersebut akan menjadi bagian dari pada siksaan mereka dan mereka mau tidak mau pasti akan melakukan kemaksiatan sebagaimana terdapat di dalam ‘atsar yaitu : “ Barang siapa yang memakan barang haram maka pasti anggota badannya akan melakukan kemaksiatan mau atau tidak mau “.
4. Mereka mencintai keluarganya dan melupakan bidadari di surga : Mereka mencintai anak istrinya seakan-akan mereka menyangka bahwa anak istri itu akan menemani mereka selalu di sisinya. Padahal semua itu akan berpisah ketika ajal menjemput dan mereka tidak akan di temani oleh siapapun kecuali perbuatan-perbuatan baik dan buruk mereka yang telah sampai kepada Allah SWT, apabila mereka di dunia berbuat kebaikan, maka perbuatan baik itulah yang akan menemaninya di dalam kubur mereka. Begitu juga sebaliknya, apabila mereka melakukan kejahatan, maka ALLAH swt akan menjadikan suatu mahluk mengerikan yang akan siap menyiksa mereka di dalam kuburnya.
5. Mereka mencintai dirinya dan melupakan Allah SWT: Mereka lebih mengikuti kehendak hawa nafsu dari pada perintah–perintah Allah SWT dan Rosul-Nya. Padahal dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan Rosul-Nyalah yang hanya bisa membawa kita ke dalam surga-Nya yang abadi dengan ni’mat tiada bandingannya. Bukan hanya melaksanakan perintahnya saja akan tetapi juga meninggalkan segala sesuatu yang telah dilarang oleh Allah SWT dan Rosul-Nya, sebagaimana baginda Nabi besar Nabi Muhammad SAW bersabda : “Setiap umatku akan masuk ke surga kecuali umatku yang tidak mau (enggan) masuk ke surga”, para sahabat heran kepada mereka yang tidak mau masuk surga, kok ada manusia yang tidak mau masuk surga, kemudian para sahabat bertanya kepada Rosulullah SAW, : “Wahai Rosulullah, siapakah orang yang tidak mau masuk ke surga itu?”, Rosulullah SAW kemudian bersabda : “Barang siapa yang taat kepada perintahku maka dia akan masuk ke surga dan barang siapa yang ma’siat (menentang) perintahku maka sungguh dan sungguh mereka adalah orang yang tidak mau masuk ke surga”.
Adapun perkara–perkara yang telah Rosul perintahkan, di antaranya yaitu kita semua di suruh untuk memuliakan para ulama’, sebagaimana Rosulullah SAW sabdakan : “Muliakanlah ulama’ karena sesungguhnya mereka adalah pewaris–pewaris para nabi, barang siapa yang memuliakan para ulama’, maka sungguh mereka itu memuliakan Alah SWT dan Rosul-Nya”. (Diriwayatkan imam Thabrani). Ini adalah salah satu dari pada penangkal siksaan–siksaan kubur ,karena dengan ulama’lah kita mengetahui mana jalan yang hak (lurus) dan mana jalan yang bathil (sesat) maka dari itu marilah kita sering–sering menghadiri majlis–majlis ulama’ dengan mendengarkan nasihat–nasihatnya.
Adapun perkara–perkara yang dilarang oleh Rosulullah SAW, juga sangat banyak sekali sala satu diantaranya yaitu apabila kita berbuat maksiat kita tidak diperbolehkan untuk membanggakan kema’siatan tersebut dan apabila kita membanggakannya maka sesungguhnya kita dilarang oleh Nabi Muhammad SAW dengan sabdanya : “Barang siapa yang melakukan perbuatan dosa dan dia tertawa serta bangga dengan dosanya tersebut maka sesungguhnya Allah SWT akan memasukan dia ke dalam neraka dengan keadaan menangis dan adapun orang yang taat kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memasukkan dia ke dalam surga dengan keadaan tertawa”. Ketahuilah bahwa tangisan pada saat itu bukanlah tangisan seperti di dunia, kita tidak akan bisa membayangkan bagaimana rasanya itu tangisan.
Walhasil, tangisan pada saat itu sangat menyakitkan, begitu juga dengan tertawa pada saat itu, tidak bisa kita bayangkan bagaimana senangnya, bagaimana gembirahnya, karena hal tersebut menuju kepada kenikmatan yang abadi selamanya.
Maka dari itu janganlah kita sekali-kali bangga dengan perbuatan mungkar walaupun itu kemungkaran sebesar biji sawi, walaupun itu biji sawi kalau kita kumpulkan pasti akan menjadi banyak, sebagaimana yang dikatakan oleh para Hukama’, janganlah anda menyepelekan atau meremehkan dosa–dosa kecil, karena dengan sebab dosa–dosa kecil itulah dosa kita akan menjadi besar, disamping itu juga adzab Allah SWT kemungkinan akan turun karena dosa–dosa kecil tersebut. Sabda Nabi SAW: “Tidak ada dosa kecil bila dilakukan terus-menerus dan tidak ada dosa besar dengan disertai istihfar”.
Alhamdulillah, kita sudah mengetahui sedikit tentang jalan menuju kubur. Tinggal kita melaksanakanya dengan kesadaran diri kita sendiri. Mau pilih mana, jalan yang hak atau jalan yang bathil. Apabila kita sudah mengetahui dan kita tidak melaksanakan, maka kita termasuk dalam haditsnya Nabi SAW, yaitu sesungguhnya paling dahsatnya siksaan dihari kiamat adalah orang yang mempunyai ilmu tapi tidak mau mengamalkanya. Naudzubillahimindalik.