URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 200 users
Total Pengunjung: 6224312 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MELINTASI JEMBATAN SHIRATH 
Penulis: Pejuang Islam [ 3/9/2018 ]
 
MELINTASI JEMBATAN SHIRATH

Luthfi Bashori


Sy. Abu Sa’id Al-Khudri RA menceritakan bahwa ada shahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah, seperti apakah jembatan itu?”

Nabi Muhammad SAW menerangkan, “Sangat licin, padanya terdapat pengait-pengait, dan terdapat pula pohon berduri seperti pohon di Najd yang dikenal dengan nama Sa’dan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).

Setipis apapun bentuk jembatan Shirat itu, saat kehidupan di padang Mahsyar telah bergolak kelak, maka bagi orang yang diridhai oleh Allah dalam segala urusannya, akan menjadi lapang tatkala melintasinya dengan pertolongan Allah. Sebaliknya bagi kalangan yang dimurkai oleh Allah, maka sebesar apapun bentuk jembatan Shirat itu, akan terperosok saat melintasinya, apalagi hakikat jembatan Shirat itu sangat licin.

Sebagaimana Sy. Abu Sa’id Al-Khudri RA mengabarkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Cara yang dilakukan orang-orang dalam melintasi jembatan Shirath bermacam-macam:

(a). Ada yang sekejap mata
(b). Ada yang sekejap kilat
(c). Ada yang seperti angin kencang
(d). Ada yang seperti burung terbang
(e). Ada yang seperti larinya kuda balap
(f). Ada yang seperti jalannya unta.
(HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)

Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Maka selamatkanlah orang yang selamat. Ada pula yang terluka saat melintasinya, tetapi terlepas (dari ikatanya). Juga ada yang didorong ke neraka (saat melintasi jembatan).” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)
Sy. Abu Hurairah RA mengutarakan, bahwa Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Kemudian dipasanglah Shirath di antara kedua tepi (berarti di tengah-tengah) neraka Jahannam. Maka, akulah orang pertama yang melewatinya dari kalangan para rasul beserta umatnya masing-masing. Pada hari itu, tiada seorang pun yang berbicara kecuali para rasul. Dan, perkataan para rasul pada hari itu (maksudnya saat melintasi jembatan) adalah: Wahai Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, Sy. Al-Mughirah bin Syu’ban RA menerangkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Pertanda orang mukmin di atas Shirath adalah (ucapannya): Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.” (HR. At-Tirmidzi)


Di antara kondisi orang-orang yang akan melintasi jembatan Shirat itu, ada kalangan yang keadaannya sebagaimana diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana dalam riwayat Sy. Anas bin Malik, beliau SAW bersabda, “Bahwa kelak juga ada anak adam (seseorang) yang sedang diadili di padang Mahsyar seakan-akan seperti anak kambing yang masih kecil. Kemudian Allah SWT berfirman kepadanya, “Aku telah memberimu pelayan dan melimpahkan nikmat-Ku kepadamu. Lalu apakah yang telah engkau perbuat?”

“Wahai Tuhanku, aku telah mengumpulkan dan mengembangkannya sehingga kutinggalkan dalam keadaan bertambah banyak,” jawab anak Adam itu.

Lalu ia memohon, “Untuk itu, kembalikanlah aku (ke dunia), niscaya aku akan membelanjakannya di jalan-Mu.”

Allah SWT berfirman, “Perlihatkanlah kepada-Ku semua yang telah engkau kerjakan.”

Anak Adam (orang itu) tetap memberikan jawaban yang sama, “Wahai Tuhanku, aku telah mengumpulkan dan mengembangkannya sehingga kutinggalkan dalam keadaan bertambah banyak. Untuk itu kembalikan aku (ke dunia), niscaya aku akan membelanjakannya di jalan-Mu.”

Ternyata dia adalah seorang hamba yang belum pernah berbuat kebaikan sekalipun, lalu dia diseret ke dalam neraka. (HR. At-Tirmidzi)

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam