URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 198 users
Total Pengunjung: 6224310 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
IRI HATI BERBUAH PERSEKUSI 
Penulis: Pejuang Islam [ 1/9/2018 ]
 
IRI HATI BERBUAH PERSEKUSI

Luthfi Bashori


Nabi Muhammad SAW bersabda, “Janganlah sekali-kali kalian iri hati. Sebab iri hati menggerogoti kebajikan seperti api menghanguskan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud).

Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Dalam jiwa hamba Allah tidak akan berkumpul iman dan iri hati.” (HR. Baihaqi).

Adanya iri hati itu selalu keluar dari hati yang kotor, yang berbuat segala sesuatu tidak karena Allah tapi karena hawa nafsu belaka, maka akan timbul dalam dirinya sifat iri dan kebencian terhadap pihak-pihak yang tidak semestinya dibenci dan dimusuhi.

Bahkan seringkali karena rasa iri hati terhadap keberhasilan orang lain, sedangkan dirinya tidak mampu untuk bersaing secara sehat, maka muncul dalam hatinya rasa kebencian terhadap orang lain yang dijadikan obyek iri hatinya itu, hingga menampakkan sikap permusuhan tanpa alasan yang jelas, bahkan tidak jarang orang yang telah dirasuki iri dengki dan kebencian itu hingga berusaha mempersekusi ‘musuh’ yang ia maksud dengan alasan yang dibuat-buat bahkan menabrak kaedah agama.

Rasa iri dan dengki itu umumnya akan muncul apabila melihat orang lain menerima kenikmatan, kesuksesan atau kebahagiaan dari Allah, maka saat itulah timbul rasa benci terhadap nikmat yang diterima orang lain tersebut, dan ia merasa senang serta puas bilamana kenikmatan orang lain itu hilang dan terhapus.

Sering pula munculnya kebencian serta iri hati itu karena merasa takut tersaingi oleh pihak lain, maka sikap reaksi seperti ini yang disebut perpaduan antara dengki dan iri hati.
Sayyidina Lukman Al-Hakim berpesan kepada anaknya:

“Wahai anakku, waspadalah dari sifat dengki, karena ia merusak agama dan melemahkan jiwa serta menimbulkan penyesalan. Wahai anakku, tiada bencana yang lebih berat penderitaannya daripada kesombongan. Tiada kesedihan yang lebih menyusahkan penderitaannya daripada kedengkian.”

Rasulullah SAW bersabda, “Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari)

Dalam sebuah kisah yang masyhur di kalangan para Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, terjemahannya : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ada seorang wanita yang berpuasa siang hari dan shalat tahajud di malam harinya, tetapi selalu menyakiti tetangganya dengan lidahnya”. Jawab baginda Rasulullah SAW : “Tidak ada kebaikan lagi baginya, ia adalah ahli neraka.”

Jaman sekarang, sering terjadi di kalangan masyarakat awwam, yang hanya karena kalah saat beradu argumentasi dalam sebuah diskusi ilmiah, maka timbul rasa iri hati dan kebencian terhadap lawan diskusinya, bahkan tak jarang ujung-ujungnya main persekusi dengan kekerasan fisik. Tentu perilaku yang demikia ini bukanlah dari ajaran syariat Islam.




   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam