ISLAM DAN PERSOALAN PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR
(Edisi penutup)
Yusuf Hanafi
Epilog: Upaya Pencegahan Child Marriage (Early Marriage)
Pertanyaannya sekarang, apa yang bisa kita lakukan untuk mereduksi praktik pernikahan anak di bawah umur? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, gadis dengan pendidikan yang cukup (apalagi tinggi) memiliki probabilitas 6 kali lebih kecil untuk menikah dini dibanding gadis-gadis yang hanya mengenyam pendidikan rendah, terlebih lagi tanpa pendidikan di bangku sekolah sama sekali. Itu artinya, pendidikan dapat berperan menunda waktu pernikahan sampai pada usia yang cukup. Selain itu melalui pendidikan, gadis-gadis muda dapat memperoleh alternatif kesempatan sekaligus mengembangkan potensi dirinya. Dan, pada gilirannya, diharapkan dapat mengangkat status sosial-ekonominya ke level yang lebih baik.
Kedua, negara-negara miskin di dunia, berdasarkan sejumlah riset, memiliki tingkat praktik pernikahan di bawah umur yang sangat tinggi. Keluarga-keluarga di sana menikahkan anaknya sedini mungkin agar dapat segera bebas dari beban pembiayaan atas diri anak-anak gadisnya. Hal itu dilakukan dengan diiringi harapan agar anak-anaknya segera mengalami perbaikan ekonomi pasca pernikahan. Meski pada kenyataannya, mereka tetap berada dalam lingkaran kemiskinan (the circle of poverty)—bahkan lebih buruk dan tragis lagi.
Praktik child marriage di mayoritas negara di sub Sahara Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Utara terekam sangat tinggi—di mana gadis-gadis muda dikawinkan tidak lama setelah mereka mencapai pubertas bahkan ada pula yang dinikahkan sebelum itu (UNICEF, 2004).
Jika salah satu penyebab tingginya praktik child marriage—seperti dikemukakan di atas—adalah faktor kemiskinan, maka solusi pencegahan dan pemecahan tentunya adalah dengan mendorong akselerasi perbaikan ekonomi dan kesejahteraan lewat penyediaan lapangan pekerjaan yang layak dan memadai. Bukti konkretnya adalah negara-negara yang sering disebut sebagai The East Asian Miracles (Taiwan, Korea Selatan, dan Thailand)—di mana negara-negara tersebut secara umum sukses meminimalisir praktik pernikahan di bawah umur berkat pertumbuhan ekonominya yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Baihaqi, Abu Bakr Ahmad ibn Husain ibn ‘Ali ibn Abd Allah. 1994. al-Sunan al-Kubra. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Al-Bukhari, Abu ‘Abd Allah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju\`fi. 2004. Sahih al-Bukhari. Kairo: Dar al-Hadits.
Al-Jassas, Abu Bakr. 1405 H. Ahkam al-Qur’an. Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi.
Al-Sarkhasy, Syams al-Din. 1406 H. al-Mabsuth. Beirut: Dar al-Ma’rifah.
Al-Syafi’i, Abu Abd Allah Muhammad ibn Idris. 1393 H. al-Umm. Beirut: Dar al-Ma’rifah.
Al-Syaukani, Muhammad ibn ‘Ali ibn Muhammad. 1973. Nail al-Authar. Beirut: Dar al-Jail.
Al-‘Uqaili. t.t. al-Dhu’afa’ al-‘Uqayli. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Al-Qarari, Sulaiman. “Tazwij al-Banat li Tis’ Sinin bayn al-Nafy wa al-Itsbat.” Dalam www.ahlalhdeeth.com/vb/attachment.php?attachmentid=60364&d= 1224443807.
Al-Qusyairi, Abu Husayn Muslim bin al-Hajjaj. t.t. Sahih Muslim. Damaskus: Isa Babi al-Halabi.
Hanafi, Yusuf. 2008. Benarkah Nabi Menikahi Gadis di Bawah Umur? www.islamlib.com (11/11/2008)
Ibn Qudamah, Abu Muhammad ‘Abd Allah ibn Ahmad ibn Muhammad al-Dimasyqi. 1986. al-Mughni. Beirut: Hajr.
----------------------------------------. 1408 H. al-Kafi fi Fiqh al-Imam Ahmad ibn Hanbal. Beirut: al-Maktab al-Islami.
Ibn ‘Abd al-Barr, Abu ‘Umar Yusuf ibn ‘Abd Allah ibn Muhammad. 1407 H. al-Kafi. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
----------------------------------------. 1387 H. al-Tamhid. Maroko: Wizarat al-Awqaf wa al-Syu’un al-Islamiyyah.
Ibn Hazm al-Zahiri. t.t. al-Mahalli. Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah.
Ibn Hanbal, Ahmad ibn Muhammad al-Baghdadi. t.t. Musnad Ahmad. Beirut: Dar al-Jayl.
Jenson, R. & Thornton, R. 2003. “Early Female Marriage in the Developing World.” Dalam Gender and Development, Vol. 11, No. 2. New York: Gender and Development.
Mathu, S., Greene, M. & Malhotra, A. 2003. Too Young to Wed: The Lives, Rights and Health of Young Married Girls. Washington, DC: ICRW.
Mensch, B. 2004. “Trends in the Timing of First Marriage.” Presentation at the WHO/UNFPA/ Population Council Technical Consultation on Married Adolescents, Geneva, 9–12 December 2003. New York: UNFPA.
UNICEF Website on Married Adolescents. 2004. Child Marriage Advocacy Programme: Fact Sheet on Child Marriage and Early Union. New York: UNFPA.
UNICEF. 2005. Early Marriage: A Harmful Traditional Practice. New York: United Nations.
UNICEF Innocenti Research Centre. 2001. Early Marriage: Child Spouses. No. 7, March dalam www.unicef-icdc.org/publications/pdf/digest7e.pdf. Florence: UNICEF.
UU Nomer 23, Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU PA).
UU Perkawinan (UUP) Nomer 1, Tahun 1974.