|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 8 users |
Total Hari Ini: 61 users |
Total Pengunjung: 6224162 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
SHAHABAT NABI SAW |
Penulis: Pejuang Islam [ 14/12/2009 ] |
|
|
SHAHABAT NABI SAW
Luthfi Bashori
Shahabat adalah orang yang bertemu Nabi SAW, dan beriman kepada beliau SAW, hingga wafat tetap dalam keadaan beriman kepada beliau SAW.
Ulama Ahlus sunnah wal jamaah meyakini bahwa semua para shahabat itu adalah adil (dalam periwayatan). Artinya siapapun dari kalangan shahabat tanpa terkecuali, jika meriwayatkan hadits maka periwayatannya diterima secara mutlak.
Keadilan melalui keistimewaan para shahabat ini dijustifikasi oleh firman Allah yang artinya :
1. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar (maksudnya para shahabat seluruhnya), dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik (yaitu para tabi\`in dan umat Islam sesudahnya) yang mengikuti mereka (para shahabat) dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah...) QS. Attaubah, 100.
2. Sungguh Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin (para shahabat) ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon (dalam peristiwa baiatur ridwan, tahun ke enam hijriyyah)... QS. Alfath, 18.
3. Dan demikian (pula) Kami jadikan kalian (para shahabat) umat yang adil dan pilihan, agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kalian... QS. Albaqarah, 143).
Ayat-ayat lain bertema ini masih banyak, sebagaimana juga sabda Nabi SAW yang artinya : `Sebaik-baik dari kalian adalah generasiku` (HR. Bukhari). Yang dimaksud generasi Nabi SAW adalah para shahabat.
Banyak lagi pengakuan Nabi SAW dalam masalah keadilan dan keutamaan shahabat, antara lain yang diriwayatkan Albazzar dari Jabir RA, Nabi bersabda : `Janganlah kalian mencela para shahabatku, janganlah kalian mencela para shahabatku, demi Allah yang nasibku berada dalam kekuasaannya, andaikata salah seorang di antara kalian menafkahkan emas sebesar gunung Uhud, ia tidak dapat menyamai (keadilan/keutamaan) mereka (para shahabat), bahkan tidak juga setengahnya` (HR. Ahmad)
Betapa mulianya kedudukan para shahabat ini di mata Nabi SAW. Coba bayangkan, seandainya ada di kalangan umat Islam dewasa ini yang mampu bersedekah emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan mampu menyamai keistimewaan dan kemuliaan para shahabat.
Karena derajat kedudukan pershahabatan mereka dengan Nabi SAW, adalah keistimewaan yang tiada tara, dan tidak semua orang mendapatkannya.
Allah telah memilih manusia-manusia istimewa yang sengaja diciptakan oleh Allah untuk dijadikan shahabat bagi Nabi SAW. Mereka adalah manusia-manusia yang telah dituliskan oleh Allah sejak zaman azali akan menjadi pendamping dakwah Nabi SAW, yang akan menyambungkan lisan Nabi SAW kepada umat Islam dari masa ke masa secara estafet.
Untuk itulah Allah menyifati para shahabat dalam tugas mulia ini sebagainama dalam firman-Nya yang artinya :
`Kalian (para shahabat) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kalian menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...`. (QS Ali Imran, 110)
Dengan sedikit mengenal dan mengetahui kedudukan para shahabat Nabi SAW ini, maka akan semakin kuatlah kecintaan serta penghormatan kita kepada mereka, sehingga rasa cinta dan rindu bertemu dan berkumpul dengan para shahabat Nabi SAW akan kita bawah hingga ke padang mahsyar kelak.
Bahkan uniknya, Allah sendiri telah menjadikan para shahabat sebagai tanda kekafiran seseorang, jika seseorang itu membenci dan memusuhi maupun mendiskreditkan para shahabat, sebagaimana tertuang dalam firman-Nya yang artinya:
`Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia (yaitu para shahabat), adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang antar sesama mereka: kamu lihat mereka (para shahabat) ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan/membuat benci hati orang-orang kafir (karena kekuatan para shahabat).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka (para shahabat)ampunan dan pahala yang besar`. (QS. Alfath 29).
Luuuar biasa...!
Luuuar biasa ... !!
.luuua
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|