URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 208 users
Total Pengunjung: 6224320 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
ISLAM DAN PERSOALAN PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR - (6) 
Penulis: Yusuf Hanafi [30/1/2010]
 
ISLAM DAN PERSOALAN PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR  - (6)

(Edisi penutup)

Yusuf Hanafi

Epilog: Upaya Pencegahan Child Marriage (Early Marriage)

Pertanyaannya sekarang, apa yang bisa kita lakukan untuk mereduksi praktik pernikahan anak di bawah umur? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, gadis dengan pendidikan yang cukup (apalagi tinggi) memiliki probabilitas 6 kali lebih kecil untuk menikah dini dibanding gadis-gadis yang hanya mengenyam pendidikan rendah, terlebih lagi tanpa pendidikan di bangku sekolah sama sekali. Itu artinya, pendidikan dapat berperan menunda waktu pernikahan sampai pada usia yang cukup. Selain itu melalui pendidikan, gadis-gadis muda dapat memperoleh alternatif kesempatan sekaligus mengembangkan potensi dirinya. Dan, pada gilirannya, diharapkan dapat mengangkat status sosial-ekonominya ke level yang lebih baik.

Kedua, negara-negara miskin di dunia, berdasarkan sejumlah riset, memiliki tingkat praktik pernikahan di bawah umur yang sangat tinggi. Keluarga-keluarga di sana menikahkan anaknya sedini mungkin agar dapat segera bebas dari beban pembiayaan atas diri anak-anak gadisnya. Hal itu dilakukan dengan diiringi harapan agar anak-anaknya segera mengalami perbaikan ekonomi pasca pernikahan. Meski pada kenyataannya, mereka tetap berada dalam lingkaran kemiskinan (the circle of poverty)—bahkan lebih buruk dan tragis lagi.

Praktik child marriage di mayoritas negara di sub Sahara Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Utara terekam sangat tinggi—di mana gadis-gadis muda dikawinkan tidak lama setelah mereka mencapai pubertas bahkan ada pula yang dinikahkan sebelum itu (UNICEF, 2004).

    Jika salah satu penyebab tingginya praktik child marriage—seperti dikemukakan di atas—adalah faktor kemiskinan, maka solusi pencegahan dan pemecahan tentunya adalah dengan mendorong akselerasi perbaikan ekonomi dan kesejahteraan lewat penyediaan lapangan pekerjaan yang layak dan memadai. Bukti konkretnya adalah negara-negara yang sering disebut sebagai The East Asian Miracles (Taiwan, Korea Selatan, dan Thailand)—di mana negara-negara tersebut secara umum sukses meminimalisir praktik pernikahan di bawah umur berkat pertumbuhan ekonominya yang tinggi.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

Al-Baihaqi, Abu Bakr Ahmad ibn Husain ibn ‘Ali ibn Abd Allah. 1994. al-Sunan al-Kubra. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

Al-Bukhari, Abu ‘Abd Allah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju\`fi. 2004. Sahih al-Bukhari. Kairo: Dar al-Hadits.

Al-Jassas, Abu Bakr. 1405 H. Ahkam al-Qur’an. Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi.

Al-Sarkhasy, Syams al-Din. 1406 H. al-Mabsuth. Beirut: Dar al-Ma’rifah.

Al-Syafi’i, Abu Abd Allah Muhammad ibn Idris. 1393 H. al-Umm. Beirut: Dar al-Ma’rifah.

Al-Syaukani, Muhammad ibn ‘Ali ibn Muhammad. 1973. Nail al-Authar. Beirut: Dar al-Jail.

Al-‘Uqaili. t.t. al-Dhu’afa’ al-‘Uqayli. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

Al-Qarari, Sulaiman. “Tazwij al-Banat li Tis’ Sinin bayn al-Nafy wa al-Itsbat.” Dalam www.ahlalhdeeth.com/vb/attachment.php?attachmentid=60364&d= 1224443807.

Al-Qusyairi, Abu Husayn Muslim bin al-Hajjaj. t.t. Sahih Muslim. Damaskus: Isa Babi al-Halabi.

Hanafi, Yusuf. 2008. Benarkah Nabi Menikahi Gadis di Bawah Umur? www.islamlib.com (11/11/2008)

Ibn Qudamah, Abu Muhammad ‘Abd Allah ibn Ahmad ibn Muhammad al-Dimasyqi.  1986. al-Mughni. Beirut: Hajr.

----------------------------------------. 1408 H. al-Kafi fi Fiqh al-Imam Ahmad ibn Hanbal. Beirut: al-Maktab al-Islami.

Ibn ‘Abd al-Barr, Abu ‘Umar Yusuf ibn ‘Abd Allah ibn Muhammad. 1407 H. al-Kafi. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.

----------------------------------------. 1387 H. al-Tamhid. Maroko: Wizarat al-Awqaf wa al-Syu’un al-Islamiyyah.


Ibn Hazm al-Zahiri. t.t.  al-Mahalli. Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah.

Ibn Hanbal, Ahmad ibn Muhammad al-Baghdadi. t.t. Musnad Ahmad. Beirut: Dar al-Jayl.

Jenson, R. & Thornton, R. 2003. “Early Female Marriage in the Developing World.” Dalam Gender and Development, Vol. 11, No. 2. New York: Gender and Development.

Mathu, S., Greene, M. & Malhotra, A. 2003. Too Young to Wed: The Lives, Rights and Health of Young Married Girls. Washington, DC: ICRW.

Mensch, B. 2004. “Trends in the Timing of First Marriage.” Presentation at the WHO/UNFPA/ Population Council Technical Consultation on Married Adolescents, Geneva, 9–12 December  2003. New York: UNFPA.

UNICEF Website on Married Adolescents. 2004. Child Marriage Advocacy Programme: Fact Sheet on Child Marriage and Early Union. New York: UNFPA.

UNICEF. 2005. Early Marriage: A Harmful Traditional Practice. New York: United Nations.

UNICEF Innocenti Research Centre. 2001. Early Marriage: Child Spouses. No. 7, March dalam www.unicef-icdc.org/publications/pdf/digest7e.pdf. Florence: UNICEF.

UU Nomer 23, Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU PA).

UU Perkawinan (UUP) Nomer 1, Tahun 1974.


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam