URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 197 users
Total Pengunjung: 6224309 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SEMAU GUE...! 
Penulis: Pejuang Islam [ 9/12/2009 ]
 
SEMAU GUE...!

Luthfi Bashori

Sering kita mendapati beberapa kalangan di tengah masyarakat yang memiliki sifat `Semau Gue`.

Kelompok ini, praktis tidak memiliki kepedulian terhadap peraturan yang telah disepakati oleh masyarakat. Baik itu peraturan agama, peraturan negara, maupun peraturan adat dan kebisaan yang telah mengatur kehidupan masyarakat demi kebaikan bersama.

Coba tengok, betapa maraknya muda-mudi jaman sekarang yang telah lepas kontrol dalam melanggar aturan agama, aturan negara, etika pergaulan maupun norma kemasyarakatan, atau yang sering disebut sebagai adat ketimuran.

Banyak di antara mereka sudah tidak mempunyai rasa malu. Sebagai contoh paling mudah adalah bagaimana kelakuan mereka saat berdua-duaan bersama kekasih hatinya yang belum terikat pernikahan secara resmi. Mereka kerap kali berani melakukan hal-hal di muka umum yang hanya pantas dilakukan dalam dunia binatang.

Bahkan tidak jarang kita temukan keberadaan muda-mudi di pinggir sungai besar, baik di perkotaan maupun di pedesaan, atau di tempat-tempat yang mereka anggap strategis dan romantis, mereka bermesra-mesraan dengan pasangan masing-masing, seakan-akan membuat parade `mesum bersama` tanpa rasa malu sedikitpun.

Semua itu mereka lakukan di alam terbuka dan dapat dilihat oleh semua mata dengan tanpa beban, apalagi merasa berdosa maupun melanggar hukum dan norma kemasyarakatan. Mereka melakukan hal itu karena dalam hati mereka memilki prinsip `Semau Gue`.

Keadaan semacam itu, bahkan diperparah oleh kondisi bangsa yang terasa semakin carut marut oleh perilaku tak terpuji gara-gara budaya rasa malu sudah dijauhi oleh masyarakat, semisal makin merajalelanya tindak korupsi, penggelapan, penganiayaan, pencurian, perjudian, mabuk-mabukan, narkoba, porstitusi, pornografi/aksi, berebut jabatan, berebut dana syubhat yang tidak jelas halal-haramnya dan segala macam penyakit kemaksiatan yang terasa silih berganti menghinggapi masyartakat dan dilakukan secara terang-terangan.

Rasanya, budaya rasa malu yang dimiliki bangsa ini sudah semakin tipis tersisa di dada anak-anak bangsa. Sebaliknya sifat buruk `Semau Gue` terasa semakin tebal dan hampir-hampir menancap di hati setiap orang yang menghuni negeri ini.

Bahkan yang lebih memalukan adalah perilaku beberapa kelompok orang yang secara terang-terangan melarang masyarakat yang secara istiqamah melaksanakan ibadah, semisal menghadiri majlis ta`lim, majlis keliling yasinan, majlis ta`ziyah bersama, majil dzikir bersama, doa untuk sesepuh yang telah dipanggil Alah, dan sebagainya dengan tuduhan sebagai Bid`ah dhalalah dan amalan sesat.

Teringat sabda Nabi Muhammad SAW : Idza lam tastahi fashna` maa syikta (Jika engkau tidak punya rasa malu, maka lakukan saja sesuka hatimu).

Hadits ini bukan berarti Nabi SAW mengajarkan sifat `Semau Gue`. Namun sebaliknya bahwa sifat `Semau Gue` itu adalah kebalikan dari memiliki sifat rasa malu yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Sebagaimana Nabi SAW berabda : Alhayaa-u minal iimaan (Rasa malu itu termasuk bagian dari iman).

Sungguh ironis, jika masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, ternyata sudah semakin jauh meninggalkan ajaran Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan Allah mengampuni semuanya.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam