WATAK DASAR KAUM YAHUDI
Luthfi Bashori
Sifat inkar, khianat, curang, bohong, suka nmembolak-balikkan argumentasi dan memutar-balikkan fakta serta bermunafikria, adalah sudah menjadi watak dasar bagi kalangan kaum kafir Yahudi. Hal yang seperti sudah mereka lakukan sejak lama bahkan terjadi secara langsung di hadapan Rasulullah SAW.
Sy. Abdullah bin Amr RA mengemukakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sampaikanlah oleh kalian dariku walau satu ayat, dan ceritakanlah tentang keadaan Bani Israel (kaum Yahudi), tiada dosa (bagi kalian). Barang siapa yang sengaja berbuat dusta terhadapku, maka bersiaplah menempati tempt tinggalnya di neraka.” (HR. Al-Bukhari dan At-Tirmidzi).
Sy. Anas RA memberitahukan, bahwa dulu ada seorang Yahudi bernama Abdullah bin Salam, suatu ketika ia sedang memetik kurma di kebunnya. Lantas ia mendengar kedatangan Nabi Muhammad SAW. Lalu iapun mengahadap beliau SAW dan bertanya, “Sesunggunnya aku akan mengajukan tiga pertanyaan kepadamu, tidak ada yang mengetahui jawabannya, kecuali seorang nabi.
1. Apakah permulaan pertanda kiamat ?
2. Apakah makanan Ahli surga ?
3. Apakah yang menyebabkan seorang anak mirip dengan ayah atau ibunya ?
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Malaikat Jibril baru saja memberitahukan (jawabannya) kepadaku.”
“Jibril...?” tanya Abdullah bin Salam.
“Ya” Jawab beliau SAW.
Abdullah bin Salam berkomentar, “Dia musuh orang-orang Yahudi dari kalangan malaikat.”
Nabi Muhammad SAW membacakan firman-Nya (QS. Albaqarah, 97) yang artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa memusuhi Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah. Ada pun tanda permulaan hari kiamat adalah api yang menggiring manusia (untuk dikumpulkan) dari arah timur ke barat. Mengenai makanan pertama ahli surga adalah lebihan yang ada pada hati ikan paus. Dan jika air mani seseorang laki-laki mendahului wanita, maka anaknya mirip dengan ayahnya, sebaliknya, jika air mani seseorang wanita mendahului mani laki-laki, maka si anak mirip ibunya.”
Sy. Abdullah bin Salam pun berkomentar, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah. Wahai Rasulullah SAW, sungguh orang-orang Yahudi adalah kaum pendusta dan ingkar. Sungguh, jika mereka mengetahui keislamanku sebelum engkau tanyakan perihal aku, niscaya mereka akan mendustakan diriku.”
Tidak berapa lama kemudian, datanglah orang-orang Yahudi. Lalu Nabi Muhammad SAW bertanya kepada mereka, “Bagaimana kedudukan Abdullah di antara kalian ?”
Mereka menjawab, “Dia orang pilihan kami dan anak dari orang pilihan kami. Dia adalah penghulu kami dan anak dari penghulu kami.”
“Bagaimana jika dia telah memeluk Islam ?”
Mereka menjawab, “Semoga Allah melindunginya dari tersebut.”
Lalu keluarlah Abdullah dan mengucapkan syahadat, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”
Orang-orang Yahudi tadi yang semula menyanjung Abdullah, berbalik merendahkannya, “Dia adalah orang yang paling jahat di antara kami dan anak orang paling jahat di antara kami.”
Abdullah bin Salam berkata, “Itulah yang selama ini aku khawatirkan, wahai Rasulullah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).