NABI ADAM AS, MANUSIA YANG CERDAS NAMUN KALAH OLEH RAYUAN
Luthfi Bashori
Nabi Adam, adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Sebagai manusia pertama, tentu beliau mempunyai banyak kelebihan dan sekaligus memiliki kekurangan yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Di antara kelebihan Nabi Adam, beliau memiliki kecerdasan yang melebihi para malaikat, bahkan dengan kecerdasan yang dimiliki itu beliau sempat berdebat dengan para malaikat, dan tentu saja Nabi Adam yang menang. Namun sebagai manusia, beliau juga memiliki kekurangan seperti mudah terprovokasi oleh godaan setan dan sangat mencintai kehidupan.
Menurut Sy. Ibnu Abbas RA bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menceritakan, “Sesungguhnya orang pertama yang membantah adalah Nabi Adam. Sungguh, ketika Allah menciptakan Nabi Adam, Dia mengusap punggungnya. Dia mengeluarkan dari sana keturunan Nabi Adam hingga hari kiamat. Kemudian diperlihatkan keturunannya kepadanya. Nabi Adam melihat ada seseorang yang bercahaya, maka bertanyalah ia, “Wahai Tuhanku, siapakah dia?”
Allah SWT berfirman, “Dialah Dawud, anakmu.”
“Berapakah usianya?”
“Enam puluh tahun,” firman Allah SWT.
Adam memohon, “Tuhanku, tambahkan usianya.”
Allah berfirman, “Tidak, kecuali Aku menambahnya dari usiamu.”
Nabi Adam dikaruniai usia seribu tahun. Lalu diambil empat puluh tahun untuk ditambahkan kepada Dawud. Allah menetapkan hal itu dalam kitab dan disaksikan oleh para malaikat. Ketika Nabi Adam sampai pada ajalnya, maka datanglah malaikat untuk mecabut nyawanya. Namun Nabi Adam menolak, “Sungguh, usiaku masih tersisa empat puluh tahun.”
Allah SWT berfirman, “(Bukankah) engkau telah memberikannya kepada anakmu, Dawud ?”
Adam membantah, “Aku tidak pernah melakukannya.”
Lalu Allah SWT memperlihatkan kitab dan para malaikat menjadi saksinya. (HR. Ahmad).
Cinta kehidupan inilah yang banyak diwarisi oleh anak cucu Nabi Adam, bahkan hampir setiap orang, berapapun usianya jika ditanya, mau memilih umur panjang atau umur pendek saja? Maka jawabannya pasti hampir seragam, yaitu “panjang umurnya, panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia..!”
Anak cucu Nabi Adam juga paling mudah terprovokasi godaan dan rayuan setan, bahkan tak jarang ada berita hoax yang dibisikkan oleh setan pun, langsung menjadi konsumsi utama anak cucu Nabi Adam, bahkan seakan-akan menjadi sebuah kebenaran, padahal hanya karangan setan semata,
Namun karena setan itu jagonya merayu, tentunya dengan menggunakan bumbu-bumbu tertentu yang sekira dapat menyakinkan terhadap anak cucu Nabi Adam, hingga mereka pun satu persatu termakan oleh provokasi setan tersebut.
Kira-kira begitulah gambaran manusia sebagai anak cucu Nabi Adam dari dulu hingga kini, kecuali bagi orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah, hingga terjaga dari pengaruh godaan dan rayuan setan.