URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 201 users
Total Pengunjung: 6224313 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
KONTRADIKSI AJARAN SYIAH, EDISI 5 
Penulis: Pejuang Islam [ 4/9/2016 ]
 

KONTRADIKSI AJARAN SYIAH, EDISI-5

Luthfi Bashori

12. Jika tathbir (melukai kepala hingga berdarah pada tanggal 10 Muharram), ratapan dan memukul dada itu berpahala seperti yang mereka klaim, mengapa para tokoh agama tidak melakukan tathbir tersebut?.

13. Jika Syiah menyangka bahwa mereka yang hadir di Ghadir Khum itu ribuan sahabat yang semuanya telah mendengar wasiat tentang tampuk kekhalifahan untuk Ali bin Abi Thalib begitu Rasulullah wafat, mengapa tidak seorangpun dari ribuan sahabat itu datang dan marah kepada Ali bin Abi Thalib, bahkan tidak pula Ammar bin Yasir, Miqdad bin al-Aswad atau Salman al-Farisi seraya mngatakan: Wahai Abu Bakar, mengapa kau merampas kekhalifahan dari Ali, sedangkan engkau mengetahui apa yang disampaikan oleh Rasulullah di Ghadir Khum?!.

14. Mengapa Ali tidak berbicara, ketika Nabi SAW menjelang wafatnya meminta agar dituliskan untuk mereka suatu wasiat yang mereka tidak akan tersesat setelah itu selamanya, padahal dia seorang pemberani yang tak takut kecuali kepada Allah?! Dia juga tahu, orang yang diam dari kebenaran adalah setan bisu!!

15. Bukankah Syiah mengatakan bahwa sebagian besar riwayat dalam kita al-Kafi adalah dhaif ?! Dan kami tidak mempunyai yang shahih kecuali Al-Quran.

 Lantas bagaimana mungkin setelah itu mereka mengklaim-dengan kedustaan-bahwa tafsir Ilahi untuk al-Quran itu terdapat dalam kitab yang sebagian besar riwayatnya adalah dhaif berdasarkan pengakuan mereka?!

16. Ubudiyyah (peribadatan) itu hanya milik Allah semata. Allah berfirman: Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah (Az-Zumar: 66)

 Lantas mengapa Syiah memakai nama Abdul Husain, Abdu Ali, Abdu Zahra, dan Abdul Imam? Mengapa pula para Imam tidak menamakan anak-anak mereka dengan Abdu Ali dan Abduz Zahra? Apakah dibenarkan memaknai Abdul Husain dengan pelayan al-Husain setelah syahidnya al-Husain? Apakah bisa diterima akal menghidangkan makanan dan minuman untuknya serta menuangkan air wudhu untuknya dikuburnya, sehingga ia menjadi pelayan baginya?

17. jika Ali ra mengetahui bahwa ia khalifah dari Allah yang telah di-nash-kan, lalu mengapa ia membaiat Abu Bakar, Umar dan Utsman ra?

 Jika kalian mengatakan bahwa ia lemah, maka orang yang lemah itu tidak layak menjadi imam; karena keimaman itu hanya layak untuk orang yang mampu memikul tampuk kepemimpinan.

 Jika kalian mengatakan bahwa ia mampu tetapi tidak melakukannya, maka ini adalah pengkhianatan. Sedangkan pengkhianatan itu tidak patut sebagai imam! Dan tidak bisa dipercaya untuk pemimpin rakyat. Tidak mungkin Ali ra seperti itu.

 Lantas apa jawaban kalian ini, jika kalian memiliki jawaban yang sangat benar sekali?

18. Ketika Ali ra menjadi khalifah, kami tidak mendapatinya menyelisihi Khulafaur Rasyidin sebelumnya. Ia tidak mengeluarkan kepada manusia Al-Quran selain Al-Quran yang ada pada mereka, dan tidak mengingkari seorang pun dari mereka sedikit pun. Bahkan diriwayatkan secara mutawatir perkataannya di atas mimbar, Sebaik-baik umat ini setelah Nabi mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Ia tidak mensyariatkan kawin mutah, tidak mewajibkan haji tamattu kepada manusia, tidak memaklumatkan hayya ala khairil-amal dalam adzan, dan tidak pula menghapus ash-shalatu khairun minan-naum.

 Seandainya Abu Bakar dan Umar ra adalah kafir, yang telah merampas khilafah darinya -sebagaimana yang mereka sangka-lalu mengapa ia tidak menerangkan hal itu, padahal tampuk kekuasaan berada ditangannya?! Justru kita mendapati sebaliknya, yaitu pujian dan sanjungan terhadap keduanya.

 Kalian leluasa atau kalian harus mengatakan, ia telah mengkhianati umat dan tidak menjelaskan hal itu kepada mereka. Tidak mungkin Ali ra demikian.

Komentar Pejuang :

Jika tokoh-tokoh Syiah masa kini mengatakan bahwa kitab Alkafi itu tidak semuanya shahih, itu karena sudah banyak dari kalangan para Ulama yang berhasil membongkar isi Alkafi, yang selama ratusan tahun disembunyikan oleh kalangan Syiah, dan hanya boleh dibaca oleh kalangan tertentu.

Setelah para ulama mengadakan studi komparasi antara kitab-kitab rujukan umat Islam, seperti Shahih Bukhari, Muslim dan kutubus sunan yang lainnya dengan kitab-kitab rujukan utama kalangan Syiah seperti kitab Alkafi, Attahdzib, Al-istibshar, Man laa yahdhuruhul faqih, dan sebagainya, maka para ulama menemukan banyak sekali kalimat kekufuran dan kemurtadan yang ditemui dalam kitab-kitab rujukan kalangan Syiah tersebut, sebut saja salah satu judul sebuah kitab Syiah : Fashlul khithab fi itsbaati tahriifi kitaabi rabbil arbaab (Sebuah kepastian, bahwa Alquran yang ada saat ini telah banyak mengalami perubahan). Artinya, secara ekplisit kalangan Syiah tidak menyakini kemurnian dan keasliyan Alquran yang menjadi kitab suci dan pedoman hidup kaum muslimin di seluruh dunia.

Demikian juga yang ditemukan dalam kitab Alkafi, banyak sekali kalimat-kalimat yang sudah mengandung perkataan murtad dan keluar dari agama Islam. Maka tatkala mereka mulai mempropagandakan agama Syiah kepada umat Islam, lantas mendapat counteran dari umat Islam atas ketidak benaran kitab Alkafi, maka secara tiba-tiba saja mereka mengatakan, tidak semua yang ada di dalam kitab Alkafi itu shahih, padahal para tokoh Syiah di masa-masa sebelumnya dengan terang-terangan mengatakan tentang keshahihan Alkafi secara mutawatir.

Coba perhatikan tulisan pada buku DIALOG SUNNAH-SYIAH cetakan pertama Penerbit Mizan sebagai berikut :

(( Beberapa di antara tokoh-tokoh terkenal di kalangan kami, telah membuat ringkasan-ringkasan dari kitab-kitab itu, dengan tujuan memberi kemudahan bagi para pelajar dan keringanan bagi yang mencarinya. Yang terbaik di antaranya ialah : empat buah kitab yang menjadi buku-buku pegangan kaum Imamiyyah dalam ushul dan furu, semenjak generasi-generasi pertama SAMPAI DENGAN MASA KITA SEKARANG INI, yaitu AL-KAFI, At-tahdzib, Al-istibshar, dan Manla yahdzuruhul Faqih.

Kitab-kitab ini telah sampai kepada kita dengan cara MUTAWATIR, sedang isi yang dikandungnya adalah SHAHIH dan BISA DIPERTANGGUNGJAWABKAN, TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN.

Di antara keempatnya, maka KITAB AL-KAFI adalah yang paling terdahulu, paling besar, PALING BAIK dan paling rapi. Di dalamnya terdapat 16.199 hadits )).

Sayangnya, atas kebiasaan buruk kalangan Syiah, yaitu bolehnya berbohong dan berkhianat, termasuk tidak menjalankan amanatul naqli (kejujuran dalam menyadur), maka cetakan Mizan untuk yang berikutnya, pernyataan tertulis di atas sudah dihapus dari buku DIALOG SUNNAH-SYIAH. Namun, Alhamdulillah di Markaz pejuangislam.com masih tersedia stok lama buku DIALOG SUNNAH-SYIAH cetakan pertama.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: ridwan  - Kota: probolinggo
Tanggal: 8/12/2009
 
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 merekomendasikan tentang faham Syi' ah sebagai berikut :

Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm'ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu diantaranya :
Syi'ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal Jama'ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
Syi'ah memandang "Imam" itu ma 'sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
Syi'ah tidak mengakui Ijma' tanpa adanya "Imam", sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama' ah mengakui Ijma' tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".
Syi'ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/Pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da'wah dan kepentingan ummat.
Syi'ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengakui keempat Khulafa' Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang "Imamah" (Pemerintahan)", Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada ummat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah.

http://mui.or.id/konten/fatwa-mui/faham-syiah
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami posting untuk pengujung

2.
Pengirim: ridwan  - Kota: probolinggo
Tanggal: 8/12/2009
 
membawa mereka pada sikap menuhankan sahabat Ali radhiallahu anhu. Sehingga untuk mengokohkan aqidah syirik ini, mereka pun tanpa malu mengusung sekian banyak riwayat dusta. Mereka mengklaim, bahwa unsur ketuhanan telah menyatu pada diri sahabat yang menjadi menantu Nabi ini.

selengkapnya di :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=161321259113&ref=mf

video :
http://www.facebook.com/video/video.php?v=1070971353473&oid=97110574531 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami posting untuk pengunjung

3.
Pengirim: ridwan  - Kota: probolinggo
Tanggal: 8/12/2009
 
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (Qs. An-Nisaa: 135)

[-]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Sesunguhnya yang pertama kali membuat ajaran Rafidhah (Syiah Imamiyah) adalah seorang yang asalnya beragama Yahudi dan pura-pura masuk Islam dan menyusupkan kepada orang-orang jahil berbagai macam ajaran yang menikam inti ajaran Islam. Oleh karena itu ajaran ini adalah pintu terbesar kemunafikan dan jalan mulus untuk menjadi zindiq. Majmu Fatawa (4/428)

[ASAL USUL PENAMAAN RAFIDHAH]

Ada tiga pendapat yang menyebutkan asal usul penyebutan mereka dengan nama Rafidhah.

Pertama adalah karena penolakan (Ra-fa-dha) mereka terhadap kepemimpinan Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu Anhuma.

Kedua mengatakan mereka disebut Rafidhah karena penolakan mereka terhadap Islam.

Ketiga mengatakan karena penolakan mereka terhadap kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husain Radhiyallahu Anhu yang menolak untuk berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu Anhuma.

Untuk itulah mereka disebut Rafidhah.


[Perkataan Ulama tentang Syiah Rafidhah]

1. Al-Imam Amir Asy-Syabi berkata: Aku tidak pernah melihat kaum yang lebih dungu dari Syiah. (As-Sunnah, 2/549, karya Abdullah bin Al-Imam Ahmad)

2.Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri ketika ditanya tentang seorang yang mencela Abu Bakr dan Umar, beliau berkata: Ia telah kafir kepada Allah. Kemudian ditanya: Apakah kita menshalatinya (bila meninggal dunia)? Beliau berkata: Tidak, tiada kehormatan (baginya). (Siyar Alamin Nubala, 7/253)

3. Al-Imam Malik ketika ditanya tentang mereka (Syiah Rafidhah) beliau berkata: Jangan kamu berbincang dengan mereka dan jangan pula meriwayatkan dari mereka, karena sungguh mereka itu selalu berdusta. (Mizanul Itidal, 2/27-28, karya Al-Imam Adz-Dzahabi)

4. Al-Imam Asy-Syafii berkata: Aku belum pernah tahu ada yang melebihi Rafidhah dalam persaksian palsu. (Mizanul Itidal, 2/27-28, karya Al-Imam Adz-Dzahabi)

5. Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata: Aku tidak melihat dia (orang yang mencela Abu Bakr, Umar, dan Aisyah) itu orang Islam. (As-Sunnah, 1/493, karya Al-Khallal)

6. Al-Imam Al-Bukhari berkata: Bagiku sama saja apakah aku shalat di belakang Jahmi, dan Rafidhi atau di belakang Yahudi dan Nashara (yakni sama-sama tidak boleh -red). Mereka tidak boleh diberi salam, tidak dikunjungi ketika sakit, tidak dinikahkan, tidak dijadikan saksi, dan tidak dimakan sembelihan mereka. (Khalqu Afalil Ibad, hal. 125)

7. Al-Imam Abu Zurah Ar-Razi berkata: Jika engkau melihat orang yang mencela salah satu dari shahabat Rasulullah, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq. Yang demikian itu karena Rasul bagi kita haq, dan Al Quran haq, dan sesungguhnya yang menyampaikan Al Quran dan As Sunnah adalah para shahabat Rasulullah. Sungguh mereka mencela para saksi kita (para shahabat) dengan tujuan untuk meniadakan Al Quran dan As Sunnah. Mereka (Rafidhah) lebih pantas untuk dicela dan mereka adalah zanadiqah. (Al-Kifayah, hal. 49, karya Al-Khathib Al-Baghdadi) 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami posting untuk pengunjung

4.
Pengirim: Budi  - Kota: SAMPANG - MADURA
Tanggal: 24/5/2010
 
dimana ana harus mendapatkan kitab AL-KAFI.soalnya ana cari kitab AL-KAFI ditoko buku gramedia tdk ada.ana ingin dapatkan kitab tersebut 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mencari kitab Alkaafi, sama sulitnya dengan mencari Injil Barnabas. Tetapi di Markaz Pejuang Islam, Alhamdulillah tersimpan dengan baik. Jika berminat untuk melihatnya, kami persilahkan mampir ke tempat kami.

5.
Pengirim: vivi  - Kota: Medan
Tanggal: 9/9/2013
 
Minta izin bertanya Ustadz, adakah riwayat yg sahih, atas pembaiatan Sayidina Ali RA kepada Sayidina Abu Bakar RA ???  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ada, bahkan Sy. Ali menjadi Dewan Syura bagi pemerintahan Sy. Abu Bakar, Sy. Umar dan Sy. Utsman.

Tidak ada riwayat Sy. Ali memusuhi ketiga khalifah sebelumnya.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam