Klaim Palestina Tidak Pernah Ada, Kebodohan
Putra Netanyahu Ini Diejek Pengguna Twitter
Putra Benyamin Netanyahu, Yair, dikritik setelah melontarkan beberapa cuitan yang menyangkal eksistensi Palestina dengan dalih tidak ada huruf “P” dalam bahasa Arab.
Yair, yang dikenal aktif di Twitter, memulai diskusi setelah berbagi foto sebuah desa Palestina yang penduduknya mengalami pembersihan etnis oleh Haganah, Irgun dan Lehi – kelompok-kelompok Zionis yang secara luas dianggap sebagai organisasi teroris selama Nakba pada 1948.
Cuitan proaktif ini memicu sejumlah balasan dari para pengguna Twitter yang menunjukkan sejarah berdarah desa tersebut dan nasib warga Palestina yang pernah tinggal di sana.
Menanggapi itu, Yair mengklaim bahwa gagasan mengenai Palestina adalah mitos, kemudian ia menghadirkan bukti bahwa faktanya huruf “P” tidak ada dalam bahasa Arab. Yair mengabaikan fakta bahwa nama Arab wilayah itu adalah Falastiin.
Dia kemudian mengklaim bahwa orang Arab adalah milik Arabia dikarenakan kesamaan linguistik, sama seperti orang Yahudi seharusnya menjadi milik Judea (Yudea).
Malang bagi Yair, kebodohannya diketahui pengguna Twitter yang dengan cepat menunjukkan padanya bahwa huruf “J” tidak ada dalam bahasa Ibrani, sehingga dengan logikanya sendiri, orang-orang Yahudi seharusnya tidak memiliki koneksi ke wilayah yang dianggap Judea (Yudea).
Aktivis pro-Palestina Miko Peled lebih lanjut mempertanyakan apakah tidak adanya “J” dalam bahasa Ibrani berarti “tidak ada orang Yahudi (Jewish), Judea (Yudea) dan juga Jerusalem.
Beberapa pengguna Twitter menyoroti bahwa jika komentar seperti itu dibuat oleh orang non-Yahudi, itu akan dianggap anti-Semitisme.
Pengguna lainnya berusaha mendidik Yair tentang sejarah Palestina, dengan menggunakan peta masa Kekhalifahan Utsmaniyah yang dengan jelas mengidentifikasi wilayah itu sebagai Falastiin, kemudian mengganti “F” dengan “P” Turki, bahkan sebelum Mandat Britania atas Palestina dan pembagian Levant oleh kekuatan imperial.
Yair terus membenarkan komentarnya dengan menunjukkan kesamaan antara bendera nasional Yordania dan Palestina.
Akan tetapi, kebodohannya semakin diperlihatkan oleh para pengguna Twitter yang menunjukkan kesamaan antara sejumlah bendera di bagian lain di dunia.
Para politisi ‘Israel’ sering berupaya memanipulasi sejarah untuk membenarkan pendirian negara palsu ‘Israel’ dan mencela klaim rakyat Palestina.
Yair Netanyahu terkenal memiliki reputasi sangat bodoh dan perilaku ofensif di media sosial. Bulan lalu, ia dikecam oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah menuduh Turki menjajah Konstantinopel. Tahun lalu, ia memicu konflik antara Ankara dan Tel Aviv setelah ia mengepos publikasi sebuah gambar di Instagram yang bertuliskan “F*ck Turkey”, setelah adanya kecaman atas serangan ‘Israel’ terhadap para pengunjuk rasa di Jalur Gaza.
Pada bulan Desember, Facebook memblokirnya selama 24 jam setelah ia mengepos serangkaian ujaran anti-Muslim dan anti-Palestina yang menurut jejaring sosial itu melanggar aturan tentang ujaran kebencian.