URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 309 users
Total Pengunjung: 6224429 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DICULIK GONDORUWO 
Penulis: Pejuang Islam [ 3/12/2009 ]
 
DICULIK GONDORUWO

Luthfi Bashori

Gondoruwo, di kalangan rakyat Indonesia dikenal sebagai jenis setan atau hantu. Di samping nama Gondoruwo, masih banyak nama-nama lain yang dikenal oleh rakyat, sebagai makhluk halus. Sebut saja Pocongan, Jrangkong, Jailangkung, Endas glundung, Tuyul, Kuntilanak, Jenglot, Sundel bolong, Tengkorak dan tak kalah seramnya adalah Wewe gombel.

Tentunya sederet nama-nama lain juga dikenal oleh rakyat Indonesia, sesuai dengan keyakinan masyarakat lokal di mana mereka berada, semisal Leak yang keberadaannya menjadi ciri khas hantu di Bali.

Terlepas dari nama-nama beken tersebut di atas, ada sebuah ajaran hikmah dari para sesepuh dan para pendahulu rakyat Indonesia, khususnya sejak awwal masuknya Islam di Indonesia, yaitu ajaran : `Janganlah seseorang itu keluar rumah, atau berada di luar pintu rumah di saat proses tenggelam matahari, atau dalam bahasa Jawanya `diwaktu surup` alias saat mega memerah menjelang malam tiba, karena rawan diculik Gondoruwo atau Wewe gombel`

Para orangtua di masa lampau, sangatlah perhatian dalam menjaga keselamatan putra-putrinya, serta dalam mendidik mereka agar kelak menjadi orang-orang yang shalih dan shalihah.

Adapun salah satu caranya yaitu menahan mereka agar tidak keluar rumah mulai menjelang waktu Maghrib hingga shalat Isyak. Kalau pun para orangtua itu harus mengijinkan putra-putrinya keluar rumah, maka tiada lain hanya karena diizinkan berangkat ke masjid, mushalla, surau, atau tempat pengajian.

Para orangtua yang jam belajar mengaji bagi putra-putrinya selain waktu Maghrib hingga Isyak, mereka mengajak keluarganya untuk shalat berjamaah lantas membaca doa-doa secara bersama-sama, atau membaca Alquran, bershalawat kepada Nabi SAW, hingga rumah tangga mereka tampak hidup dengan kalimat-kalimat thayyibah pada waktu antara Maghrib hingga Isyak.

Anehnya, jarang sekali di antara para sesepuh dan para pendahulu itu memberikan dalil-dalil dari Alquran atau Hadits, mengapa putra-putrinya dididik setengah diancam : `Jangan keluar atau berada di luar pintu rumah saat menjelang Maghrib, bisa-bisa diculik Gondoruwo atau Wewe gombel`

Kalimat larangan yang mengandung hikmah tersebut, bukanlah tradisi asli rakyat Indonesia, sekalipun cara menyampaikannya disesuaikan dengan kultur rakyat Indonesia.

Sebagai contoh, tidak seorangpun dari kalangan sesepuh yang mengatakan : Bisa-bisa digigit vampir !. Karena masyarakat Indonesia tidak mengenal setan atau hantu yang bernama vampir, yang menjadi ciri khas hantu China maupun Eropa.

Nah, jika rajin diteliti, ternyata ajaran para sesepuh rakyat Indonesia tersebut, tiada lain adalah bersumber dari ajaran Nabi SAW, sebagaimana yang beliau sabdakan : Idzaa gharabatis syamsu fakuffuu shibyaanakum, fainnahaa saa`atun yantasyiru fiihas syayaathiin (Jika tiba waktu proses tenggelam matahari, maka tahanlah anak-anak kalian (jangan biarkan keluar), karena di saat itulah berkeliaran setan-setan). HR. Atthabarani.

Demi memudahkan kalangan awwam, para ulama sesepuh jaman dahulu, sekalipun mereka tahu tentang dalil-dalil syar`i bagi sebuah amalan, namun mereka tidak serta merta menyampaikannya kepada masyarakat, karena mereka mengamalkan Hadits Nabi SAW yang artinya : `Berbicaralah dengan orang-orang itu sesuai dengan kadar kemampuan akal mereka`.

Sungguh bijaksana akhlak para sesepuh rakyat Indonesia.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: albiruni  - Kota: kampung banjar
Tanggal: 3/12/2009
 
goodluck . haturnuhun ustad . saya penggemar anda slalu 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazakallah kher, mudah-mudahan manfaat selalu.

2.
Pengirim: lootvi  - Kota: bondowoso
Tanggal: 4/12/2009
 
memang syogyanya ulama'2 slalu mncari cara yang termudah dan memudahkan ajaran2 nabi yg sulit difahami diterima org awam,alangkah baikx jk crita2 org sepuh dl ditunjukkan dalilx,tanks pjuang islam,smoga tambah syamil. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Salah satu tujuan situs ini mengarah ke arah itu, tentu dapat kami laksanakan sedikit demi sedikit. Salah satu contoh telah kami posting artikel Nyekar Bunga di Kuburan. Coba dikaji ulang !

3.
Pengirim: ahmad  - Kota: probolinggo
Tanggal: 7/12/2009
 
subhanallah .. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan bermanfaat untuk umat Islam.

4.
Pengirim: panotogomo  - Kota: tuban
Tanggal: 11/12/2009
 
ASS.Trim atas petuah2nya ustad,bagi kami sangat menggugah hati juga menambah wawasan,memang banyak nasehat2 dari orang tua dahulu yang mengandung hikmah juga pelajaran,walupun disampaikian dgn sederhana atau dgn ancaman,contoh ; jangan duduk diatas bantal nanti bisulan atau udunen kata orang jawa [padahal tujuanya supaya kita menghormati bantal yg biasa jadi temat kepala]bahkan ada hadis nabi yg artinya ; tiga perkara jangan ditolak 1.jika diberi minya wangi, 2 .diberi susu, 3. diberi bantal.[minyak wangi adalah kesukaan nabi juga menambah kecerdasan otak,2.susu adalah minuman terbaik,3. bantal adalah symbol penhormatan] juga jangan meludah disumur nanti sumbing [cacat bibir]tujuanya jangan kotori tempat air yg akan dipergunakan orang byk dll,anak perawan jgn makan ditengah lawang[pintu]nanti jodohne balek dalan[gak jadi datang,hahaha kelihatanya lucu tapi kalo diperhatikan sangat banyak hikmah yg bisa kita petik dari nasehat2 oran2 tua dahulu,.semoga manfaat bagi semua,afwan ustad, 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terima kasih, karena dengan metode itu pula para Walisongo berhasil mengislamkan Indonesia.

Kita seharusnya malu kepada para sesepuh yang telah berhasil dalam dakwahnya. Karena kita sendiri seringkali mengobral dalil-dalil Alquran dan Hadits yang berstandart pemahaman kita, namun tatkala kita ditanya, sudah mengislamkan berapa orangkah ? Jawaban kita : Nihil...!

Malahan terjadi, umat Islam menjadi lari dari pendidikan keislaman, gara-gara penerapan dakwah kita yang salah, atau terasa amat kaku. Misalnya, terkadang dengan mudahnya kita menuduh umat Islam yang mau hadir mengaji ke majlis ta'lim karena ingin mengerti agama, atau karena ingin mendapat ketentraman hati, mereka datang menghadiri majlis dzikir. Tetapi, tiba-tiba saja kita hardik mereka dengan kata-kata: 'ini sesat, ini bid'ah, ini syirik, dan kata-kata yang semisalnya'.
Terkadang hal itu kita lakukan, hanya karena sang pengasuh majlis tidak menyampaikan ayat Alquran maupun hadits Nabi SAW dalam majlisnya. Sungguh ironis.

Mudah-mudahan kita mampu menjadi generasi penerus yang Panotogomo.

5.
Pengirim: johan ali  - Kota: bali
Tanggal: 11/12/2009
 
wah bagus postingnya,ngingetin masa lalu,terus berkarya ustad  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazakallah kher, mudah-mudahan bermanfaat

6.
Pengirim: pak wagiman  - Kota: banyuwangi
Tanggal: 13/12/2009
 
ASS.Trim atas petuah2nya ustad,bagi kami sangat menggugah hati juga menambah wawasan,memang banyak nasehat2 dari orang tua dahulu yang mengandung hikmah juga pelajaran,walupun disampaikian dgn sederhana atau dgn ancaman,contoh ; jangan duduk diatas bantal nanti bisulan atau udunen kata orang jawa [padahal tujuanya supaya kita menghormati bantal yg biasa jadi temat kepala]bahkan ada hadis nabi yg artinya ; tiga perkara jangan ditolak 1.jika diberi minya wangi, 2 .diberi susu, 3. diberi bantal.[minyak wangi adalah kesukaan nabi juga menambah kecerdasan otak,2.susu adalah minuman terbaik,3. bantal adalah symbol penhormatan] juga jangan meludah disumur nanti sumbing [cacat bibir]tujuanya jangan kotori tempat air yg akan dipergunakan orang byk dll,anak perawan jgn makan ditengah lawang[pintu]nanti jodohne balek dalan[gak jadi datang,hahaha kelihatanya lucu tapi kalo diperhatikan sangat banyak hikmah yg bisa kita petik dari nasehat2 oran2 tua dahulu,.semoga manfaat bagi semua,afwan ustad,  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Loh, tulisan ini sengaja copy paste kirimannya Bpk. Panotogomo atau salah kirim ? Karena beberapa saat yang lalu sudah kami posting..!

7.
Pengirim: m.idham baihaqi  - Kota: malang
Tanggal: 14/12/2009
 
sungguh unik,tulisan anda tentang tulisan diatas.tidak biasanya anda menulis tulisan seperti ini saya salut dengan tulisan ini.by idham 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan ajaran para sesepuh yang bersifat mutiara hikmah dapat dilestarikan oleh generasi penerus Sunni Syafi'i. Sehingga masyarakat Indonesia berlaku bijak.

8.
Pengirim: suharto  - Kota: Pati
Tanggal: 22/4/2010
 
Sungguh bijaksana sekali memang, Cara2 ulama pendahulu kita dalam menyampaikan, ajaran kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tapi, Ati2 Pak Yai, jangan2 yang begini juga dibilang bid'ah...! 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jangankan tema ini, Lah membaca shalawat Nabi SAW bersama-sama saja dituduh bid'ah dhalalah oleh kaum Wahhabi. Ya biar sajalah kaum Wahhabi menggonggong, kafilah Ahlussunnah akan tetap berlalu.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam