URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 4 users
Total Hari Ini: 206 users
Total Pengunjung: 6224318 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Bangladesh Akan Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil 
Penulis: http://sahabatalaqsha.com [6/3/2019]
 
Bangladesh Akan Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil



Bangladesh akan merelokasi lebih dari 100.000 pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil pada pertengahan April. Seorang menteri mengonfirmasi hal itu pada Ahad (3/3). Akan tetapi, ada kekhawatiran lokasi yang dipilih itu kurang ideal.

“Perdana Menteri Sheikh Hasina pekan lalu menginstruksikan penyelesaian relokasi 23.000 keluarga Rohingya ke Bhashan Char pada 15 April,” demikian media setempat mengutip pernyataan Md Enamur Rahman, menteri negara untuk manajemen bencana dan bantuan, setelah bertemu dengan Earl Robert Miller, duta besar Amerika Serikat untuk Bangladesh.

Untuk membuat pulau itu layak ditinggali, semua fasilitas –termasuk rumah, listrik, pusat komunikasi, pelayanan kesehatan, tempat berlindung dari gelombang badai dan topan– telah disediakan, kata Rahman.

Akan tetapi, kelompok-kelompok internasional dan badan-badan hak asasi manusia termasuk PBB, Human Rights Watch, dan Amnesty International telah berulang kali memperingatkan langkah itu berisiko dan mendesak Bangladesh untuk menjalankan proyek itu dengan para pengungsi Rohingya secara sukarela, serta dengan klarifikasi yang wajar.

Menurut Rahman, pemerintah berencana memindahkan sekitar 103.000 pengungsi Rohingya ke Bhashan Char dengan perkiraan biaya lebih dari 275,3 juta dolar, yang sepenuhnya ditanggung pemerintah Bangladesh.

Perjalanan penuh risiko

Sebelum proyek relokasi pengungsi Rohingya dimulai satu tahun lalu, pulau itu tampaknya tidak berpenghuni. Pulau itu sebagian besar digunakan untuk menggembalakan ternak dan pusat kegiatan para perompak.

Pulau itu berjarak sekitar 30 kilometer dari tanah daratan dan 52 kilometer dari distrik Noakhali selatan.

Pada 2013, pulau itu dinyatakan sebagai hutan lindung. Perahu motor adalah satu-satunya alat transportasi ke pulau itu.

Sekitar 1.350 hektar tanah –432 hektar ditempati dan 918 hektar kosong– diusulkan untuk proyek rehabilitasi pengungsi Rohingya.

Perjalanan menuju Bhasan Char sangat sulit dan saat cuaca buruk bisa menjadi perjalanan yang berbahaya.

Ketinggian rata-rata Bhasan Char adalah 2,84 meter di atas permukaan laut, menurut sumber Angkatan Laut Bangladesh.

Sejumlah media lokal dan internasional memberitakan, dibutuhkan sekitar satu setengah jam untuk mencapai Bhasan Char dari daratan terdekat, Noakhali, atau pulau berpenduduk terdekat, Hatia, dengan perahu pukat atau perahu motor. Pulau ini juga rawan erosi sungai.

Akan tetapi, musim gugur yang lalu Anadolu Agency mendapati bahwa butuh waktu lebih dari dua jam untuk mencapai pulau itu dengan perahu motor baik dari Hatia atau Noakhali.

Menurut data Departemen Kehutanan dan informasi yang tersedia, bagian dari pulau itu menghilang ke laut setiap tahun karena erosi.*


http://sahabatalaqsha.com
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam