URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 4 users
Total Hari Ini: 206 users
Total Pengunjung: 6224318 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Imunoterapi Harapan Baru untuk Kanker Paru 
Penulis: https://www.guesehat.com [2/3/2019]
 
Imunoterapi Harapan Baru untuk Kanker Paru



Angka kematian akibat kanker paru masih tinggi. Bahkan kanker paru menjadi penyebab kematian akibat kanker nomer 1 pada laki-laki maupun perempuan. Meningkatnya penderita kanker paru di seluruh dunia terutama disebabkan rokok. Pria berusia di atas 40 tahun dan perokok aktif adalah orang yang paling berisiko terkena kanker paru.

Mengingat kematian kanker paru sangat tinggi, maka upaya menemukan terapi yang bisa meningkatkan harapan hidup pasien terus dilakukan. Selain tentu upaya pencegahan dengan kampanye anti rokok dan pola gaya hidup sehat.

Saat ini sudah dikenal pengobatan terbaru kanker paru yaitu imunoterapi. Konsep imunoterapi adalah memberdayakan sel-sel imun agar lebih aktif melawan sel kanker. Bagaimana cara kerja imunoterapi ini dan seberapa ampuh mengobati kanker paru?


Berawal dari Sistem Imun yang Gagal

Pada orang sehat, begitu ada satu sel saja di tubuh yang tumbuh tidak normal, maka akan segera terdeteksi oleh sistem imun tubuh. Sel kanker adalah sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal. Sistem imun segera mengenali dan melalui proses yang rumit ia akan membunuh sel kanker tersebut, atau membuatnya menjadi normal kembali.

Tetapi tidak selamanya proses ini berjalan mulus. Ada kalanya sel-sel imun tubuh gagal mengenali sel kanker. “Kanker ini sangat pintar. Ia memiliki kemampuan untuk lari dari radar sistem imun tubuh kita, sehingga sering tidak terdeteksi oleh sistem imun,"  jelas dr. Sita Andarini SpP(K), Ph.D, dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam acara diskusi media tentang “Imunoterapi Harapan Baru Kanker Paru” yang diadakan di Jakarta, 28 Februari 2019.

Nah, konsep imunoterapi adalah membuat sel-sel imun tubuh yang lumpuh ini agar mampu mengenali kembali sel kanker dan menjadi aktif menyerang. Saat ini imunoterapi adalah terapi terbaru untuk berbagai jenis kanker. Beberapa penelitian menunjukkan, pasien kanker paru yang diberikan imunoterapi memiliki respon terapi yang jauh lebih baik. Indikatornya adalah dari perkembangan tumor yang bisa dihentikan, dan memperpanjang harapan hidup.

Dr. Sita mengutip penelitian penggunaan imunoterapi pada pasien kanker kanker paru yang belum pernah mendapatkan terapi apapun. Pasien yang mendapatkan imunoterapi memiliki masa hidup lebih panjang dan masa hidup bebas gejala penyakit lebih lama dibandingkan pasien yang mendapatkan kemopterapi saja.


Memutus Ikatan yang Terlarang

Bagaimana cara kerja imunoterapi? Untuk mempelajari bagaimana imunoterapi bekerja melawan sel kanker, dr. Sita mengambil contoh salah satu jenis imunoterapi yang saat ini sudah digunakan untuk pengobatan kanker paru di seluruh dunia, yaitu pembrolizumab. Obat ini dikenal juga dengan nama anti PD-L1 atau penghambat PD-L1 (PD-L1 inhibitor). Apa itu PD-L1?

Sel-sel limfosit T, yang berperan sebagai tentara pembasmi di tubuh kita, memiliki resptor yang disebut PD-1. Reseptor ini gunanya seperti radar yang akan mengenali musuh. Salah satu musuh tersebut adalah sel-sel kanker. Sayangnya, seperti sudah dijelaskan di atas, sebagian sel-sel kanker sangat pintar. Rupanya pada sebagian sel kanker, termasuk sel tumor paru, memiliki "anti" PD-1 ini, yang ada di seluruh permukaan sel mereka. Namanya PD-L1, yang akan mengikat PD-1 sehingga mematikan kemampuan sel T untuk mengenali sel kanker yang seharusnya dibasmi.

Cara kerja pembrolizumab adalah memutus ikatan antara reseptor PD1 yang ada di sel-sel limfosit T dengan PD-L1 yang ada di permukaan sel-sel kanker. “Ketika resptor PD1 pada sel limfosit T ini bertemu atau berikatan dengan PD-L1 yang ada di sel tumor, maka sel T menjadi lumpuh alias tidak aktif. Ia tidak bisa mengenali sel tumor untuk dimusnahkan. Terapi anti PD-L1 dimaksudkan untuk memutus ikatan PD1 dengan PD-L1, sehingga sel T kembali aktif membunuh sel-sel tumor,” jelas dr. Lisnawati, SpPK, Kepala Departemen Patologi Klinik dari FKUI/RSCM.


Siapa saja yang Bisa Mendapatkan Imunoterapi?

Dr. Lisnawati melanjutkan, terapi anti PD-L1 ini sangat individual, artinya hanya efektif diberikan pada pasien kanker paru yang sel-sel tumornya menunjukkan ekspresi PD-L1 lebih dari 50%. Penelitian membuktikan jika ekspresi PD-L1 lebih dari 50% diberikan imunoterapi, respon pengobatannya mencapai sekitar 60%.

Penghambat PD-L1 pembrolizumab bisa membuat pasien kanker paru mengalami progression free survival (masa tumor tidak berkembang) selama 10 bulan. Hasil pengamatan di RS Persahabatan pada pasien-pasien yang diberikan pembrolizumab, sudah berlangsung 21 bulan dan 50% pasien masih bertahan.

“Masa 10 bulan terbebas dari gejala ini nampaknya tidak bermakna, tetapi bagi pasien akan sangat bermakna. Imunoterapi sangat memberikan harapan pasien, karena angka harapan hidup pasien jadi lebih panjang dibandingkan pasien yang hanya mendapatkan kemoterapi,” jelas dr. Sita.

Dr. Lisna menambahkan, saat ini pemeriksaan PD-L1 sudah bisa dilakukan di Indonesia, yaitu di FK UGM Yogyakarta dan di RS Kanker Dharmais. Kendala imunoterapi adalah biaya yang masih tinggi karena belum ditanggung BPJS.


Harapan untuk Pasien Kanker Paru

Imunoterapi menjadi harapan baru bagi pasien kanker paru. Apalagi saat ini jumlah pasien kanker paru terus meningkat. Data Globocan 2018 menunjukkan ada 2 juta kasus baru kanker paru dan 1,8 juta orang di antaranya meninggal dunia.

Kanker paru menyebabkan 27% kematian yang disebabkan oleh kanker, atau menjadi penyebab ke-5 dari seluruh penyebab kematian di seluruh dunia. Faktor risiko utama kanker paru adalah rokok. Perokok memiliki risiko kanker paru 13,6 kali lipat lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok. Pada perokok pasif risiko lebih besar 4 kali lipat dibandingkan orang yang tidak pernah terpapar asap rokok.

“Kanker yang sudah menyebar ke organ lain, tidak mungkin dibedah sehingga pengobatannya biasanya dengan kemoterapi, atau terapi target,” jelas dr. Sita. Maka imunoterapi bisa menjadi sebuah harapan baru bagi pasien kanker paru.



https://www.guesehat.com
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam