KUTUKAN ALLAH SWT ATAS KAUM YAHUDI BANI ISRAEL
Luthfi Bashori
Menghadapi kaum Yahudi memang tidaklah mudah, mereka itu terkenal sangat licin ibarat belut, dan berbahaya ibarat ular berbisa. Bahkan di jaman hidupnya Rasulullah SAW sendiri, beliau SAW mengalami terjadinya beberapa kali penipuan dan pengkhianatan licik yang dilakukan oleh Yahudi Bani Israel terhadap umat Islam.
Pikiran licik yang nyata-nyata ditampakkan oleh Yahudi bani Israel adalah, ketidaktaatan Yahudi Bani Israel terhadap perintah maupun larangan Allah, sebagaimana yang terjadi di jaman Nabi Musa AS, hingga Allah murka kepada mereka sebagaimana dikutip dalam firman-Nya: “Kuunuu qiradatan khasi-in” (Jadilah kalian kera yang hina dina).
Peristiwa itu ternyata tetap dikenang oleh Rasululah SAW, maka pada saat umat Islam perang melawan kaum Yahudi Bani Quraidzah, Nabi Muhammad SAW sempat berdiri di bawah benteng mereka, lantas beliau SAW bersabda, “Wahai para saudara kera, para saudara babi, dan para penyembah Thaghuth !”
Mendengar sabda Rasulullah SAW itu, para pemimpin Bani Quraidzah pun berkata kepada kaumnya, “Siapa yang memberitahu kepada Muhammad tentang semua ucapan itu. Mengapa kalian beritahu kutukan Allah tersebut, sehingga orang-orang Islam itu dapat mengalahkan hujah kalian.” (HR. Ibnu Jarir).
Sebenarnya, sifat dasar Yahudi Bani Israel itu adalah selalu menginkari kebenaran yang diturunkan oleh Allah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Sy. Ibnu Abbas RA beliau menuturkan, bahwa sewaktu Nabi Muhammad SAW belum diutus menjadi Rasul, maka kaum Yahudi meminta pertolongan kepada Allah dengan bertawasul menggunakan nama Nabi Muhammad, yang tujuannya untuk mengalahkan Bani Aus dan Khazraj. Namun, setelah Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad SAW menjadi seorang Rasul dari bangsa Arab, maka kaum Yahudi itupun mengingkarinya. (HR. Abu Aliyyah).
Dalam riwayat lain, Sy. Ibnu Abbas Ra menjelaskan bahwa pada suatu hari ada seorang pendeta Yahudi bernama Fanhash berkata kepada Sy. Abu Bakar, “Kami tidak membutuhkan Allah. Dialah yang membutuhkan kami. Karena kami lebih kaya daripada-Nya. Jika (Allah itu) kaya, tentu Dia tidak berutang kepada kami, seperti kata shahabatmu Muhammad (maksudnya adalah firman Allah, QS. Al-Baqarah , 245 yang artinya) “Siapa yang meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki), dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
Sy. Abu Bakar RA marah dan memukul Fanhash. Karena tidak terima atas perlakuan Sy. Abu Bakar RA tersebut, maka Fanhash mengadu kepada Rasulullah SAW, “Wahai Muhammad, lihat apa tindakan shahabatmu ini.”
“Mengapa engkau lakukan ini?” tanya Nabi Muhammad SAW kepada Sy. Abu Bakar.
“Dia berkata bahwa Allah itu fakir. Mereka tidak butuh Allah, tetapi Allah yang butuh mereka,” jawab Sy. Abu Bakar RA.
Mendengar penjelasan Sy. Abu Bakar RA tersebut, tiba-tiba Fanhash memungkirinya. Maka Allah berfirman (QS. Ali Imran, 181) yang artinya: “Sungguh Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah Itu miskin dan kami kaya.” Kami akan mencatat perkataan dan perbuatan mereka yang membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), “Rasakanlah olehmu adzab yang membakar.” (HR. Ibnu Abi Hatim).
Pengkhianatan, penipuan dan kebohongan seperti dalam riwat di atas ini sudah menjadi watak bangsa Yahudi Bani Israel, dan mereka pun tidak akan tinggal diam terhadap umat Islam hingga kapanpun.
Karena itu permusuhan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi Bani Israel terhadap umat Islam, akan terus berlanjut sampai kapanpun. Tinggal bagaimana cara umat Islam dalam menyikapinya.