MEMILIKI HATI SEHAT ATAU BERPENYAKIT ?
Luthfi Bashori
Posisi hati dalam diri manusia itu ada di dua posisi, lahiriyah dan ruhaniyah. Hati ditinjau secara lahiriyah adalah organ tubuh sejenis daging yang terkadang sehat, dapat berfungsi menawarkan dan menetralisir racun, mengatur sirkulasi hormon, namun dapat pula mengidap penyakit seperti kanker hati, edema, ascites, hepatitis, dan berbagai penyakit lainnya.
Sedangkan, hati ditinjau dari segi ruhaniyah maka lebih bersifat maknawi sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasululah SAW berikut ini.
Sy. Nu’mah bin Basyir RA mengungkapkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya dalam diri manusia ini ada segumpal daging. Jika daging ini baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Namun, jika daging itu rusak, maka seluruh tubuhnya akan menjadi rusak. Ketahuilah, daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perumpamaan hati itu seperti sehelai bulu di tanah yang lapang, dan mudah di bolak-balikkan angin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Ashim).
Ke dua hadits Nabi di atas menunjukkan bahwa kebaikan seseorang itu tergantung dari sifat hati masing-masing. Jika seseorang itu pandai menjaga dan memelihara hatinya, maka seluruh amal perbuatannya akan menjadi baik pula, terutama dalam pandangan Sang Pencipta, Allah SWT.
Sebaliknya keadaan hati yang mudah berubah ibarat sehelai bulu di tanah lapang yang terterpa angin itu, seringkali dimanfaatkan oleh setan untuk menodai pemiliknya, hingga terbawa arus kemaksiatan demi kemaksiatan yang tiada henti, kecuali mereka yang senantiasa dirahmati dan dilindungi oleh Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Wahai Dzat yang melingkari hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam ketaatan kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi dan Hakim).
Nabi Muhammad SAW sebagai seorang hamba yang ma’shum, yaitu yang selalu dijaga segala gerak-geriknya oleh Allah SAW hingga tidak mungkin terjerumus ke dalam dosa, namun beliau SAW masih tetap memohon perlindungan kepada Allah agar hatinya dapat istiqamah dalam kebaikan. Lantas bagaimana dengan umat Islam yang hidup di jaman sekarang, dengan godaan keimanannya jauh lebih berat lagi ?
Sy. Abdullah bin Mas’ud RA mengungkapkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya setan itu memiliki tempat di hati manusia, dan malaikat juga mempunyai tempat yang sama. Bagian yang dihuni oleh setan membawa kepada perbuatan jahat dan mendustakan perkara yang benar. Sebaliknya, tempat yang di huni malaikat membawa kepada kebaikan dan membenarkan perkara yang hak.
Barangsiapa yang menemukan dalam hati-nya dorongan malaikat tersebut, maka harap diketahui bahwa hal itu datangnya dari Allah SWT, dan hendaklah ia memuji kepada Allah SWT.
Namun, barangsiapa merasakan dalam hatinya dorongan yang lain-nya, maka hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah SWT dari setan yang terkutuk.” Kemudian Nabi SAW membacakan Firman Allah yang artinya, “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian berbuat kejahatan, sedangkan Allah menjanjikan untuk kalian ampunan dan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (HR. Tirmidzi).