URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 206 users
Total Pengunjung: 6224318 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Ilmuwan Mencari Solusi Tips Agar Tak Jet Lag Usai Penerbangan Jarak Jauh 
Penulis: https://lifestyle.okezone.com [18/10/2018]
 
Ilmuwan Mencari Solusi Tips Agar Tak Jet Lag Usai Penerbangan Jarak Jauh


Para pelancong seringkali mengalami penerbangan jarak jauh yang sangat melelahkan tubuh. Tetapi menurut para ilmuwan dari Universitas Sydney yang bekerja sama dengan Qantas, ternyata kita bisa menghindari `jet lag`.

Ketika penerbangan semakin panjang, ada pertanyaan tentang seberapa baik wisatawan bisa menangani penerbangan berjam-jam di dalam pesawat.

Singapore Airlines meluncurkan penerbangan non-stop terpanjang di dunia, 18 jam dan 40 menit dari Singapura ke New York, dan Qantas berencana untuk meluncurkan penerbangan 20 jam antara Sydney dan London pada tahun 2020.

Mengenali kelemahan penerbangan jarak jauh, Qantas meminta para ilmuwan untuk mencari cara untuk mempermudah perjalanan penumpang.

Kini, para peneliti melaporkan temuan mereka pada sebuah konferensi tidur di Brisbane.

Jangan terlambat

Bagian pertama dari penelitian ini, dimulai pada awal tahun 2018, melibatkan peneliti dari Charles Perkins Centre di Universitas Sydney yang meninjau semua penelitian relevan tentang cara non-farmakologis untuk melawan jet lag.

Peneliti kesehatan masyarakat, Dr Sun Bin, mengatakan tidak ada strategi yang sejauh ini efektif untuk mengurangi penderitaan akibat penerbangan panjang itu.

Jadi, apa rahasia untuk menghindari kebosanan, kantuk saat makan siang dan bermata cerah pada jam 3 pagi?

"Yang kami tahu bahwa cahaya adalah faktor terpenting dalam jet lag," kata Dr Bin.

"Dan saya pikir faktor penting lainnya yang kebanyakan orang tidak bicarakan adalah perencanaan."

"Banyak orang pergi dengan penerbangan internasional tanpa memikirkan bagaimana mereka akan menyesuaikan diri. Mereka hanya menjalaninya saja."

Penelitian ini memberi tahu kami bahwa kita perlu mengubah jam tubuh kita selama berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu sebelum naik ke pesawat.

Dan kemudian kita perlu terus melakukan itu, bersamaan dengan menghindari alkohol dan minum air yang cukup.

"Cara Anda merasakan, cara Anda berfungsi -secara mental melalui gerakan usus - semuanya dikendalikan oleh jam tubuh Anda," kata Steve Simpson, direktur akademis Charles Perkins Center.

Tetapi jam biologis hanya bisa diatur ulang sekitar 90 menit sehari, jadi perencanaan sangat penting.

"Apa yang bisa Anda lakukan adalah memastikan Anda mendorong secepat yang Anda bisa ke zona waktu tujuan dan mengatur waktu dengan benar," katanya.

"Pada dasarnya, jet lag adalah ketidakcocokan antara jam tubuh Anda dan waktu di tempat tujuan Anda," jelas Dr Bin.

"Jadi apa yang ingin Anda lakukan adalah mencoba dan menggeser jam tubuh Anda seperti waktu di tempat tujuan."

Misalnya, jika Anda terbang dari Australia ke London, Anda bepergian ke barat, yang berarti Anda perlu menunda jam tubuh Anda.

"Beberapa hari sebelum Anda terbang, Anda benar-benar harus tidur sedikit lebih lambat, mungkin setengah jam, lalu satu jam lebih lambat dalam tiga atau empat hari sebelum Anda terbang," saran Dr Bin.

Menurut penelitian, mencari sinar matahari di tempat tujuan Anda terlalu sedikit, terlalu terlambat.

"Kita sangat baik dalam mencoba mendapatkan cahaya pada saat yang tepat, jadi cobalah pergi ke luar mencari sinar matahari di siang hari," kata Dr Bin.

"Tapi kita tak begitu baik dalam menghindari cahaya ketika seharusnya itu adalah malam hari -jadi hal-hal seperti melihat komputer, melihat ponsel Anda, semua hal itu dianggap sebagai masukan cahaya untuk system tubuh."

Maskapai bisa membantu

Sejumlah maskapai penerbangan sedang merancang pesawat untuk memperbaiki bagaimana penumpang mengalami penerbangan panjang.

Beberapa termasuk fitur seperti tekanan kabin untuk membuat bernapas lebih mudah dan jendela yang lebih besar yang secara elektronik disinkronkan menjadi gelap atau terang dengan pencahayaan kabin.

Qantas juga mendesain ulang ruang tunggu, memperbarui menu di pesawat, dan menawarkan kelas meditasi di dalam pesawat.

"Ilmu siklus biologis benar-benar solid," kata Dr Bin.

"Kami tahu bahwa cahaya menggeser jam tubuh Anda dan kami bisa melakukannya dengan sangat baik di laboratorium - kami tidak melakukannya dengan sangat baik dalam praktik, dengan penumpang yang sebenarnya."

Qantas meminta peneliti untuk memberi masukan tentang desain pencahayaan kabin.

"Tentunya jika penerbangan semakin panjang, kita perlu menggunakan waktu di pesawat untuk mencoba dan menggeser jam tubuh, dan itu menghemat waktu Anda untuk mencoba beradaptasi di tempat tujuan," kata Dr Bin.

Contoh penggunaan cahaya untuk mengurangi efek penerbangan panjang adalah perjalanan Socceroos tahun 2017 dari Honduras ke Australia.

Tim itu memakai kacamata terapi cahaya yang dirancang oleh ilmuwan olahraga, Dr Craig Duncan.

Kacamata ini memaparkan mata ke cahaya biru-hijau yang bisa digunakan untuk mengatur pola tidur dan membantu mengatur ulang jam tubuh dengan menekan produksi melatonin, hormon yang mulai diproduksi di malam hari saat kita hendak tidur.

Para pemain mengenakan kacamata untuk tetap terjaga selama bagian pertama penerbangan -perjalanan 9,5 jam antara San Pedro Sula dan Honolulu -dan kemudian beralih ke kacamata gelap untuk memotivasu tidur selama bagian terakhir dari perjalanan.

Pesawat itu juga tetap gelap selama 10 jam ke Sydney, sehingga para pemain bisa tidur dan menggeser jam tubuh mereka lebih dekat ke waktu Sydney.

Tahap kedua dari penelitian ini melibatkan studi Kesehatan dan Kesejahteraan di Udara, di mana beberapa penumpang pada rute 17 jam dari Perth ke London akan diminta untuk memakai perangkat yang mencatat aktivitas fisik, tidur dan perubahan postur, dan untuk mengisi kuesioner tentang keadaan pikiran mereka dan apa yang mereka makan dan minum selama penerbangan.

Informasi akan dikumpulkan untuk membangun gambaran tentang bagaimana tiap orang terpengaruh.

Namun Dr Bin yakin ada lebih banyak hal yang bisa ditemukan tentang dampak penerbangan jarak jauh.

"Salah satu faktor yang hilang dari banyak penelitian adalah gagasan jet lag sebagai keletihan perjalanan, serta gangguan jam tubuh Anda, dan itu adalah sesuatu yang belum ditangani sama sekali," katanya.

"Penumpang di pesawat terpapar potensi percepatan 20 jam, getaran, perubahan kualitas udara dan tekanan udara dan tingkat oksigen, dan kami benar-benar tidak tahu apa dampaknya terhadap kelelahan dan kebugaran mereka."

"Jadi itu adalah sesuatu yang benar-benar ingin kami pelajari."


https://lifestyle.okezone.com
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam