URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 311 users
Total Pengunjung: 6224432 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
TENTANG PERINGATAN MAULID NABI SAW - (1) 
Penulis: Pejuang Islam [ 6/11/2009 ]
 
TENTANG PERINGATAN MAULID NABI SAW - (1)

(Disarikan dari karangan Sayyid Muhammad Almaliki)

Luthfi Bashori

(Prakata Pengarang).
Bismillahir rahmaanir rahiim.
Sudah banyak buku yang menerangkan tentang hukum mengadakan peringatan Maulid Nabi SAW. Sejatinya saya kurang berhasrat untuk mengangkat tema ini. Hal itu karena masih banyak permasalahan yang lebih penting untuk dipikirkan dan dicarikan solusinya, dibanding membahas masalah hukum merayakan perayaan Maulid Nabi SAW, yang hampir setiap musim bulan Maulid, sudah banyak diterangkan oleh para da`i dan banyak didengarkan oleh kaum muslimin.

Namun, karena banyak kalangan yang meminta saya untuk mengeluarkan pendapat tentang hukum mengadakan perayaan Maulid Nabi tersebut, dan sekaligus saya merasa takut tergolong orang yang menyembunyikan ilmu, maka saya kemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan tema di atas, dengan harapan mudah-mudahan Allah mengilhamkan kebenaran kepada semuanya. Amiin.

Sebelum saya nukil dalil-dalil bolehnya memperingati perayaan Maulid Nabi SAW, perkenankan saya menyampaikan beberapa masalah yang cukup penting:

1. Kita berpendapat bahwa bolehlah mengadakan perayaan peringatan Maulid Nabi SAW, dan mendengarkan pembacaan biografi kehidupan Nabi SAW, serta mendengarkan pujian-pujian yang baik tentang keagungan Nabi SAW, demikian juga bolehnya memberi makan kepada sesama muslim, dan menyenangkan hati umat Islam secara umum.

2. Kita tidak mengatakan tentang kesunnahan merayakan peringatan Maulid Nabi SAW itu harus dilakukan pada satu malam tertentu, bahkan kita katakan barang siapa yang meyakini kesunnahan seperti itu, sungguh dia telah terjerumus kepada bid`ah dhalalah, karena menyebut nama Beliau SAW, serta merasa selalu dekat dan terkait dengan Beliau SAW adalah sebuah kewajiban bagi setiap jiwa muslim pada setiap saat, dan sebuah keharusan bagi jiwa setiap muslim memenuhi jiwanya dengan kerinduan kepada Nabi SAW.

Ya benar, pada bulan kelahirannya, sangatlah mudah untuk menyatukan umat, serta mengelorakan kecintaan mereka, sesuai dengan kebiasaan kalangan masyarakat yang mencintai kenangan nostalgia yang baik, maka mereka seakan mampu menghadirkan di hadapan mereka sesuatu yang dulu pernah terjadi, hingga terasa sangat nyata, pada setiap terulang tanggal kejadian yang dimaksudkan.

3. Sesungguhnya ijtima dan perkumpulan untuk memperingati kelahiran Nabi SAW ini, adalah wahana untuk dakwah di jalan Allah, bahkan inilah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakkan oleh para ulama dan da\`i. Maka sudah seharusnya di saat itu pula para ulama dan da\`i untuk mengingatkan dan mengajak umat agar dapat mengikuti Nabi SAW, baik dari segi akhlaq, sopan santun, kepribadian, meniti kehidupan, bermasyarakat, dan urusan ibadah kepada Allah. Hendaklah para ulama dan da\`i selalu menasehati umat dan membimbing mereka menuju ke arah kebaikan dan kebahagiaan, serta mengingatkan mereka agar menjauh dari kemaksiatan, kesesatan, dan menebar fitnah.

Sesungguhnya kita telah melaksanakan semua apa yang tertera di atas itu, dan kita terangkan kepada umat bahwa ijtima` dan perkumpulan peringatan Maulid ini bukan sekedar perkumpulan biasa, namun merupakan wahana yang mempunyai tujuan yang jelas dan baik. Maka barang siapa yang tidak dapat mengambil manfaat untuk kehidupan keagamaannya dari perayaan peringatan Maulid Nabi SAW, sejatinya dia adalah orang yang tidak mendapat suatu kebaikan apapun dari kelahiran Nabi SAW.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Ahmad  - Kota: probolinggo
Tanggal: 7/11/2009
 
pringatan maulid itu dicontohkn oleh Nb.Muhammad Saw. jadi mmpringati klahiran nabi adalah sunnah. jika mrayakan sprti skarang ne adalah bentuk lain. Imam Hasan al Bashri brkata: "andaikata aq mmiliki emas sbesar bukit uhud,maka akn q drmakan smuanya utk pnyelenggaraan pmbacaan maulid rasul"
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami posting untuk pengunjung, mudah-mudahan bermanfaat

2.
Pengirim: Ridwan  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 7/11/2009
 
Pendapat Para Imam dan Muhaddits atas perayaan Maulid sebelumnya perlu saya jelaskan bahwa yg dimaksud Al Hafidh adalah mereka yg telah hafal lebih dari 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, dan yg disebut Hujjatul Islam adalah yg telah hafal 300.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya.
1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
Telah jelas dan kuat riwayat yg sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yg berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata :
hari ini hari ditenggelamkannya Firaun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : kita lebih berhak atas Musa as dari kalian, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yg diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dg pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alquran, maka nikmat apalagi yg melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN
ANUGERAH PADA ORANG ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA (QS Al Imran 164)

2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300), dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun,
dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yg kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lilaalamiin dan membawa Syariah utk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman teman dan saudara saudara, menjamu dg makanan makanan dan yg serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus
mengenai perayaan maulid dengan nama : Husnulmaqshad fii amalilmaulid .

3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) :
Merupakan Bidah hasanah yg mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yg diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dg kelahiran Nabi saw.

4. Pendapat Imamul Qurra Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam kitabnya Urif bittarif Maulidissyariif :
Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah
demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (saw) (shahih Bukhari). maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alquran turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yg gembira atas kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.

5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy
dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
Serupa dg ucapan Imamul Qurra Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab

6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah berkata tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pd malamnya dg berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yg sangat besar.

7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah
dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : ketahuilah salah satu bidah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi saw

8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
dengan karangan maulidnya yg terkenal al aruus juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dg tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yg membacanya serta merayakannya .

9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah
dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyya h juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kpd orang yg menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar.

10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhammad
yg terkenal dg Ibn Dihyah alkalbi dg karangan maulidnya yg bernama Attanwir fi maulid basyir an nadzir

11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dg maulidnya urfu at tarif bi maulid assyarif

12. Imam al Hafidh Ibn Katsir yg karangan kitab maulidnya dikenal dg nama : maulid ibn katsir

13. Imam Al Hafidh Al Iraqy dg maulidnya maurid al hana fi maulid assana

14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy
telah mengarang beberapa maulid : Jaami al astar fi maulid nabi al mukhtar 3 jilid, Al lafad arraiq fi maulid khair al khalaiq, Maurud asshadi fi maulid al hadi.

15. Imam assyakhawiy dg maulidnya al fajr al ulwi fi maulid an nabawi

16. Al allamah al faqih Ali zainal Abidin As syamhudi dg maulidnya al mawarid al haniah fi maulid khairil bariyyah

17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As syaibaniy yg terkenal dg ibn diba
dg maulidnya addibai

18. Imam ibn hajar al haitsami dg maulidnya itmam annimah alal alam bi maulid syayidi waladu adam

19. Imam Ibrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dg nama tuhfa al basyar ala
maulid ibn hajar

20. Al Allamah Ali Al Qari dg maulidnya maurud arrowi fi maulid nabawi

21. Al Allamah al Muhaddits Jafar bin Hasan Al barzanji dg maulidnya yg terkenal maulid barzanji

23. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani dg maulid Al yaman wal isad bi maulid khair al ibad

24. Al Allamah Syeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy dg maulid jawahir an nadmu al badi fi maulid as syafi

25. Imam Ibrahim Assyaibaniy dg maulid al maulid mustofa adnaani

26. Imam Abdulghaniy Annanablisiy dg maulid Al Alam Al Ahmadi fi maulid muhammadi

27. Syihabuddin Al Halwani dg maulid fath al latif fi syarah maulid assyarif

28. Imam Ahmad bin Muhammad Addimyati dg maulid Al Kaukab al azhar alal iqdu al jauhar fi maulid nadi al azhar

29. Asyeikh Ali Attanthowiy dg maulid nur as shofa fi maulid al mustofa

30. As syeikh Muhammad Al maghribi dg maulid at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah.

Tiada satupun para Muhadditsin dan para Imam yg menentang dan melarang hal ini, mengenai beberapa pernyataan pada Imam dan Muhadditsin yg menentang maulid sebagaimana disampaikan oleh kalangan anti maulid,
maka mereka ternyata hanya menggunting dan memotong ucapan para Imam itu, dengan kelicikan yg jelas jelas meniru kelicikan para misionaris dalam menghancurkan Islam. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazakumullah khair, pasti para pengunjung akan senang karena mendapat tambahan ilmu.

3.
Pengirim: setiyawan  - Kota:
Tanggal: 2/1/2010
 
Ass, Wr, Wb. lha iya saya heran dengan orang-2 sekarang, orang yang mencintai rasulullah dianggap bid'ah, orang yang memperingati "sang utusan yang terkasih, SAW" dianggap sesat. Tapi mereka merayakan hari lahir anak-2 mereka, mereka merayakan milad organisasi mereka (he he he).  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ya gitulah, wong masalah khilafiyah furu'iyyah saja kok diperpanjang. Ya sudahlah kita lestarikan ajaran Walisongo saja yaa !

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam