URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 14 users
Total Hari Ini: 338 users
Total Pengunjung: 6224465 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
ISLAM DAN PERSOALAN PERKAWINAN DI BAWAH UMUR KE 3 
Penulis: Yusuf Hanafi [8/12/2009]
 

ISLAM DAN PERSOALAN PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR
(Edisi - 3)

Yusuf Hanafi

Praktik Perkawinan Anak di Bawah Umur (Child Marriage/Early Marriage) di Negara-Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim: Data dan Statistik.

Meskipun definisi pernikahan di bawah umur (child marriage/early marriage) juga diperuntukkan untuk anak lelaki (boys), namun mayoritas anak yang menikah di bawah usia 18 tahun adalah perempuan (girls). Juga, walaupun praktik pernikahan di bawah umur secara global menurun drastis dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, namun kasus-kasusnya masih marak terjadi dalam kelompok masyarakat miskin, baik di negara-negara terbelakang maupun berkembang.

Di Asia Selatan, sekitar 48% (kurang lebih 10 juta) gadis dikawinkan sebelum mencapai usia 18 tahun. Di Afrika, diperoleh angka 42%; sedangkan di Amerika Latin dan Karibia, gadis yang dinikahkan sebelum berusia 18 tahun mencapai 29%. Berikut, statistik yang dilansir oleh UNFPA tahun 2004.

 ICRW pada tahun 2007 merilis rangking negara-negara dengan praktik child marriage tertinggi di seluruh dunia.

Top 20 “Hot Spot” Countries for Child Marriage
Ranking Country Percent Married Younger than 18

1. Niger     76.6
2. Chad     71.5
3. Bangladesh    68.7
4. Mali     65.4
5. Guinea     64.5
6. Central African Republic  57.0
7. Nepal     56.1
8. Mozambique    55.9
9. Uganda    54.1
10. Burkina Faso    51.9
11. India     50.0
12. Ethiopia    49.1
13. Liberia     48.4
14. Yemen     48.4
15. Cameroon    47.2
16. Eritrea     47.0
17. Malawi     46.9
18. Nicaragua    43.3
19. Nigeria     43.3
20. Zambia    42.1

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa angka praktik pernikahan anak di bawah umur di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim sangat tinggi. Memang banyak faktor yang mendorong terjadinya praktik child marriage atau early marriage, mulai dari yang berdimensi sosial, ekonomi hingga budaya.

Namun banyak spekulasi menyebutkan bahwa tingginya angka child marriage (early marriage) di negara-negara Muslim tidak lepas dari faktor teologis—yakni justifikasi doktrin agama atas legalitas praktik tersebut. Dan, dalam konteks ini, pernikahan Nabi SAW dengan ‘Aisyah yang masih “kanak-kanak” dijadikan sebagai model anutan oleh para pemeluk Islam.

Resiko dan Bahaya dari Perkawinan Anak di Bawah Umur:

Mayoritas negara telah mendeklarasikan bahwa usia perkawinan minimal yang dilegalkan (the minimun legal age of marriage) adalah 18 tahun. Kebijakan tersebut merupakan implementasi dari Konvensi Hak Anak yang telah ditetapkan lewat forum Majelis Umum PBB tahun 1989. Meski demikian, diperkirakan lebih dari 100 juta anak akan menikah di bawah umur dalam satu dekade mendatang (Bruce & Clark, 2004). Padahal perkawinan di usia dini (early marriage) mendatangkan banyak resiko dan bahaya, seperti kematian di usia muda (dalam proses persalinan), terjangkit problem kesehatan, hidup dalam lingkaran kemiskinan, dan menderita buta aksara (karena tidak mengenyam pendidikan dasar).

Kehamilan Prematur (Premature Pregnancy)

Anak-anak, secara definitif, belum dewasa baik fisik maupun emosinya. Karena itu, ibu kecil beresiko melahirkan bayi prematur dengan berat badan di bawah rata-rata. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi tersebut karena meningkatnya resiko kerusakan otak dan mental. Bayi yang lahir dengan berat kurang dari normal mempunyai resiko kematian 20 kali lebih besar pada tahun pertamanya dibanding bayi normal.

Kematian Ibu (Maternal Mortality)

Ibu kecil berusia antara 10 – 14 tahun beresiko meninggal dalam proses persalinan 5 kali lebih besar dari wanita dewasa. Persalinan yang berujung pada kematian merupakan faktor paling dominan dalam kematian gadis antara 15 – 19 tahun di seantero dunia (United Nations, 2001). Di Kamerun, Ethiopia, dan Nigeria, kematian ibu muda berusia di bawah 16 tahun itu 6 kali lebih tinggi dari kematian ibu dewasa berusia antara 20 – 24 tahun (UNICEF Innocenti Research Centre, 2001).

 

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam