URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 61 users
Total Pengunjung: 6224162 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
AYOO, KITA MENCINTAI SY. ALI BIN ABI THALIB .. !!! 
Penulis: Pejuang Islam [ 13/10/2017 ]
 
AYOO, KITA MENCINTAI SY. ALI BIN ABI THALIB .. !!!

Luthfi Bashori


Sy. Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rasulullah SAW yang menjadi anak angkat beliau SAW. Jarak usia antara Sy. Ali dengan Rasululah SAW sekitar 29 atau 30 tahun, menurut suatu riwayat, dan kelahiran Sy. Ali hampir sama dengan kelahiran Sy. Ibrahim bin Muhammad putra Rasulullah SAW yang wafat di saat masih kecil.

Jadi keberadaan Sy. Ali dalam rumah tangga Rasulullah SAW itu ibarat pengganti bagi kemangkatan sang putra beliau SAW. Karena itulah Rasululah SAW sangat mencintai Sy. Ali sebagaimana mencintai anak kandungnya sendiri.

Nabi Muhammad SAW, pernah berdoa untuk Sy. Ali RA., “Wahai Allah tetapkanlah lisannya dan bimbinglah hatinya.” (HR. Ahmad dan Hakim).

Sy. Buraidah RA mengemukakan, bahwa Nabi Muhammad SAW, bersabda, “Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk mencintai empat orang dan Allah menggambarkan bahwa Dia mencintai mereka.”

“Wahai Rasulullah, sebutkanlah namanya,” pinta para shahabat.

“Ali salah seorang di antaranya,” sabda Rasulullah SAW mengulangnya sampai tiga kali. Lalu beliau meneruskan, “Abu Dzar, Al-Miqdad, dan Salman.” (HR.At-Tirmidzi  dan Al-Hakim).

Seorang muslim yang mencintai Sy. Ali bin Abi Thalib, pertanda memiliki keimanan yang sempurna, karena mencintai Sy. Ali itu berarti mencintai Rasulullah SAW.

Sebagaimana St. Ummu Salamah RA mengutarakan, bahwa Nabi Muhammad  SAW bersabda, “Barang siapa yang mencintai Ali, berarti ia mencintai aku, dan orang yang mencintai aku berarti mencintai Allah. Siapa saja yang membenci aku, berarti membenci Allah SWT.” (HR. At-Thabarani).

Keistimewaan Sy. Ali bin Abi Thalib RA sangatlah banyak, dan termasuk dari kemuliaannya, beliau RA  ditunjuk sebagai pemegang  Bendera Perang Khaibar.

Sy. Sahal bin Sa’ad RA menceritakan, pada suatu malam sewaktu terjadi Perang Khaibar, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Besok aku akan menyerahkan bendera perang ini kepada seseorang yang di tangannyalah Khaibar akan ditaklukkan. Ia mencintai Allah dan Rasulnya, sebaliknya Allah dan Rasulnya juga mencintainya.”

Ketika pada malam itu para shahabat membicarakan, siapakah gerangan orang yang akan dipercayai oleh Nabi Muhammad SAW untuk memegang bendera perang. Maka pada pagi harinya, mereka saling bergegas menemui beliau SAW dengan harapan akan mendapat kepercayaan memegang bendera itu. Namun Nabi Muhammad SAW bertanya kepada mereka, “Mana Ali ?”

“Ia sedang sakit mata,” jawab para shahabat.

“Panggillah ia kemari,” pinta Rasulullah SAW.

Setelah Sy. Ali RA datang, maka Rasulullah SAW mengusap matanya sambil mendoakan kesembuhan. Seketika itu juga mata Sy. Ali benar-benar sembuh, seakan akan tidak pernah sakit mata. Lalu beliau SAW menyerahkan bendera perang Khaibar itu kepadanya. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ath-Thabarani, dan Ibnu Abi Laila).

Keberadaan umat Islam di dunia ini sejak jaman dahulu hingga kini mayoritasnya berpaham Aswaja atau Asy’ariyah dan Maturidiyah, maka mereka sangat menghormati kedudukan Sy. Ali bin Abi Thalib dalam dunia Islam, namun mereka tidak pernah mengkultuskan Sy. Ali bin Abi Thalib, seperti yang dilakukan oleh kalangan sekte Syiah, apalagi membenci Sy. Ali bin Abi Thalib seperti yang dilakukan oleh kalangan sekte Khawarij alias kaum Nawashib.

Prinsip i’tidal atau seimbang dalam tata cara mencintai keluarga Nabi dan para shahabatnya, Radhiyallahu ‘anhu, adalah menjadi ciri khas bagi kalangan penganut Asya’irah dan Maturidiyah.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam