URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 199 users
Total Pengunjung: 6224311 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BOLEH BERPUASA MEWAKILI MAYIT 
Penulis: Pejuang Islam [ 4/9/2016 ]
 

                                                BOLEH BERPUASA MEWAKILI MAYIT

                                                             Luthfi Bashori

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits yang memberi arti, bahwa ternyata orang yang sudah meninggal dunia dapat mengambil manfaat dari orang yang masih hidup. Contoh kongkrit: Tentunya, jika ada seseorang yang mempunyai hutang puasa Ramadhan selama tiga hari misalnya, maka dia wajib mengqadhaknya pada selain bulan Ramadhan.

Hal semacam ini tidaklah asing bagi umat Islam, khususnya di kalangan ibu-ibu, karena hampir semua kaum wanita mengalami masa haid pada saat datang bulan Ramadhan, dan mereka pun mengqadhaknya pada selain bulan Ramadhan, karena ibu-ibu itu paham dan mengerti, jika hutang puasa itu tidak diqadhak maka sama halnya telah menambah simpanan dosa.

Apalagi mereka juga memahami jika semua amal yang mereka kerjakan adalah kembali kepada diri mereka sendiri. Jika amalan itu positif seperti mengqadhak puasa Ramadhan, maka sama halnya telah menambah pundi-pundi pahala, namun jika negatif seperti sengaja tidak mengqadhak puasa Ramadhan, maka sama halnya telah menambah simpanan dosa. Nah, yang menjadi kendala adalah, bagaimana jika kalangan ibu-ibu atau siapa saja yang mempunyai hutang puasa Ramadhan, namun sebelum sempat mengqadhaknya pada selain bulan Ramadhan, tiba-tiba meninggal dunia.

Alangkah kasihan mereka, apalagi jika yang meninggal dunia itu hakikatnya adalah seorang yang shaleh dan istiqamah, hanya saja tidak dapat mengerjakan kewajiban puasa Ramadhan maupun mengqadhaknya tersebut karena sakit keras.

Di sinilah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dapat memberi solusi terhadap kendala di atas. Yaitu, boehlah seorang yang masih hidup untuk mewakili mengqadhakkan hutang puasa Ramadhan si mayit yang terkena kendala tersebut, dan tentunya pahala puasanya juga diperuntukkan untuk si mayit. Konsekwensi dari keterangan di atas adalah bahwa kirim pahala untuk si mayit ternyata sampai juga kepada orang yang telah meninggal dunia.

Adapun bunyi hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Musim itu adalah : Man maata wa `alaihi shaumun, shaama `anhu waliyyuhu ( Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan mempunyai hutang puasa, maka dapat diwakili mengqadhaknya oleh wali atau keluarganya). Alhamdulillah, ternyata ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi SAW itu tidak kaku khususnya dalam masalah amaliyah furu`iyah. Mudah-mudahan umat Islam yang senang berbuat baik kepada saudara-saudaranya yang telah terdahulu meninggal dunia semakin rajin, antara lain dengan mengirim doa maupun mengirim pahala amalan ibadah semacam pahala puasa, shadaqah, baca surat Yasin, baca dzikir dan sebagainya kepada para ahli kubur. Mumpung sudah tahu hadits shahihnya !

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: nasruddin  - Kota: malang
Tanggal: 25/1/2010
 
ami luthfi yang cakep..........
apabila mayyit di ganggu apkah si mayyit tersebut akan balas dendam
hanya segini amai trimakasih
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Maksud hadits Nabi SAW : Jangan ganggu mayyit agar tidak mengganggumu ! Adakalanya si mayyit memohon kepada Allah agar si pengganggu tidak dirohmati oleh Allah.

2.
Pengirim: ahmad  - Kota: probolinggo
Tanggal: 8/11/2010
 
gerakan pemurnian yang konon mau dilakukan Ibnu Abdul Wahhab itu ternyata hanyalah kebohongan politis yang dikemas dengan sampul keagamaan. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kebohongan apapun bentuknya, adalah sangat negatif dalam pandangan syariat Islam. Harus disudahi lah.

3.
Pengirim: arfi antox  - Kota: kuala lumpur
Tanggal: 8/10/2012
 
assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatu ,,,,
bagaimana mngenai niatnya yg sahih pak kyai,,,??
Terima kasih ,,, 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Misalnya puasa qadha Ramadhan untuk orang tuanya yang sudah wafat dan punya hutang puasa: Nawaitu shauma ghadin liqadhaa-i ramadhaana `an ...... (sebut nama yang diwakili) fardhan lillaahi ta`aala.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam