PEMIMPIN TERBAIK ITU YANG DICINTAI
DAN MENCINTAI RAKYATNYA
Luthfi Bashori
Sy. Auf bin Malik RA mengabarkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, yang mendoakan kebaikan kalian dan kalain doakan kebaikan untuknya, Sedangkan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah orang yang kalian benci dan membenci kalain, serta yang kalain kutuk dan mengutuk kalian.” (HR. Muslim).
Menjadi pemimpin yang baik adalah anugerah dari Allah. Betapa besar jaminan bagi para pemimpin yang adil dan dicintai oleh rakyatnya, serta peduli dengan ajaran agamanya. Karena pemimpin yang demikian itu akan dicintai oleh Allah, serta mendapat janji kedudukan di sorga yang sangat mulia.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang adil adalah seorang yang mengikuti perintah Allah dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya tanpa berlebihan dan tidak pula meremehkan, maka dialah yang termasuk di antara golongan yang mendapatkan perlindungan Allah pada hari Qiamat, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, dan termasuk diantara ahli surga, sebagaimana yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya dari Sy. Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
”Ada tujuh golongan yang Allah beri naungan pada hari kiamat di bawah naungan-Nya dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, seorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri lalu berlinang air matanya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita berkedudukan dan berparas cantik lalu ia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”, seorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikerjakan oleh tangan kanannya.”
Termasuk keutamaan menjadi pemimpin yang sesuai syariat dan adil terhadap kepentingan rakyatnya, adalah tipe pemimpin yang sesuai sabda Rasulullah SAW:
“Penduduk surga ada tiga golongan:
1. Penguasa yang adil, ahli bersedekah dan mendapat taufiq (mengikuti aturan syariat).
2. Seorang yang pengasih, berhati lembut kepada setiap kerabat dan setiap muslim.
3. Seorang yang miskin dan memelihara kehormatannya (merasa cukup dengan apa yang ada), serta memiliki tanggungan keluarga.” (HR. Muslim).
Keberhasilan seorang pemimpin untuk menjadi tauladan yang baik bagi rakyatnya itu, tidak lepas dipengaruhi oleh figur-figur yang menjadi para pendampingnya.
Sy. Abu Sa’id RA memaparkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiada sekali-kali Allah mengutus seorang nabi, dan tiada sekali-kali Dia mengangkat seorang khalifah (pemimpin), kecuali disertai dua (tipe) kawannya. Pertama, kawan yang mengajak kepada hal-hal yang baik dan memberinya semangat untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan tersebut. Kedua, kawan yang mengajaknya kepada hal-hal yang buruk serta memberinya semangat untuk mengerjakannya. Adapun orang yang maksum adalah orang yang dipelihara oleh Allah SWT.” (HR. Al-Bukhari - Muslim).
Kareana itu hendaklah setiap pemimpin muslim yang ingin mendapatkan keutamaan dan kemuliaan hidup baik di dunia maupun di akhirat, hendaklan secara selektif untuk memilih para pembantunya dari kalangan orang-orang yang shalih dalam beribadah dan profesional dalam bidang yang diperlukannya.
Sy. ‘Aisyah RA menuturkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila Allah menghendaki pemimpin menjadi baik, maka Allah akan memberikan kepadanya pembantu yang jujur. Jika pemimpin itu lupa, maka pembantu itu yang akan mengingatkannya. Apabila pemimpin itu tetap ingat (terhadap kewajibannya), maka pembatunya itu akan selalu menolong. Namun, jika Allah menginginkan terhadap pemimpin itu tidak baik, maka akan memberinya pembantu yang jahat. Jika pemimpin itu lupa, pembantu tersebut tidak mau mengingatkannya, dan apabila tetap ingat (terhadap kewajibannya), maka pembantu itu tidak bersedia menolong/mengingatkannya.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Namun termasuk pemimpin yang baik juga adalah pemimpin yang selalu ikut peduli dan berusaha ikut berkecimpung dalam dunia pekerjaan para staf yang membantunya, agar mereka menjadi pelayan masyarakat yang terbaik dalam masa pemerintahannya.
Sy. Amir bin Huraits RA mengutarakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila engkau membantu meringankan pekerjaan para staf atau pelayanmu, maka perbuatanmu tersebut akan menjadi pahala bagi timbangan amalmu di akhirat kelak.” (HR. Abu Ya’la dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).