URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 11 users
Total Hari Ini: 58 users
Total Pengunjung: 6224159 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
KONTRADIKSI AJARAN SYIAH, EDISI 2 
Penulis: Luthfi Bashori [ 4/9/2016 ]
 

                         KONTRADIKSI AJARAN SYI`AH, EDISI-2

                                                 Luthfi Bashori


                                    (Dinukil dari buku karangan Sulaiman Al-kharasyi)




 4. Penulis kitab Nahj al-Balaghah- suatu kitab pegangan di kalangan Syiah- meriwayatkan,  Ali RA menolak menjadi khalifah dan mengatakan: `Tinggalkanlah aku, dan carilah orang selainku`. Ini menunjukkan kebatilan madzhab Syiah. Sebab bagaimana mungkin ia menolak menjadi khalifah, padahal pengangkatannya sebagai imam dan khalifah adalah perintah fardhu dari Allah -menurut kalian- yang harus dituntut dari Abu Bakar seperti yang kalian duga?!

 5. Syiah menyangka bahwa Fatimah RA, darah daging Nabi SWA terpilih, telah dihinakan pada zaman Abu Bakar RA, dipatahkan tulang rusuknya, rumahnya hendak dibakar, dan janinnya yang mereka namakan al-Muhsin digugurkan!

 Timbul pertanyaan:  Dimanakah Ali bin Abi Thalib RA dari semua ini? Mengapa ia tidak menuntut hak istrinya, padahal ia seorang pemberani lagi kuat?!

 6. Kami jumpai banyak para pemuka sahabat berbesan dengan ahli bait Nabi dan menikah dengan mereka, demikian pula sebaliknya. Tak terkecuali Abu Bakar dan Umar, sebagaimana telah disepakati di kalangan ahli sejarah, baik Sunnah maupun Syiah.

 Nabi SAW sendiri:

 Menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar RA
 Menikah dengan Hafsah binti Umar RA
 Menikahkan kedua putrinya (Ruqayyah, kemudian Ummu Kultsum)
dengan khalifah ketiga yang dermawan dan pemalu, Utsman bin Affan RA. karena itu, dia diberi gelar dengan Dzun Nurain.

 Putra Utsman, Abban bin Utsman menikah dengan Ummu Kultsum binti Abdillah bin Jafar bin Abi Thalib.

 Marwan bin Abban bin Utsman menikah dengan Ummu al-Qasim binti al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib.

 Kemudian Zaid bin Amr bin Utsman menikah dengan Sakinah binti al-Husain.
 Abdullah bin Amr bin Utsman menikah dengan Fathimah binti al-Husain bin Ali.


 Kami cukup menyebut tiga khalifah dari kalangan sahabat, bukan para sahabat mulia lainnya yang juga menjalin ikatan pernikahan dengan ahli bait; untuk menjelaskan bahwa mereka mencintai ahli bait. Karena itu, terjadi hubungan pernikahan ini.

Demikian pula kami mendapati bahwa ahli bait menamakan anak-anak mereka dengan nama para sahabat Nabi SAW, sebagaimana disepakati di kalangan ahli sejarah dan ahli hadits, baik Sunnah maupun Syiah.

 Ali RA sendiri, seperti disebutkan dalam sumber-sumber Syiah, menamakan salah seorang anaknya dari istrinya, Laila binti Masud al-Hanzhaliyah, dengan nama Abu Bakar. Ali adalah orang yang pertama menamai anaknya dengan Abu bakar di kalangan bani Hasyim.
 Al-Hasan bin Ali juga menamakan anaknya: Abu Bakar, Abdurrahman, Thalhah dan Ubaidillah.

 Demikian pula al-Hasan bin al-Hasan bin Ali.

 Musa al-Kazhim menamakan putrinya dengan Aisyah.

 Di kalangan ahli bait terdapat orang yang berkunyah dengan Abu Bakar, dan bukan dengan namanya, seperti Zain al-Abidin bin Ali, dan Ali bin Musa (ar-Ridla)
.
 Adapun orang yang menamakan anaknya dengan nama Umar, diantaranya adalah Ali. Ia menamakan anaknya dengan Umar al-Akbar, dan ibunya adalah Ummu Habib binti Rabiah. ia terbunuh di Thaff bersama saudaranya , al-Husain. Anaknya yang lain diberi nama Umar al-Ashghar, dan ibunya adalah ash-Shahba at-Taghlabiyyah. Umar yang terakhir ini diberi umur panjang setelah kematian saudara-saudaranya sehingga ia mewarisi mereka. Al-Hasan bin Ali menamakan kedua anaknya dengan Abu Bakar dan Umar.

 Juga Ali bin al-Husain bin Ali
 Juga Ali Zain al-Abidin
 Juga Musa al-Kazhim
 Juga al-Husain bin Zaid bin Ali
 Juga Ishaq bin al-Hasan bin Ali bin al-Husain, demikian pula al-Hasan bin Ali bin al-Husain bin al- Hasan.

 Selain mereka masih banyak. Tapi kami mencukupkan, sampai disini dari para pendahulu ahli bait, karena khawatir berpanjang kalam.

 Adapun ahli bait yang menamakan putrinya dengan Aisyah, di antaranya adalah Musa al-Kazhim dan Ali al-Hadi.

 Kami cukupkan dengan Abu Bakar dan Umar serta Ummul Mukminin Aisyah RA.


Komentar Pejuang : Kebohongan dan tipu daya kaum Syiah kepada ummat Islam, pasti akan terungkap semakin jelas bagi siapa saja yang dengan jeli menyempatkan diri mempelajari ajaran Syiah dari buku-buku aqidah Syiah yang asli, bukan buku-buku propaganda mereka. Sayangnya, hanya sedikit dari kalangan umat Islam yang bersedia memberikan waktunya untuk bersungguh-sungguh mempelajari perbedaan prinsip antara ajaran Syiah dengan ajaran Islam.

Jika pun ada tokoh yang sudah mengetahui secara dalam tentang perbedaan ajaran Syiah dengan ajaran agama Islam, namun tetap saja membelot ikut kelompok Syiah, atau menjadi simpatisan Syiah, maka tentu karena ada faktor eksternal, seperti adanya kucuran dana yang besar dari negeri uranium Iran, negeri yang sering membagi-bagi angpao kepada para pendukungnya, baik pendukung di bidang politik maupun pandukung bidang penyebaran aqidah Syiahnya. Bahkan segala carapun telah ditempuh oleh Iran untuk mengsukseskan ambisinya serta mendapatkan simpati dunia Islam, termasuk Indonesia, serta mengsukseskan program-programnya.


Coba perhatikan, Jawa pos, 21 Oktober 2009, hal 15 memberitakan bahwa  10 warga Negara Iran (9 orang di antaranya wanita bercadar) ditangkap di bandara Cengkareng karena membawa 50 kg heroin senilai Rp 125 Millyar. Tidakkah ini sebuah pola baru yang dikembangkan oleh kaum Syiah Iran untuk membangun kekuatan finansial, guna mendanai proyek Syiahisasi dan Iranisasi di kalangan umat Islam Indonesia, dengan cara-cara kotor  meracuni generasi muda Islam, agar terbuai oleh kenikmatan semu narkoba.

Jika nantinya generasi muda Islam sudah lemah akal sehatnya, maka proyek Syiahisasipun akan lebih mudah diterima, terutama dengan iming-iming bolehnya mutah (kawin kontrak) sebagai ajaran pemungkas Syiah untuk menggaet para pamuda, dalam membungkus prostitusi perzinaan dengan dalih agama, tentunya hal ini sangat digandrungi oleh kalangan generasi muda, belum lagi kucuran dana yang cukup besar bagi para simpatisan Iran..

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Abdulloh  - Kota: malang
Tanggal: 16/11/2009
 
Alloohu yahdiihim ila sawaa-is sabiil 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Aaaamiiiin !

2.
Pengirim: vivi  - Kota: Medan
Tanggal: 9/9/2013
 
Minta izin bertanya Ustadz : Bagaimana peristiwa yg dialami Sayidah Fathimah RA yg meminta bagian warisan dr harta Nabi SAW dan hasil rampasan perang Khaibar, lalu Abu bakar RA menolaknya dgn berargumen pd sbuah sabda Nabi pula, sehingga atas sikap Abu Bakar RA tsb, akhirnya Fathimah RA murka dan memutuskan hubungan dgn Abu Bakar smpai Fathimah wafat???

Bagaimana Sikap Ahlussunnah (sunni) menanggapi peristiwa ini?? Apakah Fathimah benar seperti itu ???
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kalimat: Akhirnya Fathimah RA murka dan memutuskan hubungan dgn Abu Bakar smpai Fathimah wafat...!

Ini adalah kalimat bohong buatan kaum Syiah untuk memasukkan rasa kebencian umat Islam kepada Sayyidina Abu Bakar.

Ukhti harus tahu, bahwa Siti Fathimah itu sangat faham terhadap ajaran Islam, salah satunya adalah bahwa seorang wanita hukumnya haram berhubungan dengan lelaki yang bukan mahramnya.

Sayyidina Abu Bakar itu termasuk bukan mahramnya Siti Fathimah, jadi setelah Siti Fathimah mendapatkan jawaban syar'i dari Khalifah Abu bakar, dan beliau faham, maka sejak itu Siti Fathimah tidak ada kepentingan lagi untuk bertemu dengan Sy. Abu Bakar, karena memang bukan mahramnya.

Contoh, misalnya ukhti sangat faham terhadap batasan hukum hubungan wanita dan lelaki yang bukan mahramnya, lantas ada yangf bertanya: Mengapa ukhti tidak ngobrol berdua dengan Pak Camat?

Pasti ukhti akan menjawab: Saya tidak ada keperluan dengan Pak Camat, apalagi hukumnya haram karena Pak Camat itu bukan mahramnya.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam