AYOO, ZIARAH KUBURAN ... !
Luthfi Bashori
Umat Islam disunnahkan untuk berziarah kuburan orang-orang yang mereka sayangi semasa hidupnya, bahkan disunnahkan menziarahi kuburan sesama muslim siapa saja figurnya baik yang dikenal maupun yang tidak, tentu dengan lantunan doa yang sekira membawa kebaikan bagi semua pihak.
Sy. Abdullah bin Buraidah RA mengungkapkan bahwa, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dulu aku melarang (kalian) berziarah kubur. Sekarang berziarahlah, karena itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR. Ahmad dan Muslim).
Sy. Abu Mulaikah RA mengatakan bahwa ia pernah bertemu dengan St. ’Aisyah RA yang datang dari perkuburan, maka bertanyalah ia, “Ya Ummul Mukminin, dari manakah engkau?”
“Dari makam kuburan saudaraku, Abdurrahman,” Jawab St. ‘Aisyah RA.
“Bukankah Rasulullah SAW melarang berziarah kubur?” tanya Ibnu Abu Malikah.
St. ‘Aisyah RA menerangkan, “Dulunya dilarang, kemudian diperintah menziarahinya.” (HR. Hakim dan Baihaqi).
St. Aisyah telah mempraktekkan kesunnahan berziarah kuburan saudaranya, sebagaimana tersebut dalam hadits di atas. Sedangkan Nabi Muhammad SAW juga telah mencontohkan praktek berziarah kuburan orang-orang mukmin yang tidak harus dikenal terlebih dahulu namanya, sebagaimana tersebut dalam hadits berikut.
St. ‘Aisyah RA menuturkan bahwa setiap Nabi Muhammad SAW bergilir di rumahnya, pada tengah malam beliau SAW keluar menuju pemakamam Baqi’, kemudian mengucapkan: ‘‘Assalamu’alaikum daara qaumin mukminiin, wa ataakum maa tuu’aduun ghadan muajjaluuna, wa innaa insya Allahu bikum laahqum. Allahummaghfir liahlil baqii’il gharqad.’’
(Artinya: Salam sejahtera semoga terlimpahkan atas kalian wahai penghuni perkampungan kaum mukminin, dan akan diberikan kepada kalian apa yang dijanjikan-Nya pada masa yang telah di tentukan. Sesungguhnya, kami insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah, ampunilah dosa penghuni Baqi’al gharqad). (HR. Muslim).
Di samping beliau SAW telah mencontohkan praktek langsung berziarah kubur, beliau SAW juga mencontohkan bolehnya seorang yang masih hidup untuk berbicara secara langsung kepada penghuni kuburan, serta mendoakan para jenazah. Tentunya apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bukanlah perbuatan yang sia-sia, demikian juga doa yang dilantunkan oleh beliau SAW pasti pahala dan manfaatnya sampai kepada para penghuni kuburan, karena tidak mungkin beliau SAW melakukan sesuatu amalan yang tidak ada gunanya sama sekali.
Dalam riwayat lain, Sy. Buraidah RA menginformasikan, bahwa Nabi Muhammad SAW sering mengajarkan kepada para shahabatnya, agar jika berziarah kubur mereka mengucapkan: ‘’Assalamu’alaikum ahlad diyaari minal mukminiina wal muslimiina, wa innaa insyaa Allahu bikum lahiquun. As-alullaaha lanaa wa lakumul ‘aafiyah.’’
(Artinya: Salam sejahtera semoga terlimpahkan atas kalian wahai penghuni perkampungan orang-orang mukmin dan muslim, dan kami insya Allah akan menyusul kalian. Semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada kami dan kepada kalian.” (HR. Muslim).
Ayoo melestarikan sunnah zairah kubur, jangan sampai punah di telan arus globalisasi, karena setiap orang yang pernah hidup di dunia, pasti suatu saat akan mati dan akan bertempat di makam pekuburan. Nah, di saat itulah semua penghuni kuburan memerlukan bantuan doa dari keluarga dan handai taulannya yang masih hidup.