|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 4 users |
Total Hari Ini: 305 users |
Total Pengunjung: 6224425 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
MENYERTAI SAFARI DAKWAH SANG GURU TERCINTA, ABUYA DR. SAYYID AHMAD BIN MUHAMMAD ALWI ALMALIKI (3) |
Penulis: Pejuang Islam [ 13/7/2017 ] |
|
|
MENYERTAI SAFARI DAKWAH SANG GURU TERCINTA, ABUYA DR. SAYYID AHMAD BIN MUHAMMAD ALWI ALMALIKI (MAKKAH) DI JOHOR BAHRU MALAYSIA - (3)
Luthfi Bashori
ALBAQIYATUS SHALIHAT
(TINGGALAN YANG BAIK)
Abuya Sy. Ahmad Almaliki menerangkan:
Keberadaan para ulama yang menyebarkan ilmu serta mengajarkannya kepada masyarakat, termasuk peninggalan Rasulullah SAW yang sangat berharga.
Banyaknya kitab-kitab syariat Islam yang dicetak dan diterbitkan serta dijual di toko-toko buku, itu pertanda bahwa hakikatnya `kehidupan` Rasulullah SAW masih terus berlangsung hingga kapanpun.
"Hakikatnya para Nabi itu tidak meninggal dalam kuburan mereka"
Bal ahya-un `inda rabbihim yurzaqun (tetapi mereka hidup di hadapan Allah serta diberi rizqi)
Semua kitab yang ditulis oleh para ulama Salaf berdasarkan Alquran dan Hadits, merupakan penjabaran dari dua sumber hukum Islam tersebut, hanya saja cara penyajian antar para ulama itu yang berbeda-beda.
Ada ulama yang lebih konsentrasi mendalami bidang Alquran dengan segala cabang ilmunya, atau Hadits dengan segala cabang ilmunya, atau lebih memilih konsentrasi dalam keilmuan yang terkait ibadah kepada Allah, atau bidang hukum syariat terkait pergaulan di tengah masyarakat, atau konsentrasi dalam bidang kehidupan rumah tangga islami, bahkan ada yang khusus membahas urusan kematian dan sebagainya.
Semua cabang ilmu yang dilestarikan oleh para ulama itu hakikatnya berasal dari ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Adapun kitab-kitab yang keberadaannya itu lestari sejak jaman dahulu hingga kini, atau kitab-kitab yang diterima dengan baik oleh banyak pihak, itu menandakan penulis atau pengarangnya benar-benar ikhlas dan hanya mencari keridhaan Allah SWT.
Contoh yang saya (Abuya Sy. Ahmad Almaliki) ketahui dengan mata kepala sendiri, bahwa salah satu kitab yang ditulis oleh ayah saya, Prof. DR. Sayyid Muhammad Alwi Almaliki yang berjudul Mafahim Yajibu An Tushahhah itu diterima di banyak negara, termasuk di negara Imarat, Kuwait, Amman, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan beberapa negara lain yang dihuni oleh umat Islam.
Kitab Mafahim Yajibu An Tushahhah itu juga telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, hingga manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh umat Islam yang berada di pelbagai negara.
Maka keberadaan kitab yang semacam ini, tentunya pengarangnya adalah seorang yang ikhlas karena Allah, maka Allah pula yang menggerakkan hati orang-orang shalih untuk meresponnya secara positif.
Adapun di antara isi kitab Mafahim adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh umat Islam dalam kehidupan mereka setiap hari.
Contoh kecil, orang yang memerlukan pemahaman tentang perbedaan kedudukan Allah sebagai Dzat yang Maha Pencipta dengan kedudukan Rasulullah SAW sebagai makhluq ciptaan-Nya, maka dibahas dalam satu bab, namanya Bab Maqamul Khaliq wa Maqamul Makhluq.
Ayah saya mencontohkah dalam kitab Mafahim, misalnya sekalipun ada satu kata yang sama untuk menyifati Allah SWT maupun menyifati Rasulullah SAW, namun hakikatnya mempunyai arti yang berbeda karena kedudukannya juga berbeda.
Seperti sifat RAHIM (sayang). Allah memiliki sifat Ghafurun Rahim, Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Rasulullah SAW juga memiliki sifat Raufun Rahim, yang lemah lembut dan penyayang.
Maka sifat Rahim yang dinisbatkan kepada Allah sangat berbeda dengan sifat rahim yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW.
Bahkan kita pun bisa memiliki sifat rahim (sayang), karena Rasulullah SAW memerintahkan kepada umat Islam: Irhamu man fil ardhi yarhamukum man fis samaa` (Sayangilah oleh kalian orang-orang yang ada di bumi, maka para penghuni langit pun akan menyayangi kalian).
Sifat rahim itupun banyak dimiliki oleh umat manusia pada umumnya. Namun tentu berbeda maknawiyahnya dengan sifat Rahim yang dinisbatkan kepada Allah SWT.
Maka lafadz RAHIM itu adalah Lafdzun Musytarak yaitu kata yang bisa digunakan untuk beberapa pihak, sekalipun mempunyai maksud yang berbeda-beda.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|