SEBAIK-BAIK ORANG BERDOSA ADALAH YANG BERTOBAT
Luthfi Bashori
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tentu setiap orang itu pernah melakukan kesalahan kepada Allah, alias berbuat dosa dengan menerjang larangan-Nya. Apalagi hidup di era digital, yang mana hampir setiap orang itu memiliki memiliki alat komunikasi modern, sebut saja TV, HP, jaringan internet dan sebagainya, yang di dalamnya tersedia fasilitas untuk memudahkan pemiliknya terjerumus ke dalam kemaksiatan.
Maka, di antara cara untuk menangkal bertumpuknya dosa dan dosa, yang setiap saat rawan menyelimuti kehidupan setiap orang, maka Nabi Muhammad Saw telah membimbing umat Islam agar banyak bertobat kepafda Allah sebelum ajal menjemput.
Sy. Anas RA memaparkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Semua anak Adam itu banyak salahnya, dan sebaik-baik orang yang banyak salahnya ialah orang yang banyak bertobat.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Hakim).
Terkadang banyak orang yang salah persepsi, tatkala mereka diajak untuk bertobat dari perbuatan dosa yang mereka terlanjur bergelimpangan di dalamnya, mereka mengatakan: “Doakan saja, agar suatu saat kami dapat berhenti dari kemaksiatan ini...!”
Padahal Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik umatku adalah orang-orang yang apabila berbuat dosa, mereka segera bertobat. Jika berbuat baik, mereka gembira. Jika bepergian jauh, mereka memilih meng-qashar (mempersingkat) shalat dan berbuka (tidak) puasa. ” (HR. Thabrani).
Termasuk untuk memudahkan penghapusan dosa, adalah aktif melaksanakan shalat, minimal menjaga shalat fardlu lima waktu. Syukur-syukur jika ingin menambah shalat sunnah seperti sunnah qabliayah, ba’diyah, serta shalat sunah lainnya, maka dosa-dosa itupun akan cepat rontok dari dirinya.
Sy. Abi Bakar Ash-Shiddiq RA menuturkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak seorang pun yang telah melakukan perbuatan dosa, kemudian ia bersuci lalu shalat, melainkan Allah pasti mengampuninya.” (HR. Ashhabus Sunan, dan dihasankan oleh Tirmidzi, dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Orang yang secara sadar ingin segera bertobat dari lumuran dosa kemaksiatan, maka Allah pun akan bergembira menerima kedatangannya, dan Allah akan memberikan bimbingan serta petunjuk agar orang tersebut akan semakin dekat kepada-Nya.
Sy. Abu Hamzah Anas bin Malik Al-Anshari RA mengutarakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah gembira menerima tobat hamba-Nya, melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian ketika kembali menemukan untanya yang telah hilang.” (HR. Bukhari)
Nabi Muhammad SAW adalah seorang hamba yang ma’shum atau selama hidupnya dijaga oleh Allah hingga tidak pernah bermaksiat sekalipun. Namun, beliau SAW senantiasa mohon ampun dengan membaca istighfar kepada Allah, lantas bagaimana dengan orang-orang yang tidak mendapatkan penjagaan dari Allah SWT? Tentu sudah seharusnya lebih giat dan lebih bersungguh-sungguh untuk mendapatkan ampunan dari Allah.
Sy. Abu Hurairah RA menyatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Demi Allah, aku benar-benar meminta ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari).
Bahkan di waktu yang lain, Beliau SAW melebihkan jumlah bacaan istighfarnya itu sebagaimana dalam riwayat Sy. Al Aghar bin Yasar Al Muzanni RA yang mengungkapkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Wahai manusia, bertobatlah kalian kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sungguh setiap hari saya bertobat sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim).