URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 4 users
Total Hari Ini: 305 users
Total Pengunjung: 6224425 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
PARA ULAMA ADA TIGA MACAM  
Penulis: Pejuang Islam [ 21/3/2017 ]
 
PARA ULAMA ADA TIGA MACAM

Luthfi Bashori


Allah ta’ala berfirman:

(إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ )

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Surat Fathir: 28)

Di antara syarat menjadi ulama adalah mendalami ilmu syariat Islam, lantas mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari karena berdasar rasa takut kepada Allah.

Jika ada orang awam yang takut kepada Allah, ahli ibadah dan selalu menjauhi kemunkaran, namun tidak mengerti ilmu syariat kecuali hanya sedikit, maka tidak dapat dikategorikan sebagai ulama, namun termasuk orang awam yang shalih.

Demikian juga jika orang yang mendalami ilmu syariat Islam, untuk jadikan sebagai bahan diskusi namun tidak takut kepada Allah, ia jarang beribadah kecuali hanya kadang-kadang saja dan itupun untuk niat pamer. Tidak peduli terhadap kemunkaran yang ada di depan matanya, bahkan ia sering terjerumus ke dalam kemunkaran itu sendiri dengan melanggar hukum syariat Islam, maka orang semacam ini tidak dapat dikategorikan sebagai ulama.

Jika ia mendapat gelar dari masyarakat sebagai ulama, sesungguhnya ia adalah ulama suu’ (penjahat) yang sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW akan bermunculan di akhir jaman.

Seperti kedudukan hadits maudhu’ (palsu), sekalipun palsu artinya bukan dari sabda Nabi Muhammad SAW, namun tetap disebut sebagai hadits tetapi palsu dan haram hukumnya untuk diriwayatkan. Maka ulama suu’ itu juga tetap disebut sebagai ulama, tetapi yang jahat dan tidak boleh diikuti oleh umat Islam.

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan: “Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah dan benar-benar takut, adalah para ulama yang mereka itu paham betul tentang hakikat Dzat Allah ta’ala, karena ketika pengetahuannya kepada Yang Maha Agung dan Maha Kuasa sudah sempurna dan bekal ilmu mengenal Allah sudah memadai, maka perasaan takut kepada-NYA akan semakin besar.”

Di kalangan para ulama itu ada tingkatan yang berbeda-beda. Seorang ahli tahqiq berkata bahwa ulama ada tiga macam, yakni:

1. Seorang  ulama yang mengenal Allah di dalam hatinya, namun kurang mendalami tentang hukum-hukum yang diturunkan oleh Allah, ia lebih sibuk mendalami rahasia-rahasia Allah, sehingga waktunya tidak sempat untuk mendalami ilmu syariat Islam sebagai bahan berdakwah mengajak umat manusia agar beriman dan bertaqwa kepada Allah.

2. Seorang  ulama yang mendalami hukum-hukum Allah, tetapi kurang mengenal  rahasia tentang Allah, ia lebih dominan mendalami tentang masalah halal dan haram serta ilmu syariat lainnya untuk dijadikan bahan dakwah demi kemashlahatan umat manusia.

3. Seorang ulama yang mendalam ilmu syariat Islam sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah sebagai bahan dakwah, dengan tujuan demi menyelamatkan kepentingan umat manusia, sekaligus mendalami ilmu tentang rahasia Allah, sehingga merasa seakan-akan hatinya selalu hidup bersama Allah.

Yang paling mulai di antara ketiga golongan ini adalah ulama yang merangkap antara mendalami ilmu syariat dan ilmu hakikat yaitu mengenal Allah, ia menyatukan antara alam yang dapat dipikirkan dan alam yang dapat dirasa, ada kala ia bersama  Allah dengan perasaan takutnya, ada kalanya pula ia bersama manusia dengan rasa kasih sayangnya.  Jika ia bergaul dengan manusia, maka bagaikan manusia yang tak pernah mengenal Tuhannya, dan jika sedang  bermunajat kepada Tuhannnya, seolah-olah ia tidak mengenal manusia. Sikap seperti  inilah yang menjadi kehidupan para rasul dan para shidiq.

Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Hendaknya kalian senang bertanya kepada para ulama (akhirat), bergaul baik dengan ahli hukum (syariat) dan senang duduk dengan tokoh-tokoh (pejuang Islam).” (HR. Ad-Darimi)        
                

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam