HENDAKNYA NABI MUHAMMAD SAW LEBIH DIUTAMAKAN
DIBANDING DIRI SENDIRI
Luthfi Bashori
Allah berfirman yang artinya, “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” (Q.S Al-Ahzaab: 6)
Nabi Muhamad SAW bersabda, “Sesungguhnya aku bagi kalian laksana seorang ayah yang selalu mengajari kalian.” (HR. Abu Dawud)
Jaman sekarang sudah banyak umat Islam yang sengaja mengenyampingkan ajaran Rasulullah SAW dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan lebih mengedepankan akal pemikiran mereka sendiri, baik dalam memutuskan suatu masalah keduniaan, bahkan termasuk juga urusan keagamaan.
Padahal, Alquran dan Hadits sudah jelas menerangkan, sudah seharusnya setiap orang yang mengaku beriman kepada Rasulullah SAW, hendaklah menjadikan kehidupan beliau SAW sebagai cerminan untuk diteladani sedapat mungkin.
Dalam kehidupan Rasulullah SAW itu tentu ada banyak hal yang terkait urusan keduniaan, baik yang berupa contoh perilaku, atau berupa sabda terkait satu aturan main yang harus ditaati oleh umat.
Misalnya dalam dunia bisnis, maka saat usia muda beliau SAW adalah seorang manager handal dalam berbisnis, hingga barang dagangannya selalu laku keras dan laris manis melebihi dagangan para saudagar yang jauh lebih senior. Sedangkan contoh yang berupa aturan, maka beliau SAW menyampaikan ayat-ayat haramnya berbisnis yang mengandung riba.
Sedangkan dalam dunia keagamaan, maka sudah pasti kewajiban bagi setiap muslim untuk menjadikan sabda serta amaliyah Rasulullah SAW sebagai rujukan utama di samping Alquran, karena beliau SAW tidak berbicara kecuali berupa wahyu dari Allah, baik berupa ayat-ayat Alquran maupun kepahaman yang langsung Allah berikan kepara beliau SAW hingga tercetus berupa hadits.Â
Dengan menjadikan kehidupan pribadi Rasulullah SAW sebagai cerminan tata cara hidup umat Islam secara sempurna, tentu Allah akan menurunkan solusi rabbani bagi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam banyak hal.
Imam Al-Baihaqi berkata, “Pribadi Nabi bagai seorang ayah bagi seluruh umat Islam dan para istri beliau SAW adalah ibu-ibu mereka. Karena itu umat Islam harus belajar agama dan keduniaan ini dari beliau SAW serta dari para istrinya. Umat Islam wajib menaati beliau SAW beserta para istrinya. Seorang yang menentang beliau SAW dan menentang para istrinya, maka ia akan binasa.
Maksud dari menaati beliau SAW dan para istrinya adalah memandang beliau SAW beserta para istrinya dengan cara pandangan hormat, serta selalu mengucapkan shalawat kepada beliau SAW dan kepada para istrinya sepanjang umur. Juga mencintai beliau SAW serta para istrinya dalam hati dan dengan lisan, serta mengutuk orang-orang yang menyakiti beliau SAW dan para istrinya, karena agama Islam mengharamkan perbuatan seperti itu.”
Lebih jelasnya bahwa kedudukan Nabi Muhammad SAW lebih dari kedudukan ayah dan ibu kandung. Ayah dan ibu kandung itu melahirkan jasad, sedangkan Nabi Muhammad SAW melahirkan hati.