KESABARAN
Majalah Mafahim
Ketika Imam Abdullah bin Abbas ra. Menaiki hewan kendaraannya pada suatu hari, datang kepadanya seseorang dan berkata kepadanya : Semoga Allah memberi pahala yang besar kepadamu wahai ibnu Abbas, anakmu telah meninggal dunia.
Maka Ibnu Abbas turun dari kendaraannya dan shalat dua rakaat. Setelah melakukan shalat, berkata kepadanya laki-laki tersebut : aku heran terhadapmu wahai Ibnu Abbas, aku mengabarkan kepadamu dengan kematian anakmu dan kamu menerima kabar tersebut dengan melakukan shalat?
Maka berkata kepadanya Ibnu Abbas : wahai fulan, tidakkah kamuh membaca firman Allah yang artinya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
PUNCAK KESABARAN
Seorang tabi’in yang bernama Saidina Urwah bin zubair anak dari sayyidah Asma’ bin Abu Bakr Assidiq ra. Tertimpa penyakit kangker pada betis beliau.
Berkata beberapa dokter : wahai Urwah betismu harus dipotong.
Maka Urwah menjawab : aku menerima perkara ini karena Allah dan ridho dengan apa yang ditentukan Nya. Kemudian beliau pergi keruang operasi untuk memotong betisnya.
Berkata beberapa dokter : Kamu harus dibius wahai Urwah agar tidak merasakan sakit tersebut.
Maka Urwah menjawab : aku berlindung kepada Allah dari meminum sesuatu yang akan menghilangkan akalku dari tafakur dalam kebesaran Allah.
Berkata beberapa dokter : Bagaimana kami dapat memotong betismu wahai Urwah.
Maka Urwah menjawab : Ketika aku memasuki shalat dan melakukan takbiratul ihram kemudian duduk untuk tasyahud, maka potonglah betisku, karena sesungguhnya aku ketika itu tidak memikirkan dunia dan dan dalam keadaan bertasbih kepada Allah Yang Maha Agung. Maka Urwah duduk dan setelah beliau melakukan shalat dipotonglah betisnya dan beliau dalam keadaan tasyahud. Setelah salam, beliau dibawa kerumahnya dan darah masih mengalir dari betis tersebut.
Saidina urwah mempunyai dua anak. Ketika beliau duduk bersama orang-orang yang menjenguknya dan betis itu ada didepannya. Tiba-tiba Urwah memanggil anak yang pertama akan tetapi anak tersebut tidak menjawab panggilannya. Maka Urwah berkata “innalilahi wainnalilahi rajiun” dan Urwah berkata tidakkah kalian bertanya kenapa dia tidak menjawab panggilanku? Sesungguhnya dia lebih dahulu di panggil oleh Allah dan tidak menjawab panggilanku. Dan orang-orang yang duduk bersama beliau pergi pada anaknya. Maka mereka menemukan anaknya telah jatuh dari atas tangga kemudian mati. Maka Urwah bertakbir atas kematian anaknya dan beti yang ada didepannya. Beliau bersabar dan setelah itu mereka masuk pada Urwah dan mereka berkata kepada Urwah. Semoga Allah memberikan pahala yang besar atas anakmu yang besar wahai Urwah.
Maka Urwah bin Zubair memegang betis yang terpotong dan berkata Ya Allah engkau telah berikan kepadaku dua betis, Engkau ambil salah satu dari keduanya dan Engkau sisakan yang lain untukku. Maka segala puji bagiMu atas apa yang engkau beri dan aku bersyukur ats apa yang telah Engkau sisakan untukku, dan Engkau berikan aku dua anak, lalu mengambil yang lebih tua dan menyisakan untukku yang lain. Maka segala puji bagiMu atas apa yang engkau beri dan aku bersyukur atas apa yang Engkau sisakan untukku. Kemudian beliau memegang betisnya yang terpotong dan dikafani untuk dikebumikan dan berkata: segala puji bagi Allah, sesungguhnya aku tidak berjalan ketempat yang dimurkai oleh Allah swt.