KEBERANIAN MELAWAN KEKAFIRAN,
TERMASUK MU’JIZAT TERBESAR NABI MUHAMMAD SAW
Luthfi Bashori
Di antara kenabian dan kerasulan Sayyidina Muhammad SAW yang sangat nyata, antara lain ditunjukkan dengan keberadaan mu’jizat yang sangat besar dan fenomenal, yaitu keberanian Beliau SAW secara mandiri dalam melawan kekuasaan dan kekuatan kaum kafir Quraisy secara terang-terangan. Padahal kaum kafir Quraisy saat itu tengah berkuasa dengan kepemimpinan dan kekuasaan yang sangat kuat di tengah masyarakat.
Sebagaimana diketahui dalam sejarah, bahwa saat itu Makkah sedang dikuasai oleh kaum Quraisy yang mayoritas mereka adalah sebagai penganut paganisme seperti menyembah berhala, penyembah api serta penganut kepercayaan lainnya.
Imam Jamaluddin Abu Bakar Al-Khawarizmi rahimahullah berkata:
“Jika ada yang bertanya kepadamu, apa dalilnya bahwa Sayyidina Muhammad SAW adalah seorang rasul (utusan) Allah?”
Maka katakanlah:
“Dalilnya ialah saya mengetahui secara pasti bahwa Sayyidina Muhammad SAW menyatakan dirinya sebagai Nabi di Makkah dan menantang umat manusia dengan kenabiannya itu. Allah menampakkan berbagai mukjizat dan tanda melalui kedua tangannya yang tidak mampu seorang pun mendatangkan seperti itu. Beliau tinggal di Makkah selama 13 tahun dan tidak seorang pun sanggup melawannya.
Di antara tanda-tanda terbesar kenabiannya, Beliau adalah manusia satu-satunya yang muncul, sementara dunia dari timur sampai ke barat penuh dengan kekufuran. Kemudian Beliau berkata:
“Hai sekalian manusia, sesungguhnya agamamu batil dan mazhabmu rusak, sedangkan bakap-bapakmu dan ibu-ibumu berada di neraka. Jika kalian mati dalam keyakinan ini, maka kalian adalah anjing-anjing neraka. Inilah yang saya katakan kepada kalian. Kemudian lakukanlah tipu dayamu semuanya, terhadap aku tanpa memberi penangguhan”.
Namun, tak seorang pun di alam ini mampu menolak dan melawannya. Ini adalah bukti paling kuat atas kebenaran kenabian dan kerasulannya itu, sedangkan kaum (kafir) itu tetap dalam kesesatan”.