URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 64 users
Total Pengunjung: 6224166 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
JADILAH MUSLIM AHLI SHALAT 
Penulis: Pejuang Islam [ 21/2/2017 ]
 
JADILAH MUSLIM AHLI SHALAT

Luthfi Bashori


Allah SWT berfirman:

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari fahisyah (perbuatan keji) dan munkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).

Menurut sebagian ulama, arti fahisyah (perbuatan keji) adalah kemaksiatan yang diinkari oleh syariat (Alquran & Hadits) secara langsung seperti perbuatan zina, mencuri, mabuk dan semacamnya, sedangkan  munkar adalah kemaksiatan selain fahisyah, yaitu yang diinkari oleh akal sehat orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, misalnya perilaku bersinis muka atau bermuram durja terhadap orang-orang yang ahli ibadah; atau memusuhi orang-orang yang berusaha menerapkan syariat dalam kehidupannya; atau memilih teman maupun idola/panutan hidup dari kalangan orang yang memusuhi Allah SWT, Rasulullah SAW serta umat Islam; dan sebagainya.

Kedua macam kemaksiatan ini dapat berkurang bahkan dapat dicegah sama sekali oleh seseorang yang ahli shalat secara sempurna, baik menurut tata caranya secara hukum fiqih, atau kekhusyu’an hati saat menjalankan shalat, serta keistiqamahanya menjaga waktu shalat, hingga hatinya selalu merindukan saat-saat ia menjalankan shalat. 

Sy. Ibnu Mas’ud mengatakan: “Shalat tidaklah bermanfaat, kecuali jika shalat tersebut membuat seseorang menjadi taat (kepada syariat).” (HR. Ahmad dalam kitab Az zuhd, hal. 159).

Bahkan orang yang melaksanakan shalat, lantas shalat tersebut tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, maka sang pelaku akan semakin jauh dari Allah, akibat kelalaian hatinya di saat shalat.

Sy. Abu Hurairah menceritakan, bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi SAW dan mengatakan: “Ada seseorang yang biasa shalat di malam hari namun di pagi hari ia mencuri, bagaimana seperti itu?”

Beliau SAW berkata, “Shalat tersebut (jika dilakukan secara ikhlas/khusyu’, suatu waktu) dapat mencegah apa yang ia katakan/lakukan.” (HR. Ahmad 2: 447)

Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Apabila Allah berkenan memberikan rahmat-Nya kepada seseorang di antara penghuni neraka, maka Allah memerintahkan kepada malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang (pernah) beribadah kepada-Nya. Malaikat mengeluarkan dan mengetahui mereka (pernah beribadah kepada Allah) dari bekas-bekas sujud, dan Allah telah mengaharamkan neraka untuk memakan (kening) bekas sujud. Sesungguhnya, setiap anak Adam itu akan dimakan oleh neraka, kecuali bekas sujud.” (HR. Bukahri dan Muslim).

Bekas sujud yang dimaksud, tidak harus tampak saat di dunia, misalnya dengan hitamnya kening seseorang, namun pengertian ini sangatlah maknawiyah sekali, bahkan tidak harus kasat mata.

Seperti juga seseorang yang ahli dzikir atau ahli baca Alquran lantas dikatakan wajahnya bersinar, ini bukan berarti wajahnya bersinar saat di dunia seperti sinarnya lampu yang menyoroti orang-orang yang memandangnya, namun kelak di akhirat wajahnya akan bersinar hingga dapat membedakan dirinya dengan orang lain yang malas beribadah. Namun, umumnya wajah ahli ibadah itu, enak dan nyaman dipandang oleh kalangan orang-orang yang beriman sejak hidup di dunia.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam