URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 10 users
Total Hari Ini: 59 users
Total Pengunjung: 6224160 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MENJADI HAKIM YANG ADIL, MENURUT SYEIKH SYURAIK 
Penulis: Pejuang Islam [ 7/2/2017 ]
 
MENJADI HAKIM YANG ADIL, MENURUT SYEIKH SYURAIK

Luthfi Bashori


Allah berfirman di dalam Alquran yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. an-Nisa: 135)

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran” (Q.S. an-Nahl: 90)

Dalam hadits disebutkan, dari Sy. Buraidah Radliyallaahu `anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu `alaihi wa Sallam bersabda:

"Hakim itu ada tiga, dua orang di neraka dan seorang lagi di surga. Seorang yang tahu kebenaran dan ia memutuskan dengannya, maka ia di surga; seorang yang tahu kebenaran, namun ia tidak memutuskan dengannya, maka ia di neraka; dan seorang yang tidak tahu kebenaran dan ia memutuskan untuk masyarakat dengan ketidaktahuan, maka ia di neraka." (Riwayat Imam Empat. Hadits, shahih menurut Hakim).

Aturan baku dari dua sumber humum ini, telah dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sebagai pelajaran bagi para hakim pengadil lainnya, oleh seorang pengadil yang sangat adil. Beliau bernama Syekh Qadhi Syuraik bin Abdullah Al-Kufi, yang tugasnya adalah menduduki bangku kehakiman untuk mengadili orang-orang yang bermasalah.

Setiap kali akan menggelar sidang, beliiau selalu mengeluarkan selembar surat dan membacanya sebelum memutuskan perkara, kemudian barulah menangani perkara yang akan diadili.

Apa yang beliau lakukan itu, mengundang keingintahuan salah seorang shahabatnya, apa kira-kira isi lembaran surat yang selalu dibacanya itu sebelum memutuskan perkara.
Ternyata isi suratnya adalah perkataan: “Hai Syuraik bin Abdullah, ingatlah Ash-Shirath (jembatan di akhirat) dan perantaranya. Hai Syuraik, ingatlah tempat berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla.” 

Syeikh Syuraik adalah seorang hakim pengadil yang sangat adil, karena rasa takutkan terhadap ancaman akhirat. Apakah di jaman sekarang masih ada hakim pengadil yang mengamalkan ajaran baik dari Syeikh Syuraik ini?

Keadilan itu dituntut oleh syariat terhadap apa saja tentunya, karena ternyata keadilan dalam mengambil kebijaksanaan itu berimplikasi di akhirat nanti.

Kebijakan yang ada unsur kecurangan, pasti balasannya neraka, dan yang telah berlaku adil dalam mengambil kebijakan sesuai standar syariat akan mendapatkan sorga.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam