TINGGALKAN HAL YANG MERAGUKAN HATI NURANIMU
Luthfi Bashori
Sy. Hasan bin Ali RA mengutarakan bahwa ia senantiasa teringat sabda Nabi Muhammad SAW, “Tinggalkanlah sesuatu yang meragukan, dan kerjakanlah sesuatu yang tidak meragukanmu. “ (HR. Tirmidzi).
Ragu terhadap apa yang akan dilakukan, sering terjadi pada hampir setiap orang. Tentunya yang dimaksud dalam hal ini adalah perilaku yang dapat membahayakan seseorang baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Dalam suatu instansi, seorang pimpinan, terkadang ragu saat memerintah salah satu dari anak buahnya untuk melakukan suatu tugas, apakah anak buahnya itu akan mampu dan jujur atau justru lalai dan berkhianat dalam melaksanakan tugas. Maka saat timbul keraguan semacam ini, hendakklah sang pemimpin itu bertanya kepada hati nuraninya yang paling dalam, apa tetap yakin terhadap anak buahnya yang akan diperintah mengerjakan tugas tersebut? Jika ragu-ragu, maka hendaknya sang pemimpin mencari anak buah yang lain untuk menjalankan tugas tersebut.
Sebaliknya, seringkali pula tejadi seorang anak buah yang justru merasa ragu terhadap tugas yang diberikan kepadanya oleh pimpinan. Karena, adakalnya suatu tugas yang dianggap baik oleh keputusan rapat anggota dalam instansi tersebut, namun dirasakan sangat bertentangan dengan hati naruni sang petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan hasil rapat itu.
Jika hal ini terjadi, maka sebaiknya petugas yang ditunjuk itu hendaklah segera berkoordinasi dengan pihak pimpinan dan menyampaikan uneg-uneg hatinya secara baik-baik, agar sang pemimpin bersedia menganti anak buah yang lainnya untuk bertugas menggantikan dirinya.
Bagaimana jika ada pemaksaan dari pihak pimpinan, atau kebetulan ia sering mendapat tugas yang selalu tidak sesuai dengan hati nuraninya, misalnya karena tugas yang diberikan itu ternyata bertentangan dengan ajaran syariat?
Seorang anak buah yang baik dan bijak, tentu akan mulai berpikir untuk berpindah tempat kerja, walaupun merasa berat meninggalkan tempat kerjanya itu, namun demi kemashlahatan akhirat dan hati nuraninya yang paling dalam, maka tidak ada salahnya mencoba mencari tempat pekerjaan yang lainnya, sekira tugas-tugas di tempat lain itu tidak bertentangan dengan hati nuraninya sebagai seorang muslim.
Sy. Wabishah bin Ma’bad RA bercerita bahwa ia mendatangi Rasulullah SAW. lalu beliau bertanya, “Apakah kamu ingin menanyakan tentang kebaikan?”
“Ya,” jawab Sy. Wabishah.
“Tanyakanlah kepada hatimu sendiri !” Jawab Nabi Muhammad SAW, lantas beliua SAW bersabda, “Kebaikan adalah apa yang membuat jiwa menjadi tenang dan menenteramkan hati. Sebaliknya, dosa (kejahatan) adalah apa yang mengacaukan jiwa dan membuat hati ragu-ragu, walau banyak orang yang mengarahkanmu kepada hal itu”. (HR. Muslim).