IKUTILAH AL-QUR’AN DAN HADITS
Luthfi Bashori
Sy. Abu Ja’far Al-Baqira RA. menjelaskan, setelah Nabi Muhammad SAW membaca, “Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kebajikan.” Lalu beliau bersabda, “Kebajikan (kebaikan) itu, kepatuhan mengikuti Al-Qur’an dan sunnahku.” (HR. Ibnu Mardawaih).
Berpegang teguh artinya membaca, mempelajari, memahami serta mengamalkan Alquran dan Hadits, tentu disertai ilmu yang dapat mengantarkan seseorang untuk dapat mencapai semua itu.
Karena itu, para ulama salaf berbondong-bondong untuk membahas dan menulis segala macam disiplin ilmu sebagai alat untuk memudahkan umat Islam dalam memahami Alquran dan Hadits. Sedangkan hasil dari ijtihad para ulama salaf dalam menyusun ilmu alat inilah yang harus diamalkan oleh umat Islam yang hidup di akhir zaman, tanpa perantara disiplin ilmu para ulama salaf, maka kemungkan seseorang untuk terjerumus dalam kesesatan adalah sangat nyata.
Sy. Ibnu Abbas RA. menceritakan, pada saat melakukan haji Wada’ Rasulullah SAW berkhatbah, “Sesungguhnya aku telah meninggalkan di tengah-tengah kamu sekalian jika kamu sekalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Nabi –Nya.” (HR. Hakim).
Dalam riwayat lain, Sy. Katsir bin Abdullah RA. mendengar dari ayahnya, dan ayahnya mendengar dari kakeknya, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Saya tinggalkan dua perkara yang akan membuat kalian tidak tersesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an), dan sunnah Nabi-Nya (hadits).” (HR. Ibnu Abdil Barri).
Jadi, siapapun yang mengaku dirinya beragama Islam, jika ingin selamat di dunia maupun di akhirat, tiada pilihan lain kecuali harus mengikuti ajaran yang terkandung di dalam Alquran maupun Hadits, sesuai dengan pemahaman para ulama Salaf Aswaja, atau yang lebih mudah dikenal adalah mengikuti amalayah berfiqih dari salah satu madzhab 4 imam, (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali), dan bertauhid mengikuti madzhab Asy’ari dan Maturidi, sedangkan berakhlaq tashawwuf mengikuti Imam Junaid Albaghdadi, Imam Gzazali dan HB. Abdullah bin Alwi Alhaddad.