UMAT ISLAM SEDANG DIUJI
Luthfi Bashori
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Apabila Allah Ta’ala mencintai suatu bangsa, maka Allah menguji mereka. Sehingga siapa saja yang ridha (rela), maka Allah akan meridhainya. Barang siapa yang murka, maka Allah akan memurkainya.”(HR. Tirmidzi).
Banyak kejadian-kejadian di dunia yang dewasa ini seringkali merugikan Islam dan kepentingan umat Islam, seperti terjadinya pembantaian di Rohingya, penistaan agama oleh Gubernur DKI Basuki Cahaya Purnama, dan ketertindasan umat Islam di belahan bumi lainnya.
Setiap umat Islam tentu wajib berkorban untuk membela agamanya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing, namun umat Islam juga harus tetap ridha (rela) tehadap keputusan takdir dari Allah, jika ketentuan-Nya itu ternyata secara dhahir kurang menguntungkan bagi perjuang umat Islam itu sendiri. Karena hanya Allah yang Maha Tahu apa rahasia di balik itu.
Perjuangan umat Islam di era globalisasi ini bukanlah perkara yang ringan, namun cobaan demi cobaan akan selalu datang silh berganti dalam kehidupan umat Islam. Bahkan kedzaliman terhadap umat Islam itupun seringkali datangnya dari kalangan intern umat Islam lemah aqidah, jadi tidak murni kedzaliman terhadap umat Islam itu pasti dari kalangan non muslim. Buktinya tidak jarang orang-orang yang menyandang identitas Islam, justru lebih pro terhadap kedzaliam dari kalangan non muslim daripada membela perjuangan umat Islam.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa berbuat dzalim terhadap saudaranya, hendaknya hari itu juga memohon maaf sebelum datang era dinar atau dirham tidak laku lagi. Jika orang yang berbuat dzalim itu memiliki amal kebajikan, maka akan dikurangi pahalanya sebesar dosa yang diperbuatnya. Apabila dia tidak memiliki kebajikan, maka akan dipikulkan kepadanya sebagian dosa orang yang didzalimi sebagai ganti kedzalimannya.” (HR. Bukhari).
Kesempatan yang baik bagi kalangan muslim yang sedang pro perbuatan makar terhadap umat Islam, yang dilakukan oleh kalangan non muslim dan kaum sekuler, adalah dibukanya pintu tobat selagi belum terlambat hingga mendekati tanggal kematian, seperti kasus Prof Sarlito.
Berkata jujur apa adanya serta adil terrhadap umat Ismlam, termasuk bentuk pertobatan yang saat ini perlu digalakkkan di berbagai tempat, karena ketidak jujuran dan ketidak adilan itu termasuk sumberr fitnah dan cobaan yang sangat menyakitkan umat Islam.
Sy. Ubaidah bin Shamit RA menjelaskan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jaminlah untukku enam masalah dari diri kamu, niscaya aku akan menjamin surga untukmu. Yakni berkata jujur, menepati janji, menyampaikan amanat bila mendapat kepercayaan, memelihara kemaluan, memejamkan penglihatan dari hal yang diharamkan, menahan tangan (dari mencuri).” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Hakim).