ALANGKAH HINA DAN NISTA PENENTANG ALLAH DAN RASUL-NYA
Luthfi Bashori
Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang yang mukmin.” (QS. Al-Munafiqun: 8).
Sebagaimana kemuliaan itu adalah sifat orang-orang mukmin, begitu pula kehinaan adalah akhlak orang kafir dan orang munafik. Allah SWT berfirman yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang hina.” (QS. Mujadilah: 20).
Perilaku menentang Allah dan Rasul-Nya, dapat menimbulkan kehinaan dan kenistaan yang sangat besar, baik di dunia terlebih di akhirat nanti, sedangkan setiap orang mukmin itu tidak boleh menghinakan dirinya sendiri.
Kemuliaan yang seharusnya dimiliki oleh orang mukmin itu, bisa terwujud dengan cara memusatkan perhatian mereka kepada Allah, yaitu selalu berniat ibadah kepada Allah dalam setiap gerakan, bathinan dan dhahiran, hingga hati mereka merasa tenang dengan-Nya serta percaya sepenuhnya kepada-Nya. Inilah kemuliaan yang diberikan Allah kepada para hamba-Nya yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Sedangkan kehinaan dan kenistaan seseorang itu saat ia menentang perintah Allah dan Rasuls-Nya serta melanggar larangan-Nya, baik itu dalam bentuk kekafiran, kemunafikan atau kefasikan.
Termasuk kehinaan dan kenistaan adalah jika seseorang itu membela kekafiran dalam segala bentuk, karena kekafiran itu adalah musuh Allah dan Rasul-Nya selama-lamanya, baik di dunia terlebih di akhirat nanti.