Imam Syafi’i, RA berkata kepada Yunus bin Abdul A’la, “Andaikata engkau berusaha sekuat tenaga ingin menyenangkan semua orang, maka tidak ada jalan bagimu. Maka ikhlaskan amal dan niatmu karena Allah SWT.”

Dengan perkataan itu, Imam Syafi’i telah menunjukkan bahwa mengharap kesenangan dan keridhaan dari semua orang, adalah suatu hal yang mustahil untuk diraih.

Umumnya, jika engkau berusaha meyenangkan satu orang dengan niat baikkmu, maka akan muncul sepuluh orang yang memusuhimu. Jika engkau berniat menyenangkan sepuluh orang, maka seratus orang yang menampakkan kontra dengan keputusanmu, demikian dan seterusnya.

Namun,  jika engkau tinggalkan semua orang, lantas engkau hanya berusaha menyenangkan Allah SWT, yaitu dengan cara beramal dan berjuang untuk mencari keridhaan-Nya, niscaya Dia-lah yang akan mencukupi segala urusanmu dan mengabulkan semua harapanmu.

Berjuang menegakkan syariat Islam di NKRI, demi mengatur semua lini kehidupan umat yang sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya serta ijtihad para ulama, pasti ada pihak-pihak yang mendukung, seperti para aktifis muslim yang taat syariat dan kontra maksiat. Namun jangan heran jika akan bermunculan pula pihak-pihak yang rajin menolaknya, bahkan hingga menyerang pribadi para pejuang syariat, misalnya orang-orang kafir non muslim, kaum munafiq, para pelaku kemaksiatan dan kaum sekuler liberal sekalipun mengantongi KTP Islam.

Karena upaya memuaskan seluruh masyarakat Indonesia itu pasti tidak akan bisa terwujud, maka yang terpenting bagi  para pejuang syariat, haruslah tetap istiqamah memperjuangkan pemberlakuan syariat Islam secara konstitusiaonal di NKRI, namun disertai dengan hati yang ikhlas dan semata-mata hanya mencari keridhaan Allah dan Rasul-Nya.