JANGAN MENCERITAKAN MIMPI PRIBADI KEPADA PUBLIK
Luthfi Bashori
Setiap orang pastilah pernah mengalami mimpi dalam tidurnya. Adakalanya mimpi baik, namun ada pula mimpi buruk. Mimpi yang baik yang dalam istilah agama adalah rukyah shalihah, datangnya dari Allah SWT. Mimpi yang baik itu akan menggembirakan hati dan tidak menipu. Orang yang bermimpi baik itu hendaklah tidak menceritakan mimpinya kepada semua orang, namun boleh menceritakannya kepada orang alim, atau orang shalih yang sekira dapat membimbingnya kepada hal-hal yang lebih bermanfaat.
Sebaliknya, mimpi yang buruk itu datangnya dari setan, yaitu mimpi yang menyebabkan hati merasa gunda dan ketakutan. Mimpi burukpun hendaklah tidak diceritakan kepada semua orang, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW.
Sy. Jabir RA mengisahkan bahwa ada seorang Arab dari desa, menghadap kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Ya Rasulullah, dalam tidurku aku bermimpi kepalaku dipenggal hingga menggelinding. Lalu aku mengikutinya kemana perginya. Bagaimana itu?”
Rasulullah SAW bersabda,”Janganlah engkau menceritakan kepada orang lain permainan setan denganmu ketika kamu tidur itu.”
Sy. Jabir menerangkan, sesudah itu ia mendengar Nabi SAW berkhutbah kepada para shahabat, “Janganlah kalian menceritakan permainan setan dengannya ketika tidur.” (HR. Muslim).
Sedangkan untuk solusi bagi orang yang bermimpi buruk, maka Rasulullah SAW telah mengajarkannya sebagai berikut:
Sy. Jabir RA mengemukakan Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian bermimpi dengan mimpi yang tidak disukainya, maka hendaklah ia meludah ke kiri tiga kali, kemudian berlindung kepada Allah dari gangguan setan, tiga kali. Setelah itu hendaklah ia mengubah posisi tidurnya dari posisi sebelumnya.” (HR. Muslim).