JANGAN BIARKAN TETANGGA KELAPARAN
Luthfi Bashori
Selalu peduli terhadap kemashlahatan lingkungan yang ditempati, termasuk sifat yang sangat mulia bagi penduduk perkampungan. Entah itu keperdulian terhadap masalah keamanan, atau kebersihan, atau guyupnya hubungan antar warga, dan sebagainya.
Bahkan dalam syariatpun ditekankan agar setiap penduduk di suatu perkampungan itu hendaklah selalu memperhatikan terhadap kondisi tetangga kanan kirinya, barangkali ada di antara mereka yang sangat membutuhkan bantuan atau uluran tangannya.
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda, ”Tidakkahlah beriman kepada Allah dan hari akhir, siapa yang bermalam dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya lapar.”
Kelaparan perut seorang tetangga bagi orang kaya itu adalah ganjalan tersendiri bagi lancar tidaknya untuk masuk sorga. Jika si kaya tidak peduli terhadap kondisi tetangganya yang miskin, maka sulit baginya untuk dapat masuk sorga.
Disebutkan dalam hadits, ”Sesungguhnya tetangga yang miskin berpegang pada tetangganya yang kaya pada hari kiamat dan berkata, ‘Ya Rabb, tanyailah orang kaya ini, mengapa ia tidak berbuat kebaikan kepadaku dan menutup pintunya di hadapanku?’
Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa ia berkata, ’Tanyailah orang ini mengapa ia bermalam dalam keadaan kenyang, sedangkan aku bermalam di sampingnya dalam keadaan lapar?”
Ternyata urusan perut tetangga itu di akhirat nanti, adalah ikut menjadi tanggung jawab bagi setiap penduduk kampung yang ekonominya lebih mapan. Mengabaikan kondisi tetangga hingga ada yang kelaparan, termasuk beresiko besar bagi setiap orang.
Di antara riwayat yang sesuai dengan hadits ini adalah sabda Rasulullah SAW, beliau mengatakan kepada Usamah bin Zaid dalam wasiatnya, ”Hai Usamah, waspadalah terhadap setiap jiwa yang lapar yang mengadukanmu di sisi Allah, karena Allah berfirman, ’Tidaklah beriman pada-Ku siapa yang bermalam dalam keadaan kenyang sementara tetangganya lapar di sampingnya.”