MALAIKAT TIDAK MEMASUKI RUMAH YANG ADA ANJINGNYA
Luthfi Bashori
Tidak jarang di kalangan masyarakat modern dewasa ini yang mendirikan perkumpulan untuk menjalin persahabatan sesama penghobi sesuatu yang mereka pandang unik dan bermakna bagi diri mereka, misalnya mendirikan club penyayang binatang.
Club-club semacam itu, sah-sah saja selagi tidak bertentangan dengan hukum syariat maupun norma-norma kemasyarakatan.
Namun sayangnya, terkadang di antara umat Islam penggemar dunia binatang, ada yang salah dalam memilih hewan peliharaannya untuk dijadikan hiburan baik di rumahnya maupun di komunitas clubnya. Di antara salah pilih yang dimaksud itu adalah memilih anjing sebagai hewan kesayangannya.
Menurut madzhab Syafi’i yang dianut oleh mayoritas umat Islam Indonesia, bahwa air liur anjing itu hukumnya najis mughalladhah, dan sesuatu yang terkena najis mughalladhah itu cara mensucikannya adalah wajib dibasuh dengan air bersih 7 kali, dan salah satunya wajib dicampur dengan debu/tanah.
Misalnya pada basuhan ke 3 dibasuh dengan air yang dicampur debu/tanah, sedangkan selebihnya dicuci dengan aair bersih.
Demikian juga, jika anggota tubuh anjing itu ada yang basah, lantas tersentuh sesuatu, atau ada sesuatu yang basah lantas tersentuh tubuh anjing, maka sesuatu tersebut menjadi najis mughalladhah.
Jadi betapa sulitnya orang yang memelihara anjing, dan sekaligus ingin menjadi orang yang taat ibadah. Belum lagi jika ditinjau dari sisi yang lain, tentang keburukan dan ketidakpatutan seorang muslim yang memelihara anjing.
St. ‘Aisyah RA menuturkan bahwa Malaikat Jibril mengunjungi Rasulullah SAW pada suatu waktu yang telah di tentukan. Saat waktu itu tiba, ternyata Jibril tidak datang juga. Ketika itu Rasulullah SAW memegang tongkat, lalu beliau meletakkannya sambil bersabda, “Allah dan Rasul-Nya tidak menyalahi janji.”
Namun, pada saat menengok ke kamar, terlihat oleh beliau SAW ada seekor anak anjing kecil berada di kolong tempat tidur. “Hai ‘Aisyah, sejak kapan anak anjing itu masuk ke sana?”
“Demi Allah, aku tidak tahu,” Jawab St. ‘Aisyah RA.
Lalu Rasulullah SAW menyuruh untuk mengeluarkan anak anjing itu. Beberapa lama setelah anak anjing itu dikeluarkan, maka datanglah malaikat Jibril.
“Engkau berjanji akan datang pada waktu yang telah di tentukan. Aku telah menunggu-nunggu, tetapi kau tak kunjung tiba,” ucap Rasulullah menyambut kedatangan Jibril.
Malaikat Jibril menjawab, “Aku terhalang oleh anjing dalam rumah engkau. Kami (para malaikat) tidak mau memasuki rumah yang di situ terdapat anjing dan patung gambar hewan.” (HR. Muslim).