PRO KEMAKSIATAN ITU MAKSIAT
Luthfi Bashori
Banyak sekali dari kalangan umat Islam, yang saat ini kurang peduli terhadap maraknya kemaksiatan dan pelanggaran syariat di tengah umat Islam, sekalipun dilakukan di depan matanya, namun cenderung untuk mendiamkannya.
Padahal seseorang yang sekalipun tidak ikut berbuat maksiat, namun tidak peduli dan membiarkan kemaksiatan itu terus berjalan, tanpa ada ingkar sedikitpun dalam hatinya, maka sejatinya iapun ikut mendapatkan dosa dari kemaksiatan yang dibiarkan bebas merajalela di tengah masyarakat.
Sahabat Ibnu Mas’ud berkata, “Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka siapa yang menyaksikannya dan membencinya, ia pun seperti orang yang jauh darinya. Dan siapa yang jauh darinya dan menyetujuinya, ia pun seperti orang yang menyaksikannya.”
Betapa berat hakikat tanggungjawab umat Islam kepada Allah, karena salah satu kewajiban setiap manusia di muka bumi itu adalah menjadi khalifah, yang bertugas mengatur kemaslahatan kehidupan duniawi untuk menuju kehidupan ukhrawi yang jauh lebih baik.
Umat Islam yang beriman bahwa setelah hidup di dunia yang bersifat sementara, pasti ada kehidupan yang lebih abadi setelah kematian, yaitu kehidupan akhirat. Karena itu, setiap muslim wajib berusaha dan mencari cara yang terbaik untuk dapat meraih kebaikan hidup di akhirat nanti, misalnya dengan memperbanyak berbuat amal kebajikan, dan berusaha meninggalkan kemaksiatan, serta ikut memerangi kemaksiatan yang berkembang di tengah masyarakat, atau minimal ikut mengingkarinya.
Syekh Atha’ Al-Khurasani berkata bahwa Rasulullah SAW berabda, “Akan datang kepada manusia suatu masa dimana hati orang mukmin meleleh di dalam perutnya, seperti garam meleleh di dalam air.”
Ada shahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, apa yang menyebabkan terjadi hal itu?”
Nabi SAW lalu menjawab, “Ia melihat orang lain berbuat kemungkaran, tetapi ia tidak dapat mengubahnya.”
Dari sini diketahui, betapa pentingnya bagi setiap pribadi muslim untuk ikut andil dalam bernahi mungkar sesuai ajaran syariat, demi mendapatkan balasan pahala di akhirat naniti yang lebih sempurna.