URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 59 users
Total Pengunjung: 6224160 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HINDARI MAKANAN & MINUMAN HARAM 
Penulis: Pejuang Islam [ 8/8/2016 ]
 
HINDARI MAKANAN & MINUMAN HARAM

Luthfi Bashori


Jaman sekarang rasanya sangat susah untuk memilah-milah, mana makanan dan minuman yang benar-benar halal dan makanan yang diragukan kehalalannya. Dalam perjalanan hidup seseorang itu, pasti ada saat-saat tertentu yang dirinya tidak dapat mengetahui status hukum terhadap makanan atau minuman yang ia konsumsi. Baik itu yang ia beli dari toko atau yang diberi oleh orang lain, maupun yang disuguhkan oleh seseorang kepadanya saat bertamu atau saat menghadiri undangan.

Dalam pegaulan manusia di era globalisasi dan kemodernan semacam saat ini, yang mana segala sesuatu tak terkecuali makanan dan minuman, maka hampir semua produk yang dihasilkan itu sudah dikemas dalam bentuk instan, dan masyarakat pun tidak mampu lagi untuk menolaknya.

Padahal, dengan  kemasan instan, maka makanan dan minuman yang beredar bebas di masyarakat itu tidak dapat dijamin kehalalannya. Apalagi banyak di antara produsen makanan dan minuman yang nakal, hingga berani memalsukan stempel halal milik MUI pada kemasan produknya, sekalipun MUI sendiri tidak mengeluarkan sertifikat halal untuk makanan atau minuman tersebut.

Di sisi lain, berapa banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap status makanan dan minuman yang mereka konsumsi, yang penting bagi mereka harga terjangkau dan rasanya sedap, maka sudaah dianggap cukup. Kira-kira begitulah gambaran yang sering terjadi.
Kondisi semacam ini sangat kontras jika dibandingkan dengan sikap tokoh-tokoh Islam terdahulu, saat mereka menyadari bahwa apa yang mereka konsumsi itu hukumnya meragukan, sebagaimana yang terjadi pada Sy. Abu Bakar RA.

Sy. ‘Aisyah RA menuturkan, bahwa Sy. Abu Bakar RA mempunyai seorang budak laki-laki yang juga bekerja di luar. Terkadang Sy. Abu Bakar memakan sebagian makanan yang disediakan oleh budak tersebut. Suatu hari budak tersebut membawa makanan, lalu Sy. Abu Bakar memakannya sedikit.

“Tahukah Tuan apakah ini?” tanya budaknya menunjuk pada makanan yang telah dimakan sedikit oleh Sy. Abu Bakar.

“Sebenarnya apakah itu?” Sy. Abu Bakar balik bertanya.

“Pada zaman Jahiliyah dulu, aku pernah mendukuni seseorang, dan tiadalah aku melakukan perdukunan itu melainkan hanya tipu daya,” ungkap budak laki-laki tersebut. “Lalu orang itu datang kepadaku dan memberikan kepadaku semua makanan ini, termasuk yang tuan makan tadi.”

Seketika itu juga Sy. Abu Bakar memasukan jemarinya ke dalam tenggorokannya, sebagai upaya untuk memuntahkan makanan yang telah masuk ke dalam perutnya.” (HR. Bukhari)

Sy. Abu Hurairah RA menyatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, dan hanya mau menerima yang baik. Dan sungguh Allah menyuruh orang-orang seperti yang diperintahkan kepada para Rasul sebagaimana Firman-Nya, ‘Wahai para Rasul, makanlah yang baik-baik dan beramal salehlah. Sesungguhnya apa saja yang kamu lakukan, Aku Maha Mengetahui.’  Dan Firman-Nya, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan kepadamu.”

Kemudian Nabi SAW menceritakan tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan panjang. Rambutnya kusut penuh debu, dan tangannya menengadah ke langit seraya berdoa, “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku,” namun pakaiannya haram, minumannya haram.

Pakaiannya yang di pakai itu haram dan yang makanan dimasukkan ke dalam perutnya pun haram, lantas bagaimana mungkin doanya akan di kabulkan dalam keadaan seperti itu?” (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Barangkali banyakmya problematika umat Islam baik di Indonesia maupun di belahan bumi lainnya, yang terasa masih sulit untuk dituntaskan, adalah akibat banyaknya umat Islam mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak jelas halal haramnya, hingga doa umat Islam demi kesejahteraan hidup mereka, masih belum banyak yang dikabulkan oleh Allah.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam